Ditengah gelapnya malam Nanon berlari tak tahu arah, nafasnya terengah dia merasakan seluruh tubuhnya terasa sakit namun ia tetap paksakan untuk terus berlari menghindari seseorang yang saat ini tengah mengejarnya.
Tiba-tiba saja jalan yang tadinya penuh dengan pohon-pohon besar kini buntu, Nanon terpojok matanya memerah dia menangis entah karna ketakutan atau karna seluruh tubuhnya terasa menyakitkan.
Dia berulangkali menyebutkan nama seseorang yang selama ini menjadi tempat bernaungnya didalam hati, berharap seseorang itu datang sekarang dan menyelamatkannya.
"Kau tidak akan bisa lari dariku lagi, hahaha." Suara itu terdengar lagi, Nanon memundurkan langkahnya dengan tubuh gemetar.
"Bisakah kau melepaskanku? Ku mohon.."
"Kau takut sayang?" Sosok itu perlahan muncul dari kegelapan, dengan smirknya yang bagi Nanon itu menakutkan.
"Ku mohon jangan sakiti aku lagi, aku ingin bahagia!"
Ya, Harit. Pria itu lagi,
Nanon meringis kesakitan setelah Harit mencekik lehernya membuat Nanon mulai kesulitan bernafas, dia ingin berontak tapi saat ini tubuhnya sangat lemah, tubuhnya sakit."Ugh, lepaskan.."
"NANON!" Teriakan dari Ohm membuat Nanon tersadar, ternyata ia hanya bermimpi
Nanon menatap Ohm yang juga sedang menatapnya khawatir, Ohm memeluk Nanon dengan erat mengelus punggung pria manisnya dan merapalkan kata-kata yang membuat Nanon sedikit tenang.
"It's okay babe, i'm here"
"H—Harit"
"Ssshhh, hanya ada Ohm tidak ada Harit." Ohm menangkup wajah Nanon untuk menatap matanya meyakinkan bahwa semuanya baik-baik saja.
"Ayo kembali tidur, hm?"
Nanon menggeleng, air matanya masih terus mengalir ia kembali memeluk Ohm dan menangis dalam pelukan Ohm.
Cukup lama Nanon menangis, Ohm berusaha menenangkan belahan jiwanya dengan mengelus punggung pria itu dan sesekali mengecup kening Nanon.
"Sudah ya? Ayo, aku buatkan teh hangat untukmu ya"
"Tapi gak mau bobo lagi"
"Baik, baik. Kita menonton film saja sampai pagi, setuju?"
"Ung"
Ohm tersenyum, kemudian menggendong Nanon untuk keluar dari kamar mereka. Dia menurunkan Nanon di sofa ruang untuk menonton dan kemudian pergi untuk mengambil semua yang Nanon butuhkan.
Setelah mengambil semua yang Nanon butuhkan, Ohm kembali ke ruangan dimana Nanon berada, melihat kekasihnya meringkuk dengan bahu yang bergetar tanda pria itu mulai menangis lagi.
"Babe, udah dong nangisnya, kasihan kamunya capek.." Ohm mengelus rambut Nanon dengan sayang, Nanon berbalik menatap Ohm mengalungkan tangannya pada leher Ohm dan memeluk pria itu.
"Jangan hilang, Nanon gak mau sendiri" Gumam Nanon di ceruk leher Ohm,
Ohm menangkup lagi kedua pipi yang mulai berisi itu dikecupnya kedua pipi Nanon mencium kening Nanon lumayan lama, dan terakhir bibir manis kekasihnya.
"Aku disini, tidak akan pergi, dan akan selalu bersamamu"
Ohm membenarkan posisi Nanon dan memposisikan dirinya disamping Nanon, sekali lagi mereka berpelukan dengan sangat erat sama-sama tidak ingin kehilangan.
"Minum tehnya dulu ya? Mau menonton apa?"
Tidak ada jawaban dari si manis, Ohm tersenyum saat melihat Nanon sudah memejamkan matanya bahkan sebelum meminum teh yang ia buat tadi.
Memeluk lagi kekasihnya dan keduanya berakhir tidur di sofa malam itu.
••
Pukul 9 pagi, kedua insan itu belum juga bangun dari tidur nyenyaknya. Doakan saja supaya tubuh keduanya tidak terasa sakit saat bangun nanti.
Ohm mulai membuka matanya, dia bangun lebih dulu kali ini. Semalam juga ia beberapa kali terbangun karna Nanon mengiggau dalam tidurnya.
"Gimana bisa dia terlihat imut, cantik dan tampan secara bersamaan bahkan saat tidur seperti ini?"
"Apakah dia benar-benar kekasihku?" Ohm menggumamkan pertanyaan-pertanyaan itu pada dirinya sendiri, dia memperhatikan wajah kekasihnya dengan seksama dan berujar dalam hati 'sangat indah ciptaan Tuhan yang satu ini.'
"Hng.." Nanon terusik dalam tidurnya karna ulah Ohm yang tidak bisa menahan gemasnya, ia mengecup seluruh wajah pria manis dihadapannya itu hingga membuat empunya membuka mata.
"Morning sayang." Sapa Ohm saat melihat mata Nanon sudah terbuka sepenuhnya.
"Morning Pawpaw." Nanon menyapanya balik dengan senyuman manisnya yang memperlihatkan dimple manisnya, membuat Ohm berteriak didalam hatinya.
"Kamu oke sayang?" Tanya Ohm yang dibalas anggukan oleh Nanon, Ohm sedikit mengangkat wajahnya dan mencium bibir lembut Nanon dengan penuh cinta.
Ohm merasa dirinya telah gila karna cintanya pada Nanon, Nanon selalu bisa membuatnya jatuh cinta setiap hari padanya.
Tautan bibir keduanya terlepas, Ohm menarik Nanon kedalam pangkuannya menelusupkan wajahnya pada ceruk leher Nanon dan menghirup aroma khas milik Nanon.
"Wangi banget sih, gemes kayak bayi."
Nanon tertawa, dia memeluk kepala pria besarnya itu dan menggoyang-goyangkan tubuh keduanya kekanan dan kekiri.
"Makasih ya.."
"Buat apa sayang?" Tanya Ohm yang masih tidak memindahkan wajahnya dari ceruk leher Nanon.
"Udah nemenin aku semalam."
"Sudah kewajiban ku, benar?"
"Ung, aku tidak akan bisa hidup jika tanpamu."
"Begitu juga aku, sayang."
——
To be continued.
——
Hello guys! Adakah yang kangen aku? Wkwkwk
Terima kasih sudah membaca!
Jangan lupa tinggalin vote ya..
KAMU SEDANG MEMBACA
Home || OhmNanon
Teen FictionTentang keseharian Ohm Nanon, Dari yang sedih sampai yang gemes-gemes. Warn! Bxb area. Homophobic jauh-jauh ya, ini bukan lapak kalian!