- Resah jadi luka

132 18 0
                                    

Setelah pertengkaran antara javin dan samudra kemarin sore. Akhirnya mas juan beristirahat dikamar mas dimas, mas Mukhtar didapur dan mas julian yang tidur dikamar mas tara.

Anak kamar 09 seperti ditelantarkan orang tua.

Javin dan samudra masih memisahkan diri, masing-masing tak mau meminta maaf terlebih dahulu. Entah apa penyebab nya mereka bertengkar kemarin.

Erga juga bian pergi kekantin dan shaka dikelas mengasah hafalan nya.

Bel istirahat sudah berbunyi sedari tadi, tak ada haekal sepi rasanya. Erga menelungkup kan kepalanya diatas lipatan tangan seperti biasanya.

Bian hanya diam menyender pada dinding tak memesan apapun.

"Tadi yang kerumah haekal siapa aja?" tanya bian tiba-tiba.

"Setauku tadi cuma pak zayn, pak dery, ustadzah sein, mas tara sama mas juan" balasnya sembari menghitung menggunakan jarinya.

"Loh mas juan? mas jae ga ikut? atau mas dimas?"

Erga menggeleng, "Kata mas jae mending mas juan aja yang kesana, kan mas juan kakak kamarnya."

Bian menganggukan kepala mengerti.

Brakk!

Meja di gebrak dengan kuat membuat erga tersentak mengangkat kepalanya, menatap javin dengan tatapan mata elang nya.

"Ululu maaf ya ergaaa" ucap javin gemas seraya menguyel pipi tirus erga.

Erga menghempas tangan javin dengan tidak elitnya, kembali menatap javin dengan garang membuat javin juga bian terkikik geli.

"Shaka mana?" tanya javin mendudukkan diri disamping erga.

"Dikelas."

"Tumben ga sama kalian."

"Lagi hafalan kali, kamu sendiri tumben ga sama samudra."

Jawaban bian membuat javin mendengus, "emang kalian berantem kenapa si? sampe brutal banget gitu" heran erga.

Javin menggedikan bahu, bukan tak tau tapi tak mau menjawab. Nanti kalo dia jawab malah ga sesuai sama sudut pandang samudra lagi.

Erga berdecak malas. "Maafan gih, nanti dimarah mas juan lagi." titahnya pada javin.

Javin mengangkat tangan membuat tanda silang, yang berarti dia menolak permintaan damai tersebut. Enak saja dia yang minta maaf duluan, kan samudra yang salah.

"Ngeyel."

Javin hanya mengangkat bahu acuh.

•°•°•°

Mobil pak zayn yang berisikan lima orang tersebut sudah dekat dengan kediaman salah satu anak didiknya, haekal.

Tinggal beberapa belokan lagi untuk sampai.

Cukup lama, sekitar 20 menit mereka mengikuti arahan dari orang-orang yang ditanyain. Akhirnya mereka sampai dirumah haekal.

Memarkirkan mobil tersebut didepan rumah haekal yang berlantai dua, melihat dari luar jika rumah haekal masih cukup ramai oleh kerabat-kerabat haekal.

Salah satu diantara beberapa orang itu datang menghampiri mereka yang sudah keluar mobil.

"Dari pondok nya haekal ya?" tanya orang itu ramah.

Pak zayn tersenyum membalas pertanyaan itu. "Iya, mau jenguk haekal nya, ini masih ada acara ya?" Tanyanya.

"Gaada pak, ini cuma kumpulan keluarga aja. Ayo masuk aja biar lebih nyaman" ajak orang itu.

Dua Bulan Zafari [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang