18. Olahraga

865 98 6
                                    

•••

"Yang, kamu lari pagi aja udah capek banget kan kemarin, masa mau ikut nge-gym?"

Ohm harus menghela nafasnya berkali-kali karna permintaan kekasihnya untuk ikut nge-gym bersamanya dengan alasan "Kata Chimon aku gendut."

Bukankah bagus? Ia bahkan terlihat jauh lebih manis saat tubuhnya berisi—kata Ohm. (Kata saya juga)

"Kenapa? Gak boleh ya? Atau di gym kamu punya cowok lain ya? Yang badannya bagus, gak kayak aku."

Kalau sudah begini Ohm jadi kelimpungan sendiri, "Enggak gitu maksudku, aku cuma takut kamunya kecapekan aja."

"Nanti kalau kamu sakit gimana?" Sambung Ohm, dia menangkup wajah kesayangannya dan menatapnya dengan tatapan lembut.

"Kan kalau sakit ada kamu yang urusin." Ohm tersenyum kecut, dia hanya mengangguk menanggapi perkataan Nanon barusan.

"Boleh ya?" Nanon memohon dengan kedua tangan yang ia kepalkan didepan wajahnya.

"Tapi jangan yang berat-berat ya?" Nanon mengangguk antusias dan langsung menyeret Ohm keluar rumah.

Ohm hanya pasrah mengikuti kemauan kekasih manisnya itu, entahlah akan jadi seperti apa di tempat gym nanti.

•••

Sesampainya mereka di salah satu gym tempat biasa Ohm berolahraga membentuk tubuhnya, baru satu langkah masuk Ohm langsung di sambut suitan-suitan oleh teman-teman gym-nya.

"Siapa tuh, manis banget."

"Kiw manis."

"Berisik kalian!" Ketus Ohm, dia menyembunyikan Nanon dibelakang tubuhnya dan menatap tajam teman-temannya yang menggoda Nanon tadi.

"Pawangnya ngamuk guys!" Ucap salah satu seorang pria bertubuh tinggi atletis yang sedang beristirahat.

Semuanya tertawa kecuali Ohm dan Nanon, mereka sangat akrab biasanya tapi karna acara goda menggoda kekasihnya Ohm jadi kesal sendiri.

"Jangan cemburu, salah sendiri punya pacar manis." Bisik Nanon pelan wajahnya terlihat sangat meledek Ohm.

"Nyesel aku bawa kamu kesini, tau gitu ngurung kamu di kamar aja seharian."

Nanon tertawa kecil, menurut Nanon melihat Ohm yang posesif adalah hal yang lucu sekaligus menyeramkan.

Lucunya ia bisa melihat wajah marah, dan seramnya adalah ketika dirinya dan Ohm sudah sampai dirumah.

"Aku mau treadmill ya Paw." Ohm mengangguk pelan, dia langsung menggandeng tangan Nanon menuju alat treadmill.

"Santai Ohm, gak bakal kita ambil kok."

"Ya kalau kalian berani, tau sendiri lah ya akibatnya." Riuh terdengar setelah Ohm mengucapkan kata-katanya tadi, ia menjadi sangat posesif jika menyangkut kesayangannya.

"Udah eh! Becanda doang mereka."

"Kamu sih! Jadi orang gemesin banget."

Nanon memperlihatkan dimple manisnya dan mulai berjalan pelan diatas treadmill.

Ohm tidak bisa mengalihkan pandangannya dari Nanon, ia takut jika sedetik saja ia memalingkan pandangannya kekasihnya itu akan dicuri oleh hewan-hewan buas yang sedang menatap si manis sedari tadi.

Ya, padahal orang-orang disana juga biasa saja namun Ohm lah yang terlalu berlebihan dengan sifat posesifnya.

"Pelan-pelan aja." Tegur Ohm saat Nanon mulai menambah kecepatannya, sementara yang di tegur hanya menjulurkan lidahnya kepada Ohm.

"Kamu gak angkat beban yang berat-berat itu?" Nanon menunjuk salah satu alat angkat beban yang ada disana, Ohm menggeleng, mana bisa ia meninggalkan Nanon-nya seorang diri.

"Kalau capek bilang ya." Ucap Ohm, dia tak melakukan apapun hanya memperhatikan Nanon sedari tadi enggan untuk ikut berolahraga biasanya saat masuk gym Ohm adalah orang yang paling bersemangat.

Pria itu sangat menyukai olahraga namun entahlah sekarang apa yang terjadi pada jiwa-jiwa semangat berolahraganya.

Bermacam alat Nanon coba, wajahnya terlihat sedikit pucat dan juga lelah namun saat Ohm memintanya untuk berhenti Nanon justru menolak.




Orang-orang disana mulai pulang satu persatu hanya tinggal Ohm dan Nanon yang berada disana.

"Hei, udah yuk?"

Tubuh Nanon mulai sering oleng untung ada Ohm yang sigap menangkapnya.

Ohm mengangkat tubuh Nanon dengan paksa, sementara Nanon sudah sulit untuk sekedar memberontak.

"Udahan ya kamu capek banget ini, kita pulang."

Sampai di mobil Ohm mendudukkan Nanon di pangkuannya sambil menyetir, agak sulit tapi Ohm bisa melakukannya hingga sampailah mereka dirumah.

Nanon tertidur dalam pangkuan Ohm, wajahnya pucat. Ini yang Ohm khawatirkan, benar saja kan?

"Gak peduli kamu gendut, kurus atau apapun itu yang penting kamu sehat itu jauh lebih baik, daripada harus ngeliat kamu kayak gini."

"Paw.."

"Ssshh, bobok aja ya." Ohm mengelus punggung si manis, dia tidak langsung keluar mobil dan masuk kedalam rumah ia menunggu Nanon untuk lebih lelap lagi barulah setelahnya ia keluar dari mobilnya.








Sampai dikamar keduanya, Ohm merebahkan tubuh kesayangannya di kasur dengan sepelan mungkin agar si manis tidak terganggu dalam tidurnya.

"Kebanyakan gaul sama Chimon sih."









Di sisi Chimon, "Kamu kenapa babe?"

"Ini kayaknya ada yang ngomongin aku deh kak."

•••

To be continued.

•••

Saya lagi males update nih, hehe.

Soon kayaknya bakal ada cerita baru lagi deh..

KAYAKNYA LOH YAA..

Jadi makin males update deh saya,

Becanda sayang.

Don't forget to Vote ya babe..

—je

Home || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang