18.

682 37 0
                                    

Angkasa mengumpat sepanjang jalan saat melihat jalanan di depan nya begitu macet. "Sial!" umpatnya.

Ia pun menghubungi kekasihnya namun tidak di angkat sama sekali. "Astaga! Kau dimana sayang? Kenapa tidak mengangkat telfon ku," ucapnya.

Angkasa memukul stir dengan kesal, panggilan ketiga kalinya kekasihnya tetap tidak mengangkat telfon darinya.

Drrtt'

Nama Bintang tertera disana, Angkasa langsung mengangkatnya. "Apa?!" Angkasa menjawab dengan kesal.

"Tenanglah, aku sudah sampai disini," ucap Bintang membuat Angkasa terdiam.

"Hah?" Angkasa menatap bingung. Terdengar decakan kesal dari sana.

"Idiot. Aku sudah ada di tempat pacarmu berada," ucap Bintang dengan kesal.

Angkasa yang langsung berpikir. "Ah, kau sudah disana," gumamnya membuat Bintang mengumpat.

"Idiot!" Angkasa mendelik saat mendengar umpatan dari telfon untuknya.

"Kapan kau sampai disana?" tanya Angkasa dengan heran. Bintang menghela nafas dengan kesal.

"Pikirlah sendiri!" Bintang langsung mematikan ponselnya dengan kesal.

"The fuck!" Angkasa mengumpat kesal. Ia pun meletakkan ponselnya lalu dengan cepat bergegas menuju ke tempat dimana kekasihnya berada.

"Awas saja tua bangka itu! Menyentuh sehelai rambut Alasyan, aku pastikan giginya tidak tertancap lagi di mulutnya," Angkasa berdecih sambil menambah kecepatan mobilnya.

"Minggir! Minggir! Minggir!" Angkasa dengan sigap menyalip kendaraan di depannya dengan gesit. Ia tidak akan bisa tenang jika belum sampai di tempat kekasihnya berada.

Beberapa menit kemudian Angkasa sampai di tempat Alasyan bekerja. Ia segera masuk dengan tergesa-gesa.

"Babe, are you--" Angkasa terdiam di tempat sambil memandangi kejadian di depannya. Bintang dengan beberapa orang berbadan besar di dekatnya, terlihat seorang yang sudah berumur yang jatuh pingsan mungkin terkena pukulan? Karena pipinya membengkak. "Okay?" Angkasa melanjutkan perkataannya yang sempat terhenti.

Angkasa memeriksa tubuh Alasyan, ia memegang pundak kekasihnya sambil memutar tubuhnya dengan cepat.

"Stop! Kau membuatku pusing!" ucap Alasyan menghentikan kegiatan Angkasa yang membuat tubuhnya dan kepalanya pusing karena Angkasa memutar tubuhnya dengan cepat.

Angkasa mengerjapkan matanya. "Oh, goodes" Angkasa memeluk tubuh Alasyan dengan erat. "Aku takut terjadi sesuatu padamu. Benar benar takut,' ucapnya sambil mengecup kening Alasyan sambil terus memeluk nya.

"Syukurlah kau baik baik saja sayang," Angkasa bernafas lega saat memastikan bahwa kekasihnya baik baik saja.

Alasyan tersenyum saat melihat kekasihnya begitu khawatir pada kondisinya. "Aku baik-baik saja," ucap Alasyan.

"Ekhem!" Bintang berdeham keras.

Alasyan melepaskan pelukan Angkasa. "Sampai kapan aku akan menonton kalian bemesraan didepanku!" sindir Bintang dengan kesal.

Alasyan tersenyum tidak enak. "Maafkan aku," ucapnya.

Angkasa menggerutu, Bintang melihat itu lalu berkata. "Kalau kau menggerutu seperti itu, aku tidak akan membantu mu!" ancamnya.

Angkasa berdecih. "Yayaya," ucapnya dengan malas.

Angkasa berjalan mendekati Bintang. "Jadi kita apakan paman mesum ini?" ucapnya.

Damn! He Is Aksa[3#BINTANG SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang