42. Kesadaran Jennie

2.1K 108 11
                                    

Lisa Pov

Kondisiku kini sudah mulai membaik, aku mulai boleh diijinkan untuk duduk meski belum mampu bergerak lebih bebas, setidaknya aku membaik. Kusandarkan tubuhku pada tumpukan bantal yang sudah disiapkan jisoo unnie dipunggungku. kini aku menatap kearah samping, aku melihat jennie masih terpasang beberapa alat di tubuhnya. Dokter mengatakan tentang lambung jennie yang sedikit terkoyak oleh karena perbuatannya sendiri. Kini gadisku sedang menutup matanya juga belum sadar semenjak 3 hari pasca kejadian itu. Aku masih dengan setia memandangi wajah teduh gadisku, tak ada guratan kemarahan dendam ataupun kebencian lagi pada wajahku untuk gadis ini. Aku hanya ingin mencintainya lebih baik lagi, aku ingin lebih bisa mengerti keadaannya jauh lebih baik lagi. Jika bukan karenaku aku yakin gadis itu tidak akan mampu bertahan hidup lebih lama lagi. Aku yakin hanya karena aku, dia masih mau berjuang sendirian disini. Alasanku hidup kali ini bukan karena egoku, tapi karena aku ingin melihat jennie tetap hidup dengan baik disampingku. Tidak ada yang bisa dan mampu membahagiakan jennie seperti aku. Hanya aku yang jennie mau.

"Jisoo unnie, bolehkah aku duduk dikursi roda? Aku ingin mendekat pada jennie." Aku mengganggu konsentrasi jisoo unnie yang sedang bermain dengan gamenya.

"Kau yakin? Kau tidak akan macam-macam bukan?" Jisoo unnie meragukanku.

"Kau meragukanku? Aku mencintai jennie, aiss bagaimana mungkin aku menyakitinya" aku memukul lengan jisoo unnie.

"Assh baiklahh, jangan memukulku, ayo kubantu"

Jisoo unnie dengan terpaksa mau membantuku untuk duduk dikursi roda lalu mendorongku mendekat pada jennie.

"Unnie. Bisakah kau berikan waktu berdua dengan jennie? Aku akan memanggilmu ketika aku sudah selesai"

"Kau ingin meniduri jennie dengan keadaan jennie yang tidak sadar begini? Hentikan pikiran bejatmu lisa-ya"

"Astaga unnie, kau yang harus menghentikan pikiran kotormu terhadapku. Sialan keluar sana" aku mendorong tubuh jisoo agar keluar ruangan

"Kuberi waktu 10 menit, lalu aku akan melihatmu kembali"

Aku tak menghiraukan ucapan jisoo unnie. Aku hanya melihat dari ujung mataku bahwa jisoo unnie kini telah melangkah keluar ruangan. Aku mulai menyentuh rambut jennie.

"Jennie, kau satu-satunya gadis yang mampu membuat hatiku terluka dengan kata-kata kasarmu, dengan begitu sengaja kau dulu menancapkan luka pada hatiku tanpa meminta maaf sedikitpun. Aku pikir aku membencimu, tapi nyatanya setiap hari aku tetap gugup karenamu. Dulu aku merasa mampu bersembunyi dalam hubungan ini, tapi ketakutanku terhadap semua orang didunia ini semakin menyiksaku. Aku takut semua orang menganggapmu belum dimiliki oleh siapapun. Doaku saat itu membuatku menjebakmu didunia ini. Aku minta maaf, kau bisa membenciku setelah ini. Hanya saja jangan biarkan dirimu menutup diri dariku, karena sungguh aku hanya lisa kecilmu yang hanya sedang ceroboh saat itu. Aku tak pernah menyangka doaku begitu saja diijabah oleh Tuhan. Mungkin mereka benar tak ada doa yang tak mungkin bagi Tuhan. Jadi kumohon Kembalilah, aku akan mengatakan semuanya padamu. Setelah mendengar alasanku kau boleh memilih jalan manapun, termasuk jalan untuk sendiri. Tapi berjanjilah di kehidupan berikutnya kau tak akan sesulit ini lagi untuk kudapatkan. Kau harus menjadi jennie yang sederhana dan hanya bisa mencintai seorang lalisa. Hanya itu jennie, aku tak akan berdoa macam-macam lagi. Sembuhlah, aku akan melepasmu"

Air mataku sudah tak bisa kubendung lagi, aku menenggelamkan kepalaku dikasur jennie dengan tetap memegang tangan jennie. Kini tangan jenniepun sudah basah dengan air mataku. Hingga tanpa sadar aku mendengar jennie berbicara.

"Bagaimanapun aku mebencimu, tolong jangan biarkan aku melepasmu lisa"

Aku yang panik saat itu langsung bangun dari kursi roda. Aku melihat ke arah jennie, dia sudah sadar. Entah sejak kapan. Aku memanggil jisoo keluar dengan membawa infus yang masih menancap ditanganku.

FROM THE PAST_JENLISA_ (COMPELETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang