•••
"Kamu beneran gak mau ikut?"
Ohm berulang kali menanyakan pertanyaan yang sama hingga membuat Nanon harus menghela nafasnya dan menatap jengah Ohm.
"Lagian kamu juga cuma sebentar kan? Ngapain aku ikut."
Nanon menangkup pipi Ohm dan meniup wajah pria itu setelahnya ia tertawa kecil melihat ekspresi lucu Ohm.
"Nakal."
Ohm memajukan tubuhnya, menarik pinggang Nanon agar mendekat, membawa pria manis itu kedalam pelukannya.
"Jangan keluar rumah jauh-jauh kalau tanpa aku, oke sayang?"
Kali ini Ohm yang menangkup kedua pipi yang sekarang mulai berisi milik Nanon, sedikit menekannya gemas.
Hati Ohm mengatakan akan terjadi hal yang buruk, itu sebabnya dia menjadi sangat-sangat khawatir saat akan meninggalkan si manisnya ini sendirian.
Ya meskipun tidak benar-benar sendirian karna ada Jayden si anjing kecil kesayangan mereka yang menemani Nanon, tapi ya tetap saja Ohm adalah Ohm.
"Aku pergi ya? Ingat apa yang aku bilang?"
"Ingat Paw, gak boleh keluar rumah jauh-jauh kalau gak sama kamu, bener?" Ucap si manis dengan senyum paling manis yang membuat Ohm ingin tertahan saja dirumah, seharian.
"Manis banget tunangannya siapa sih?"
"Tunangannya Ohm Pawat paling ganteng sedunia."
Ohm tertawa, berusaha menahan dirinya untuk tidak menggigit pipi Nanon saat itu juga.
Nanon maju selangkah, dia membenarkan dasi Ohm yang agak miring karna gerakan abstrak Ohm sedari tadi.
Setelah rapi dia menepuk dada Ohm pelan dan memberi satu kecupan pada pipi kanan pria itu.
"Ini nya enggak?" Nanon menggeleng sebagai jawaban saat Ohm menunjuk-nunjuk bibirnya sendiri.
Ohm memasang wajah pura-pura cemberutnya, dan Nanon tertawa melihatnya karna wajah Ohm bukan seperti orang ngambek malah jadi terlihat lucu.
"Udah ah, sana berangkat gih nanti telat loh rapatnya."
"Kamu beneran gak mau ikut?"
"Paww!"
Ohm hanya tertawa seraya mengusak rambut si manis, menarik tengkuk Nanon dan mencium bibir pria dihadapannya dengan lembut.
Setelah dirasa sudah cukup lama Nanon mendorong pelan tubuh Ohm dan tersenyum manis setelahnya, menggeret pria itu menuju pintu utama agar segera berangkat saat itu juga.
"Kamu pemimpin perusahaannya, masa telat mulu sih?"
"Ya biarin, kan yang gaji mereka aku."
Nanon memutar bola matanya malas memilih untuk tidak melanjutkan kata-katanya lagi, ia mendorong Ohm menuju garasi rumah mereka, masuk ke salah satu mobil yang Nanon ambil kuncinya tadi.
Ohm menghela nafas dan mulai menyalakan mobilnya, dia menurunkan jendela mobil agar bisa melihat Nanon yang saat ini sedang tersenyum padanya.
"Seneng kamu ya?"
"Kamu yang bilang sendiri kalau itu rapat penting."
"Iya yaudah aku berangkat dulu, kamu kalau keluar rumah jangan jauh-jauh, oke sayang?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home || OhmNanon
Teen FictionTentang keseharian Ohm Nanon, Dari yang sedih sampai yang gemes-gemes. Warn! Bxb area. Homophobic jauh-jauh ya, ini bukan lapak kalian!