17.

703 38 2
                                    

Bintang memasuki rumah Aksa di sambut oleh Valen ibu Achi. Ia menatap sekilas sambil membuka jas yang ia kenakan.

"Kau datang," ucap Valen.

Bintang mengangguk singkat. "Dimana mereka berdua?" tanyanya.

"Ada di kamar. Apa perlu aku panggilkan?" tanya Valen. Bintang menggeleng.

"Mereka akan keluar nanti. Kalau kau keatas takutnya kau melihat mereka sedang bergulat," ucap Bintang, ia duduk di sofa dengan kancing kemeja yang ia buka bagian atasnya.

Valen menatap bingung sedangkan Bintang hanya tersenyum miring ia memainkan ponselnya untuk menghubungi Angkasa yang belum juga datang.

"Kau sudah datang?" Bintang menoleh kearah anak tangga disana ada Aksa yang baru keluar dari kamarnya.

Bintang hanya mendeham saja, ia melempar kan dokumen di atas meja. Aksa menatapnya dengan intens. "Dokumen apa itu?" tanyanya.

Bintang memutar bola matanya dengan malas. "Kau bisa membaca bukan? Baca! Dan pahami saja sendiri!" ucapnya dengan ketus.

Aksa berdecih kesal, sedangkan Valen yang melihat pertengkaran mereka berdua hanya menggelengkan kepalanya dengan heran. "Aku akan membuat minuman," ucap Valen. Aksa mengangguk, sedangkan Bintang berdeham.

Valen berjalan menjauh karena rasanya hal ini tidak cocok dengan dirinya jika dia berada di sana bersama kedua anak muda itu.

"Jadi?" tanya Aksa.

Bintang menghembuskan nafasnya dengan kasar. "Kau bacalah bodoh!" umpatnya kesal.

"Kau! Cih, semakin lama kau semakin menyebalkan," ucap Aksa dengan sinis. Bintang hanya mendengus kesal.

Aksa mulai membaca dokumen yang di berikan Bintang padanya. Aksa mengamati dengan serius dokumen tersebut. Ia menatap Bintang.

"Apa ini serius?" tanya Aksa tidak percaya.

Bintang mengangguk singkat, "Itu serius dan yah, harus di percaya karena dokumen itu di berikan oleh Keano langsung," ucapnya.

Aksa memijat pelipisnya, ia menghela nafas lelah. Lalu, menyandarkan kepalanya di sofa sambil memejamkan mata.

Brakk!

Aksa terlonjak kaget, Bintang menoleh. Mereka berdua mendengus kesal saat Angkasa masuk dengan langkah tergesa-gesa nya.

Angkasa terengah-engah, menarik nafas panjang lalu menatap kedua kembarannya. "Hoi! Ini, benar benar.... Sebentar, aku minum dulu" Angkasa dengan langkah tak berdosanya melangkah menuju dapur dan mengambil segelas air jeruk. Setelah itu ia duduk sambil meminum air tersebut hingga tandas.

Bintang dan Aksa saling bertukar pandang. Kembaran yang satu ini benar benar sangat berbeda dari mereka.

"Ada apa?" tanya Aksa heran. "Kau seperti di kejar kejar hantu," sambungnya.

Angkasa menepuk meja dengan heboh. Aksa mengelus dadanya sambil menatap jengkel kearah Angkasa.

"Ini bukan hanya di kejar hantu!" ucap Angkasa dengan sedikit berteriak. Aksa melemparkan bantal sofa ke arah wajah Angkasa.

"Kau bisa membangunkan Achi yang masih tertidur bodoh!" umpat Aksa dengan kesal.

Bintang menatap jengah kearah mereka berdua. "Lalu?" tanyanya.

Angkasa merogoh saku bajunya dengan heboh. Lalu mengeluarkan beberapa lembaran foto dan menaruhnya di atas meja. Bintang mengambil salah satu foto tersebut lalu menatap Angkasa.

"Foto--"

Angkasa langsung memotong ucapan Bintang. "Foto ini aku mendapatkan nya dari paparazzi gila," ucapnya.

Damn! He Is Aksa[3#BINTANG SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang