- Kembali ke rumah

120 11 0
                                    

Double up!

Disini aku skip langsung ke pulang massal nya aja ya, biar ga kelamaan.



Para santri putra maupun santri putri sudah bersiap untuk pulang massal kali ini.

Begitu juga dengan erga, semua sudah ia siapkan tinggal menunggu jemputan nya datang. Tak banyak barang yang ia bawa, hanya pakaian kotor, sarung juga Al-Quran nya.

Kalau untuk peralatan sholat, tak mungkin kan dirumah nya tak ada itu?

Jika dilihat, dikamar nya hanya ada 5 anak kamar yang pulang. Erga dan javin salah satu nya.

Ini pulang pertama erga dan untuk javin ini sudah kedua kalinya.

Erga masih berbaring pada lantai berlapis karpet tersebut, begitu pun yang lainnya. Sekarang sudah pukul sebelas lebih, hari sudah mulai terasa terik nya.

Dihitung-hitung, mungkin akan 2 minggu kurang pesantren memulangkan para santri nya, tapi mungkin juga erga akan pulang 3 hari saja.

Kalau kata mas tara, untuk apa berlama-lama dirumah?

"Javin pulang nya berapa hari?" tanya erga membalikkan tubuh nya menghadap javin yang telungkup.

"Paling seminggu? gatau, tergantung kata papa" balas nya dengan suara yang terendam.

Erga mangut-mangut ngerti, setelah itu kembali pada posisi awalnya.

"ERGA ADA WALI!" teriakan dari bawah membuat nya langsung bangun dari baring nya lalu segera bergegas untuk menghampiri si 'wali' tersebut. Tak lupa membawa tas hitam nya.

"Aku duluan!" seru nya sebelum benar-benar turun.

Para penghuni kamar hanya membalas dengan lambaian tangan, terlalu malas untuk berucap.

Erga berjalan cepat menghampiri mobilnya. Di bawah ramai, ramai akan orang-orang yang meminjam ponsel pada teman mereka yang kedatangan wali.

Menemukan mobil sang ayah yang terparkir di sela-sela ramai nya kendaraan lain.

Dan terlihat sang kakak tertua tengah berdiri disebelah mobil tersebut.

Belum sempat tangannya meraih tangan sang kakak, kaca mobil terlebih dahulu terbuka menampakkan jendral yang melambai ditambah dengan senyum sabit nya.

Erga balik tersenyum membalas nya.

"Langsung pulang?" tanya mahen.

Erga mengangguk sebagai jawabannya. Setelah itu ia memasuki mobil mengikuti sang kakak tertua nya.

Mahen duduk di kursi kemudi, jendral di sebelah nya dan erga yang duduk dibelakang seorang diri.

Setelah semua masuk, mobil kembali berjalan meninggalkan pondok pesantren. Ini kali pertamanya erga pulang, akan kah ada kesan spesial yang membuat nya selalu teringat?

Tak ada pembicaraan di dalam mobil, sampai pada jendral mengulurkan dua kantung plastik bergambar yang didalamnya berisikan camilan.

Erga mengambil nya dengan senang "Makasih" ucapnya.

Tak ada jawaban dari jendral, ia sibuk dengan earphone nya entah mendengarkan apa.

Erga membuka camilan tersebut, menikmati nya seraya menatap keluar jendela. Menatap jalan satu arah yang di masing-masing sisi jalan tertanam kan pohon sawit setelah itu beralih menjadi rumah warga.

Keluar gerbang utama dan memasuki jalanan yang lebih besar.

Tak banyak yang berubah, semua masih sama. Hanya gerbang utama saja yang terlihat lebih terang dari beberapa tahun lalu.

Dua Bulan Zafari [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang