- Iringan guntur

122 13 0
                                    

Yang diluar sibuk vc begitu juga yang didalam sibuk dengan obrolan mereka.

Ditengah kesibukan masing-masing, terdengar adzan ashar berkumandang membuat erga dan ke-enam temannya diam ditempat.

Berarti mereka melewatkan sekolah sore? perasaan belum ada lonceng deh.

Jika erga masih ada alasan jengukan untuk izin, nah bagaimana dengan teman-temannya? alhasil akan tetap diboloskan, terlebih lagi sesi keamanan mereka ikut bolos.

"AHAHAH UDAH ADZAN TERNYATA!" seru haekal dari dalam sana.

"Bun, jendral matiin ya? assalamualaikum" akhirnya setelah itu memutuskan panggilan tersebut.

Jendral dan erga memasuki kantin, dan melihat masih ada para manusia yang bergerombol di ujung sana.

"Aku ga denger lonceng nya" sahut erga mendekati mereka.

"Kalo kamu yang di luar aja ga denger apalagi kita yang didalem" timpal samudra.

"Ada mas juan, ada mas juan!" heboh bian yang baru saja ingin pergi ke kamar mandi tapi terhenti ketika melihat mas juan bersama mas julian yang berjalan kearah kantin.

"Serius? ngumpet-ngumpet cepet!" javin ikut heboh.

ke-enam teman erga segera berpencar mencari tempat bersembunyi masing-masing. Seperti, samudra di belakang lemari kaca misalnya.

Erga mau ketawa, samudra sembunyi dibelakang lemari kaca? apa ga ketauan?

"Dra, tolong dong otak nya di pake! yakali ngumpet dibelakang lemari kaca" jengah erga menahan tawa nya.

Samudra tersadar, lah iya juga ya?

Ia kembali bergegas, mencari tempat yang bisa ia jadikan persembunyian.

Brak!

Pintu yang sudah bian tutup kembali terbuka karena dorongan mas juan. Santai sih, tapi tetep aja bersuara.

Menelisik keseluruh area kantin mencari dimana keberadaan anak kamarnya.

"Tadi perasaan ada suara teriakan haekal deh, dimana yaa?" ucap mas juan terdengar menyeramkan.

Haekal sudah berdoa dalam hati semoga mas juan tak menemukan nya.

Mas juan mengitari ruangan tersebut, mencari mereka sampai ke seluk-beluk nya.

"Dapet!" seru mas julian menarik kerah belakang baju haekal. Menarik nya keluar dari balik meja kasir.

Padahal haekal udah berdoa semoga ga ditangkep mas juan, eh malah ditangkep mas julian. Haekal doanya kurang lengkap, harusnya dia nyebut nama mas julian juga.

"Huee mas maaf, aku ga denger lonceng. Aku traktir deh tapi jangan di ta'zir, ya? ya ya ya?" pinta haekal memohon pada mas julian yang masih menarik kerah bajunya.

Tawaran yang menarik, boleh di coba?

"Kalo yang lain keluar bakal mas ringanin" sahut mas juan.

Erga sudah tertawa lepas melihat bagaimana muka takut haekal. Kakinya tiba-tiba lupa cara berjalan dengan benar, bersiap untuk terjatuh tapi untungnya Jendral menahan tubuh erga.

Sedangkan Rico, Ariel dan senja hanya bisa menahan tawanya. Mau ikutan ketawa tapi ga enak.

"Erga! ketawa nya" gertak mas julian membuat erga bungkam.

Kali ini gantian haekal yang tertawa. Padahal diri sendiri udah siap buat di ta'zir tapi masih sempet-sempetnya ketawa.

Erga receh, buktinya ia ikut tertawa ketika melihat haekal tertawa. Jendral dan mas juan heran sendiri melihat nya.

Dua Bulan Zafari [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang