EPS 12

1.6K 161 6
                                    

Happy Reading
.

.

.

Jangan lupa komentar di jalan ceritanya
.

.

.




Setelah sepulang dari rumah sakit, Sakura mengunjungi rumah Yamanaka Ino. Sesekali merintis merasakan sakit di kedua payudaranya.

Sakura mengetuk pelan pintu sang sahabat. Suara teriakan kecil menyuruhnya masuk, tanpa segan Sakura membuka pintu menampakan sang sahabat sedang memasak.

" Ohayo." Ucap Sakura.

" Ohayooo juga Sakura, tumben sekali kau datang kemari? " Tanya sang sahabat.

Sakura mendudukan diri setelah memasukan diirnya ke dalam rumah sang sahabat tepatnya di dalam ruangan memasak yaitu dapur.

" Aku bosan di rumah, mengurus anak orang lain. " Balas Sakura, tangan kanan mengambil teko untuk ia tuangkan ke gelas lalu menegukan nya sambiri menatap Ino.

" Kau bosan mengurus anak? Bagaimana jika anak mu di perlakukan seperti itu." Ino merangkul Sakura, menatap wajah sayu sang sahabat.

" Ck. Tentu saja marah! Kau ini bertanya tidak jelas. " Sakura mencubit pipi sang sahabat cukup keras " Bagaimana tidak marah, anaknya masuk UGD ibu angkatnya bermain disini " Kekehnya kecil.

" Hm.. Kau benar, tapi kau keterlaluan bukan? Sarada membutuhkan mu."

Sakura meletakan gelas di depan wajah Ino " Kau ini mementingkan anak itu atau misi kita?"

" Tentu saja, tapi misi kita hanya membunuh mereka bukan anaknya, Sakura."

Sakura menggeleng " Kau tau prinsip ku apa? Jika kita mendapatkan misi bersangkut paut dengan orang itu, kita harus membunuhnya termasuk Sarada."

" Kau yakin? "

Sakura mengangguk, tersenyum pahit entah apa yang di rasakan setelah mengatakan hal tersebut. Sesekali memukul wajahnya yang mulai kacau.

Memori itu terus berputar bagaikan kincir angin yang ingin menerjang dirinya secarahidup - hidup.

" Hey! Sakura kau tak apa? "

Raut wajah Ino berubah sangat khawatir tentang sahabatnya yang sempat memukuli wajahnya.

" Ino, katakan kepada ku.. Apa aku salah mengatakan hal itu? "

" Hm.. Kau tidak salah Sakura, mungkin itu prinsip mu untuk bertahan hidup."

Emerald manik hijau sebelumnya yang terlihat menajam berubah sedikit memerah dan berair " Ada apa dengan diriku? " Tanya Sakura lagi" Di sini sakit.." Tunjuknya di dalam dadanya yang di mana hatinya teriris.

" Apa aku bersalah mengambil keputusan?"

" Kau sudah gila,Sakura. Kurangi obsesimu dengan misi." Ujar Ino sang sahabat tanpa mempedulikan dramatis Sakura yang nampak annoying.

" Tapi ino, semenjak aku memiliki hubungan dengan Sasuke anaknya— Seolah memiliki ikatan kuat dengan ku."

" Hm? " Ino menoleh.

" Aku sangat yakin, setiap melihat wajah Sarada seperti ada memori di otak ku yang seolah itu ilang."

" Kau aneh, Sakura." Balas Ino.

Ino membasuh wajahnya yang nampak lelah di wastafel terdekat, setelah membasuh mengambil handuk kecil yang menggantung.

" Setelah ini Garra, akan datang melancarkan misi kita untuk membunuh tuan yamet."

" Apa aku ikut? "

" Tentu saja."

****

Sudah pukul 2 siang Uchiha Sakura belum kunjung datang ke mansion. Sasuke mendudukan diri di dekat Sarada, menatap malang ke arah buah hatinya yang dimana kantong mata Sarada membengkak antara menangis dan demam.

" Sabar ya sayang, mama pasti akan pulang." Sasuke mengecup kening Sarada yang mulai terbiasa tidur tanpa Sakura.

Hela nafas cukup untuk Uchiha Sasuke di sisi lain dirinya ingin mengerjakan proposal kantor yang akan ia kerjakan untuk rapat perdana nanti.

Dirinya merasa percuma setelah menikahi Sakura, jika terus begini. Anak kesayangannya Uchiha Sarada di lantaran, kemungkinan dia akan memutuskan perceraian mungkin dan memisahkan Sakura dengan Sarada? Mungkin itu akan terjadi.

" Sarada.." Suara beritone tersebut membuyarkan pikiran Sasuke.

" Ngapain kau kemari? " Tanya Sasuke langsung bergegas menghalangi wanita tersebut.

" Tentu saja menemui Sarada" Ucap wanita tersebut.

Sasuke bergerak cepat menghadang wanita bersurai pirang tersebut untuk mendekat ke arah Sarada " Ck! Jangan menggangu, Sarada tidak membutuhkan mu."

" Kenapa? Ada apa? Bukannya aku calon istrimu beserta ibu untuk Sarada"

" Sarada sudah memiliki ibu kandung."

.

.

.

" GERSSSH! BERLARI!! " Teriakan Samaran dari wanita pirang untuk pria bertato di dahi.

" SABAR!! " Pria bertati tersebut menendang pria berjas yang akan menjadi mangsa.

Sakura yang berada di atas gedung merintis sakit di setujur payudaranya, rasanya seperti berdegung, nyeri bahkan terasa sakit.

" Bertahan ya Sarada, mama mu ini sedang berjuang menghabisi manusia jahat." Ucap Sakura sebagai penguat, snapper yang sudah siap untuk membidik peluru berjalan menuju orang yang siap untuk di tembak.

DUAR!!

Suara tembakan yang sudah di peredamkan, sedikit terdengar oleh Garra dan Ino sebagai pancingan. Sesekali memberikan jempol untuk yang di atas Uchiha Sakura, di balas dengan senyuman simpul.

"Nice baby! "

— T B C —

PRESDIR UCHIHA CORP { END } Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang