2.

20.1K 1.6K 84
                                    

Achi mempercepat langkahnya berusaha menghindar dari kejaran seseorang.

"Tunggu," ucapnya sambil menahan tangan Achi.

"Le-lepas," ucap Achi takut.

"Kenapa kau takut padaku? Kenapa kau menjauh dariku?" tanya Ferri.

"A-aku hanya tidak ingin ada yang celaka karena aku. Aku mohon menjauhlah dariku," ucap Achi panik.

"Tapi. Aku menyukaimu," ucap Ferri.

Achi menggeleng tegas. "Cari wanita lain jangan aku. Aku mohon. Aku sudah memiliki kekasih," ucapnya.

"Aku tidak peduli," ucap Ferri.

"Menjauhlah darinya brengsek!" Aksa memukul rahang Ferri.

Achi memekik, ia pun menarik tubuh Aksa agar tidak memukul Ferri kembali. Aksa menggeram kesal.

"Dengar ini," Aksa menunjuk kearah Ferri. "Achi adalah kekasihku. Wanitaku. Kau paham sama sini? Jangan dekati dia atau kau habis ditangan ku,"

Aksa menarik tangan Achi dengan kasar namun baru beberapa langkah Ferri memukul Aksa tepat mengenai rahangnya.

"Sial!" umpat Aksa sambil memegangi rahangnya.

Achi menatap terkejut, ia berusaha memisahkan mereka yang sudah saling memukul.

"Stop!" teriak Achi sambil menarik Aksa mundur.

"Jangan berkelahi lagi," ucap Achi. "Aku mohon,"

Aksa menyeka darah yang keluar dari sudut bibirnya. "Sekali lagi aku melihatmu mendekati kekasihku akan aku pastikan kau sekarat saat itu juga," ucapnya.

Aksa menarik tangan Achi dengan kasar. Sedangkan Achi tampak meringis.

"Sakit," ringis Achi. Aksa melepaskan genggaman tangannya lalu mendorong tubuh Achi dengan pelan hingga terbentur pada dinding di belakangnya.

"Aku sudah berapa kali bilang padamu. Jauhi dia. Kau tidak paham kata-kata ku ya?" tanya Aksa dingin. Achi menundukkan kepalanya.

Aksa menarik dagu Achi lalu mencium bibirnya sambil menarik pinggang gadis itu agar mendekat.

"Dekati dia lagi akan aku pastikan kau mendapat hukuman dariku. Paham sayang?" bisik Aksa.

Achi mengangguk takut. Aksa menarik tangan Achi. "Kalau begitu kita pulang," ucapnya.

Mereka pun akhirnya pulang kerumah. Achi langsung berlari kedalam kamarnya dan menutupi semua tubuhnya dengan selimut tebal.

Aksa menyunggingkan senyumnya. Lalu ia pun membersihkan diri di dalam kamar mandi.

Achi menghela nafas pelan. Aksa sangat kasar dan dingin. Namun tetap melindungi dirinya dari siapapun entah itu laki-laki hidung belang atau perempuan lainnya.

Aksa keluar dari kamar mandi, Achi menutupi wajahnya dengan selimut. Setelah itu Aksa sudah berpakaian lengkap.

Achi tampak mengendus saat mencium bau aroma rokok. Ia pun membuka selimutnya dan berjalan mendekati balkon yang terbuka. Terlihat Aksa berdiri dengan rokok di tangannya.

Tunggu, sejak kapan ia merokok? Achi berjalan mendekat.

"Sejak kapan kau merokok?" tanya Achi.

Aksa menoleh sekilas, lalu tetap mengisap rokok di tangannya. Ia memandang kebawah.

"Menurutmu kenapa aku merokok?" tanya Aksa.

∆∆∆

Aksa berjalan mendekat, Achi melangkah mundur lalu ia menarik pinggang Achi agar gadis itu mendekat.

Achi menahan nafasnya saat Aksa mulai mengendus bagian lehernya. Bau tembakau terasa begitu menyengat di hidungnya.

Aksa mengecup bagian leher Achi. "Tidurlah. Sudah malam," ucapnya.

Aksa membalikkan tubuhnya namun Achi menarik baju yang Aksa kenakan.

"Ada apa?" tanya Aksa.

"Jangan merokok lagi," ucap Achi.

Aksa menatap sebungkus rokok yang berada di tangannya. "Tidak mau," ucapnya.

"Itu tidak baik untuk kesehatanmu," ucap Achi sambil mengambil rokok yang berada di tangan Aksa dan menginjaknya hingga mati sedangkan sebungkus rokok yang masih utuh Achi membuangnya kedalam tong sampah.

"Jangan merusak dirimu sendiri seperti ini," ucap Achi.

Aksa terdiam di tempatnya, ia tertawa kecil lalu menatap Achi sambil menyandarkan tubuhnya pada pembatas balkon kamarnya.

"Jika aku berhenti merokok apa yang aku dapatkan darimu?" tanya Aksa sembari menaikkan alisnya.

Achi menatap bingung sedangkan Aksa berjalan mendekatinya. "Apa yang aku dapatkan darimu jika aku berhenti untuk merokok?" tanya Aksa sekali lagi.

Achi memundurkan tubuhnya saat Aksa mendekatkan wajahnya. Achi berusaha memalingkan wajahnya.

"Jawab aku," ucap Aksa sambil menarik dagu Achi.

"A-aku---"

"Jika aku menginginkan dirimu sebagai gantinya bagaimana?" tanya Aksa sambil tersenyum.

Tubuh Achi menegang. Tu-tunggu, dirinya sebagai pengganti? Jangan bilang jika Aksa ingin melakukan sesuatu yang lebih.

"Dasar bodoh," ucap Aksa sambil memukul dahi Achi dengan pelan.

"Apa yang kau pikirkan?" tanya Aksa.

Achi menggeleng cepat dengan wajah memerah. Aksa menyunggingkan senyuman nya.

"Kau memikirkan yang lebih ya?" tanya Aksa sambil memiringkan kepalanya menatap jahil kearah Achi.

"Ti-tidak," balas Achi dengan gugup.

"Aku akan berhenti merokok," ucap Aksa.

Achi menatap wajah Aksa. "Jika," Aksa mendekatkan wajahnya pada Achi sembari menarik pinggang gadis itu.

"Jika kau bersedia aku menciummu setiap waktu saat aku ingin merokok," ucap Aksa. Ia mencium bibir Achi sambil memegangi kepala bagian belakang gadis itu.

Achi meremas pakaian yang Aksa kenakan. Bibirnya terasa seperti tembakau. Aksa menatapnya dengan tatapan tajam namun begitu lembut dengan gerakan perlahan dari bibirnya.

Tubuh Achi tampak lemas saat merasakan ciuman lembut dari Aksa. Ia memejamkan matanya sedangkan Aksa tersenyum dalam hati.

Ia pun melepaskan ciumannya. "Aku rasa kau setuju bukan?" tanyanya sambil menempelkan dahinya pada dahi Achi.

"Kita sepakat," Aksa mengecup bibir Achi.

∆∆∆
TBC

Damn! He Is Aksa[3#BINTANG SERIES]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang