- Benar-benar tertunda

127 15 0
                                    

Serius deh, pohon kelengkeng itu kecil atau gede si? tapi kalo aku liat didepan sd aku itu pohonnya gede, atau beda-beda ukuran nya?

Anw maaf untuk typonya.

Setelah dua saudara kembar ini sampai dirumah, disinilah mereka berdua berada. Di mall bersama sang ibunda tercinta, mencari beberapa baju untuk keduanya atau lebih tepatnya untuk sang anak bungsu.

Jendral maupun erga membawa masing-masing belanjaan sang bunda, membuntuti kemanapun bunda pergi.

"Kalian kaya bodyguard nya bunda" bunda berucap dengan sedikit kekehan.

"Bunda capee" keluh erga pada akhirnya.

Pasalnya mereka sudah hampir memasuki semua toko baju yang ada, kaki keduanya sudah tak kuat lagi jika harus terus berjalan.

"Bentar ya sayang, ini terakhir" ujar sang bunda membujuk.

Memasuki toko tersebut dengan langkah luntai nya, jendral bersama sang adik segera duduk di kursi yang terlihat.

Mengistirahatkan kaki mereka untuk sejenak sebelum kembali digunakan.

"Duduk disitu aja dulu kalo ga, nanti kalo udah bunda kasih tau" titah bunda pergi untuk memilih pakaian.

Keduanya menghela nafas lega karena bisa duduk dengan sedikit tenang, bersandar seperti orang yang benar-benar kelelahan.

"Capee" keluh erga bersandar pada lengan sang kakak.

"Sama" balas jendral sama lelah nya.

Keduanya duduk dengan tenang, membiarkan sang bunda berkeliling sendirian ditoko tersebut.

"Bunda ga cape apa ya?" heran erga.

Yang benar saja, mereka bertiga sama berkeliling kesana-kemari tapi kenapa sang bunda tak terlihat lelah? apa mereka yang jompo?

Erga tak habis pikir.

Masih nyaman dengan saudaranya pada jendral. "Sekarang udah mau jam dua" ucap erga melihat jam yang melingkari pergelangan tangan sang kakak.

"Jadwalnya ketunda beneran, tadi gara-gara motornya dipake mahen sekarang gara-gara nemenin bunda" ujar jendral kecewa.

"Besok masih ada" tambah erga.

Belum lama keduanya duduk, bunda datang dengan dua paperbag di tangannya.

"Ayo pulang, atau kalian mau makan dulu?" tanya nya sebelum keluar dari mall.

Jendral dan erga beranjak, mengikuti sang bunda yang sudah berjalan terlebih dahulu.

"Pulang aja bun, cape" jawab jendral yang diangguki oleh erga.

"Cape ya? maaf ya, bunda udah lama ga belanja gini, jadi semangat sendiri" ucap bunda mencubit pelan pipi dua saudara ini.

"Ayo, pulang kan?" tambahnya yang mendapat anggukan dari sang anak.

                                •°•°•°

Saat sampai dirumah, jendral maupun erga segera berbaring disofa. Melepas penat yang sedari tadi mereka rasa.

"Mau bunda buatin minum ga?" teriak bunda dari arah dapur.

"Ga usah bun" jawab keduanya serempak.

Memejamkan mata sekedar mencari rasa tenang, sampai kedua saudara kembar ini benar-benar terlelap dengan posisi yang saling bertolak.

Kepala yang berdekatan sedangkan kaki jendral yang menghadap barat dan kaki sang adik yang menghadap timur. Ya, begitulah kira-kira posisi mereka.

Merasakan ruang keluarga yang sunyi, mahen yang baru selesai membuat es teh pun beranjak untuk memeriksa dua bersaudara itu.

Dua Bulan Zafari [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang