Positif
Achi menatap testpack di tangannya. Hasilnya dua garis yang artinya positif. Goddess! Apalagi ini?
Pantas saja akhir-akhir ini ia sering pusing dan mual-mual. Sering kali memasak sesuatu yang ia inginkan. Dan datang bulannya sering tidak teratur.
Bagaimana ini? Apa yang harus ia lakukan? Haruskah menggugurkan kandungannya? Atau---
"Apa yang kau lakukan?" Achi terkejut bukan main saat mendengar suara Aksa di belakang nya.
Achi tidak sengaja menjatuhkan testpack yang ia pegang. Aksa menaikan alisnya, ia pun mengambil testpack tersebut membuat wajah Achi pucat pasi.
"Apa ini?" tanya Aksa pada Achi. Menatapnya dengan tajam.
"Ah, itu---emm hanya," Achi nampak bingung bagaimana cara untuk menyampaikan dengan benar. "Hanya---"
Aksa menatap testpack ditangannya. "Kau hamil?" tanyanya saat melihat dua garis disana.
Achi bergerak mundur. Mungkin Aksa tidak menyukainya. Atau ingin menggugurkan kandungannya?
"I-iya," ucap Achi gugup. "Ta-tapi kalau kau tidak mau, aku bisa menggugurkan nya," saat melihat tatapan wajah Aksa yang berubah. Mungkin Aksa tidak menginginkan ini.
Aksa menatap dengan tajam, ia mengurung tubuh Achi dengan kedua tangannya. Achi menelan salivanya dengan kasar. Aksa menarik dagu Achi.
"Kau berani menggugurkannya?" tanya Aksa dingin. "Kau ingin menggugurkan bayi itu?"
"Ti-tidak," ucap Achi. "Aku pikir kau, kau tidak akan menerimanya,"
"Siapa bilang?" Aksa mencium bibir Achi. "Aku memang menginginkannya,"
Aksa langsung menggendong tubuh Achi. "Akhhh! Apa yang kau lakukan?" tanya Achi terkejut.
"Membawamu untuk memeriksa kandunganmu," ucap Aksa.
"Aku masih bisa berjalan dengan baik," ucap Achi.
"Menurut atau tidak?" tanya Aksa dingin.
"Ta-tapi---ok," Achi tidak berani menatap wajah Aksa yang dingin menatap dirinya.
Aksa membawa Achi menuju rumah sakit terdekat. Beberapa menit kemudian akhirnya mereka sampai dirumah sakit.
Achi di periksa sedangkan Aksa nampak diam menatapnya. Tidak bisa di pungkiri jika ia sangat senang. Anggap saja ia adalah pria brengsek. Karena menghamili seorang gadis tanpa mengikatnya dalam perjanjian suci. Tapi ia tidak ada pilihan lain, ia memang sengaja membuat Achi mengandung anak darinya dengan begitu ia akan terikat padanya.
Satu hal lagi. Ia tau beberapa anak buah dari ibu kandung Achi yang menghilang selama 8 tahun itu sering memantau Achi. Aksa ingin memancing ibu Achi untuk muncul di hadapannya.
"Aku akan keluar sebentar," ucap Aksa. Achi mengangguk.
Ia pun keluar lalu tersenyum miring. "Heh. Akhirnya muncul juga ya bibi," ucapnya sambil menatap seorang wanita yang sudah berumur yang berdiri tidak jauh darinya.
"Apa kau ingin sembunyi lagi bibi? Maaf tapi aku bukan seorang yang bisa kau remehkan,"
∆∆∆
"Usia kandunganmu masih muda. Baru berusia satu minggu. Usia yang sangat rentan terjadi keguguran," ucap Dokter. "Jadi tolong jaga kandunganmu dengan baik. Karena kondisi rahimmu yang masih lemah,"
Achi mengangguk. "Terima kasih," ucap nya. Aksa menggandeng tangan Achi.
"Ayo pulang. Setelah itu aku akan pergi membeli susu untukmu," ucap Aksa.
Achi mengangguk. Aksa mencium keningnya.
"Apa kau merindukan ibumu?" tanya Aksa.
Achi menghentikan langkahnya. "Tentu saja aku merindukannya," ucapnya.
"Jika yang aku tanya adalah ibu kandungmu, bukan ibu tirimu, bagaimana?" tanya Aksa membuat Achi terdiam.
"Aku tidak peduli," ucap Achi mengalihkan topik.
"Aku bertanya padamu," ucap Aksa. Achi menepis tangan Aksa.
"Aku. Tidak. Merindukannya!" ucap Achi marah.
"Lalu? Liontin yang sering kau pakai bukankah itu foto ibu kandungmu sendiri?" tanya Aksa membuat Achi bungkam.
"Kau boleh mengelak---"
"Lalu? Apa yang harus aku lakukan? Kau pikir dengan aku memikirkannya ia akan datang? Bahkan aku tidak yakin dia mengkhawatirkan aku," ucap Achi.
"Apa kau tau bagaimana sengsaranya aku? Kau tau?!" tanya Achi dengan mata berkaca-kaca.
Aksa memeluk tubuh Achi dengan erat. "Maaf. Aku hanya bertanya saja. Jangan menangis," ucapnya sambil mengecup kening Achi.
"Ayo," Aksa menggandeng tangan Achi. "Kau harus istirahat,"
Flashback~
"Kau---"
"Terus terang saja jika kau hanya memandang putrimu dari kejauhan itu tidak akan membuat putrimu bahagia," ucap Aksa dingin.
"Hanya ini yang bisa aku lakukan untuknya," ucap Valen. Ibu kandung Achi.
Aksa tertawa sinis. "Kau pikir putrimu suka dengan ini? Kau menghilang selama 8 tahun. Apa kau tau jika putrimu sengsara selama ini?" tanyanya datar.
"Aku menghilang bukan tanpa alasan. Kau tau pekerjaan ku bukan?" tanya Valen.
"Seorang ilmuwan organisasi hitam. I know," ucap Aksa.
"Aku selalu menjadi incaran. Aku tidak ingin membahayakan putriku sendiri," ucap Valen.
"Dengan meninggalkannya kau pikir itu baik baginya?" tanya Aksa sinis.
Valen menghela nafas pelan. "Aku tidak memiliki pilihan lain. Sebelum aku menyelesaikan tugas ku. Aku tidak bisa keluar begitu saja," ucapnya. "Apalagi putriku sedang mengandung,"
"Kau tidak marah? Ku pikir kau akan menghajarku," ucap Aksa.
Valen berdecih. "Bocah sepertimu tau apa? Aku mengizinkan putriku bersamamu dan jangan menyakitinya," ucapnya.
"Jika kau menyakitinya aku akan mengambilnya darimu. Kau paham?" Sambung Valen.
Aksa terkekeh. "Kau tau aku nyonya Valen Sera,"
Flashback end~
"Sekalipun wanitaku pergi jauh aku akan tetap menemukannya. Karena takdir Achi adalah bersamaku," ucap Aksa.
"Karena dia milikku,"
∆∆∆
TBCKangen aku ga? Maaf ya baru update😅
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! He Is Aksa[3#BINTANG SERIES]
RomanceDia mengerikan. Dia berubah menjadi mengerikan. Aku tidak tau sebenarnya apa yang terjadi padanya. Semenjak itu dia berubah. Dia berubah menjadi iblis. Sialnya iblis yang sangat tampan dan mengurungku untuk dirinya. Siapapun orang yang berurusan den...