•••Pagi ini Nanon sudah bersiap dengan celemeknya yang membalut tubuh kurusnya, memasukkan setiap bumbu dan bahan pada wajan penggorengan.
Wajahnya sangat amat serius hingga tak sadar seseorang sudah berdiri di belakangnya dengan senyum jahil.
"Sayang~" Ohm memeluk Nanon dari belakang sepertinya ini menjadi kebiasaan barunya semenjak tinggal bersama Nanon.
Menjahili pria manis itu adalah hobinya, seperti sekarang ini contohnya dia mulai menggelitik leher Nanon dengan deru nafasnya yang membuat si empunya menggeliat kegelian.
"Ingin aku pukul atau apa? Menyingkir dari sini dan duduk saja dimeja makan." Nanon menyikut perut kotak-kotak yang tidak memakai sehelai benang itu dengan pelan.
"Baiklah sayangku, jadi apa menu sarapan kali ini?"
"Omelet dengan penuh cinta untuk seseorang yang sangat amat aku cintai."
"Ah, sepertinya sangat enak."
"Tentu saja karna aku yang memasak, jika kau yang memasak baru tidak enak." Celetuk Nanon sambil menoleh dengan wajah meledek.
Ohm hanya menyunggingkan senyumnya mendengar ucapan Nanon, dia pun segera duduk di meja makan dan memilih memperhatikan kekasih manisnya memasak dengan telaten.
"Oh iya sayang, apa hari ini ada jadwal kelas? Kalau gak ada mending ikut aja ke kantorku."
"Sebenarnya enggak ada sih, tapi apa tidak apa-apa aku ikut?"
Nanon dengan cekatan merapihkan piring-piring, menaruhnya di meja makan, menyiapkan makanan untuk prianya yang sudah duduk dengan tenang.
"Lebih bagus kalau kamu ikut, jadi aku lebih mudah pantau kamu."
"Baiklah tuan, aku akan ikut denganmu oke?" Nanon tersenyum sangat manis pagi itu, membuat darah Ohm berdesir melihatnya.
•••
"Ganti bajumu, ini tidak bagus." Ohm memasang wajah cemberutnya melihat penampilan Nanon,
Sebenarnya tidak jelek atau tidak bagus seperti yang Ohm bilang, tapi itu sangat lucu dan manis.
Bagaimana tidak? Nanon menggunakan hoodie berwarna biru langit yang terlihat kebesaran ditubuhnya dan ia juga menggunakan jeans selutut.
"Ish! Tapi ini sudah terlihat sangat bagus."
"Ayolah sayang, aku tidak ingin berbagi."
"Lalu aku harus pakai apa? Pakai baju compang-camping begitu?" Nanon menghela nafasnya lelah dengan sifat posesif Ohm yang satu ini.
"Ya sudah, tapi jangan tersenyum pada siapapun kecuali padaku, mengerti?"
Ohm menepuk-nepuk pelan kepala Nanon, sementara Nanon hanya mengangguk dengan senyum tanggung.
Dengan bergandengan tangan mereka berdua keluar dari apartemen, menuju lobby dan parkiran.
Diluar sedikit gerimis, pagi itu matahari enggan memunculkan dirinya dan menyinari bumi, hingga membuat cuaca pagi itu agak dingin.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan di kantormu?" Tanya Nanon saat mobil itu mulai meninggalkan parkiran apartemen.
Ohm terlihat memikir dan fokus terhadap jalanan yang agak sepi pagi itu.
"Mau membeli kertas origami?" Tawar Ohm pada Nanon yang tadinya fokus melihat jalanan kini menoleh kearahnya.
"Boleh, apa nanti rapatnya lama?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Home || OhmNanon
Teen FictionTentang keseharian Ohm Nanon, Dari yang sedih sampai yang gemes-gemes. Warn! Bxb area. Homophobic jauh-jauh ya, ini bukan lapak kalian!