2. Pindah

1.7K 162 7
                                    

Setelah kejadian kemarin, akhirnya Nanon memutuskan untuk tinggal bersama Ohm, awalnya dia menolak namun Ohm terus menerus memaksanya dengan berbagai alasan.

Nanon hanya pasrah percuma juga jika ia menolak, Ohm adalah orang yang keras kepala.

'Halo yang? Aku didepan rumah kamu nih'

"Bentar aku lagi beres-beres barang yang mau dibawa"

'Keluar dulu, aku juga mau ikutan bantuin' Nanon terkekeh, dia kemudian meninggalkan kardus yang sedari tadi ia pegang dan turun menemui Ohm.

Setelah acara jemput Ohm di bawah, keduanya memasuki rumah itu, di ruang tamu terdapat saudara tiri Nanon yang sedang menatap keduanya, Ohm yang juga kebetulan melihatnya mengacungkan jari tengahnya dan memandang datar saudara tiri Nanon itu.

"Ayo yang cepetan, aku muak banget dirumah ini" Cetus Ohm yang dihadiahi dengusan oleh Nanon.

Keduanya memasuki kamar yang sudah lama ini Nanon tempati, semuanya rapih hanya ada beberapa kotak yang berserakan yang akan Nanon bawa nanti.

"Iiii si embul gemes banget"

"Iiii si embul gemes banget"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

(Yang diliat Pawat)

"Apasih, balikin sini!" Ohm tersenyun jahil, dan mengangkat tinggi-tinggi foto masa kecil Nanon.

"Kamu masih imut tau Non-

Tapi udah ga embul lagi, nanti pas kita serumah kamu harus makan yang banyak ya? Biar embul lagi"

"Berisik kamu ah, tadi nyuruh aku cepetan sekarang kamu malah becanda, ayo bantuin aku!" Ohm menggigit bibirnya sendiri lantaran gemas dengan Nanon.

Bahkan Nanon hanya berbicara, dan tidak melakukan hal imut apapun, huft dasar Ohm Bucin Pawat.

Selesai mengepak semua barang yang akan dibawa, Nanon dan Ohm segera pergi dari rumah itu tanpa berpamitan pada orang rumah

Padahal tadi saudara tiri Nanon sempat berteriak memanggil Nanon, namun mereka berdua menulikan telinganya.



"Aku beneran gak papa tinggal disini?" Nanon masih enggan sebenarnya, ia tidak mau menjadi beban untuk kekasihnya itu.

Ya, padahal Ohm suka-suka saja, namanya juga cinta mati.

"Kamu udah 10kali nanyain hal yang sama hari ini, emang aku kelihatan keberatan kamu tinggal disini?"

"Ya engga.."

"Terus? Aku kan udah bilang sayang, kamu itu pacar aku, aku pacar kamu, aku gak mungkin ngebiarin kamu terus tinggal dalam neraka itu"

"Udah, kamu gak perlu mikirin apa-apa, aku bakal jagain kamu, aku bakal bahagiain kamu."

Nanon hanya tersenyum melihat perlakuan Ohm, dia benar-benar merasa menjadi manusia paling beruntung karna memiliki seorang Ohm Pawat.

"Eh yang, aku lupa belum nyiapin semua keperluan kamu, gimana kalau kita ke supermarket?"

"Boleh, sama beli isi kulkas ya? Kamu punya kulkas doang tapi gak ada isinya, buang-buang listrik"

"Hehehe, yaudah kan sekarang ada kamu, jadi kamu yang atur aja, oke sayangku?"

"Hm"

Mereka berangkat ke supermarket terdekat, dan belanja semua keperluan mereka berdua.

"Beli aja apa yang mau kamu beli" Nanon mengangguk, dan berjalan lebih dulu sementara Ohm mendorong troli untuk belanjaan mereka.

Setelah acara berbelanja keperluan keduanya pun pulang, dan merapihkan semua barang-barang yang Nanon bawa sambil sesekali bercanda.

Ohm kelelahan sehingga ia tertidur saat merapihkan meja ruang tamu, posisinya duduk, tangannya ia pakai untuk menyangga kepalanya.

"Paw kamu lihat- astaga anak ini" Nanon menghampiri Ohm yang sudah pulas, dilihatnya wajah tenang milik kekasihnya, tetap tampan meskipun sedang tidur seperti ini.

"Makasih ya sayang, maaf ngerepotin kamu" Ucap Nanon sambil mengelus kepala Ohm dengan tulus, Ohm yang entah sedang mimpi apa tiba-tiba tersenyum yang membuat Nanon ikut tersenyum.

-

Hai! Kalau ada kritik dan saran boleh komen yaa! Don't forget to vote. Thank u for reading~

Home || OhmNanonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang