- Hujan-hujanan

158 24 0
                                    

Maaf typo soalnya ga di koreksi lagi.


Setelah sholat selesai mereka laksanakan, kini mereka bertujuh sudah mengiyakan ajakan haekal sebelum nya.

Mereka sedang bermain hujan dengan senang nya seperti anak kecil di tengah paping, sedangkan erga dan bian hanya diam menatap mereka berlima dari depan kelas.

Sedang tak ingin basah terkena air.

Mereka melakukan itu tentu saja atas izin dari si ketua kamar alias mas juan rafizqy tersayang, dengan syarat jika mereka sakit mas juan tak mau tanggung jawab.

Mereka iya saja, toh walaupun mas juan berkata seperti itu ia akan tetap mengurus mereka jika setelah ini sakit.

"Seneng banget kayanya liat mereka maen ujan gitu, disamber gledek aku ketawain paling kenceng" ucap bian melihat mereka bermain.

"Kamu kenapa ga ikut ga?" tanya nya pada erga.

Erga menggedikan bahunya, "Males aja si ian" jawabnya.

Setelah itu mereka kembali memperhatikan kelima temannya. Jika dihitung, mereka sudah bermain hampir setengah jam lebih. Erga yakin mereka akan sakit setelah ini, erga tertawa dalam hati menertawakan bagaimana muka masam mas juan ketika merawat mereka nanti.

Belum lama bian dan erga memperhatikan teman-temannya, datang seseorang sembari membawa sedikit jajanan duduk disamping erga.

"Ngapain?" tanya pemuda itu seraya menawarkan makanan nya kepada dua orang disamping nya.

"Ngawasin mereka" balas erga mencomot makanan yang ditawarkan.

"Kaya anak kecil aja pake diawasin segala" ujar pemuda itu lagi.

"Tingkah mereka kan emang kaya anak mkkb alias masa kecil kurang bahagia" kali ini bian ikut berbicara.

"Kamu ga mau ikutan fi?"

Si pemuda yang dipanggil fi itu menggeleng, ia tak suka basah-basahan lagi pula "Aku ga suka ujan."

"Loh? sejak kapan kamu ga suka ujan fi? kayanya waktu itu kamu pernah maen ujan-ujan deh sama javin" heran erga.

'Fi' mengkerut kan keningnya bingung, ni erga pelupa apa gimana dah perasaan waktu itu dia pernah cerita ke erga.

"Kahfi emang ga suka ujan kali ga, kamu aja yang lupaan" timpal bian menjawab.

Erga memegang kepala nya sembari membulat kan mulut nya, "aku lupa hehe" cengir nya.

Bian juga pemuda yang bernama Kahfi itu mengangkat bahunya acuh, erga kan ingatan nya emang kaya orang 80 tahunan, alias pikunan.

Mereka bertiga kini diam sembari menonton acara kejar-kejaran javin juga haekal ditemani dengan jajanan yang tadi dibawa kahfi.

Sedangkan mereka berlima,

"HAEKAL GAUSAH NYIRAM-NYIRAM!" geram javin karna sedari tadi haekal terus menyirami nya.

"KAMU DARI AWAL EMANG UDAH BASAH KALII, NGAPAIN MARAH" teriak haekal ditengah hujan agar terdengar oleh javin.

"BEDAA YA HAEKAL!"

"KAMU NYIRAM NYA PAKE AER YANG DIBAWAH, KOTOR!!" balasnya tak kalah keras.

Bukannya berhenti atau takut, haekal justru kembali menyiram javin menggunakan air yang sudah ia kumpulkan menggunakan botol aqua gelas.

Javin yang mendapat siraman tepat diwajahnya itu langsung melangkahkan kaki untuk mengejar si pemuda Alvaro.

Berbeda dengan mereka yang kejar-kejaran dibawah hujan seperti film India berbeda juga dengan shaka juga samudra yang tengah berdiam diri dibawah air Pancur yang turun dari atas genteng.

Dua Bulan Zafari [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang