33. Malaikat

1.5K 106 4
                                    

Rose pov

Pagi ini kubangun dengan keadaan sangat kacau. Masih teringat bagaimana lisa mendesah dibawahku membuatku merindukan gadis itu. Tapi sialnya dia benar-benar memilih jennie unnie. Bahkan aroma tubuh lisa masih menempel pada kasurku. Bagaimana aku bisa melupakan gadis itu. Dia yang nakal tapi tau bagaimana memanjakan wanita membuatku selalu diperlakukan special. Dia yang suka seenaknya datang dan pergi semau dia tapi selalu aku nanti dan cari. Kurasa aku harus membicarakan masalah ini dengan lisa. Aku tak mungkin menyakiti jennie unnie, tapi aku lebih tak mungkin lagi menyakiti diriku sendiri. Mianhe jennie unnie, aku yang memiliki kekasihmu lebih awal.

Aku segera bangun ketika perut seksiku ini telah meminta untuk aku isi. Sepertinya pagi ini aku harus memasak sendiri, jisoo unnie jelas masih marah padaku mana mungkin dia mau memasak untuk bajingan sepertiku ini. Jennie unnie aku tak tahu dia berada didorm atau dimana aku sejak kemarin hanya mengurung diri dikamar. Aku tak ingin melihat jisoo unnie aku takut dia akan membunuhku jika aku menampakkan wajahku di depannya.

Aku membuka pintu kamar, suasana dorm cukup sepi pagi ini. Aku harus segera memasak lalu bersiap untuk ke agensi. Setidaknya aku harus mencari tempat ramai karena aku benar-benar takut dengan jisoo unnie. Karena jika jisoo unnie marah dia akan berubah menjadi seorang yang pendiam. Dan pendiamnya orang marah lebih menakutkan bukan?

Aku mulai memanaskan minyak, kurasa aku akan menggoreng nugget saja. Aku tak pandai memasak, jisoo unnie selalu memanjakanku dan menyiapkan segala kebutuhanku. Aku memasukkan nugget saat kompor belum kunyalakan jadi ini cukup aman kurasa. saat gorengan kedua sialnya minyak panas ini justru melompat ketanganku.

"Aisss panas sekali sialan, bagaimana ini"

Saat aku tengah sibuk menggosok tanganku yang terasa panas, ada tangan yang jelas kutahu siapa pemiliknya itu mematikan kompor. Oh tuhan ini jisoo unnie, Aku benar-benar takut saat ini, siapapun selamatkan aku. Tiba-tiba jisoo unnie mengeluarkan suaranya.

"Jika lapar kenapa tak membangunkanku hem?"

Ya dia kekasihku jisoo unnie, sebentar tepatnya mantan kekasihku. Dia menampilkan wajah seperti biasa tersenyum dan sangat halus denganku.

"Ahh unnie, aku pikir kau masih marah" aku menjawab dengan ragu.

Jisoo lalu mengelus rambutku.

"Duduklah aku akan mengobati tanganmu lalu akan memasak untukmu. Tunggu sebentar oke"

Aku seperti disihir oleh pesona gadis ini, entah kenapa jantungku yang sudah lama tak berdetak untuknya dengan tulus kini merasa berdetak kembali. Kenapa hati sialan ini sering kali berdetak tak karuan. Saat didekat lisa kemarin dia juga berdetak keras. Aku jadi bingung memiliki hati ini.

"Hei, kenapa masih melamun disitu. Kemarilah biar kuobati lukamu agar tak melepuh"

Aku mengembalikan kesadaranku, aku langsung menuju pantri dapur untuk duduk. Jisoo unnie tanpa banyak kata langsung memberikan salep keatas luka tanganku. Bagaimana dia bisa sebaik ini setelah aku melukainya seperti itu.

"Sudah selesai, mau memakan apa pagi ini?"

Aku benar-benar tersentuh dengan tindakan jisoo unnie, dia masih memperlakukan seperti kekasihnya. Aku yang cukup cengeng ini akhirnya tak mampu menahan air mataku. Jisoo unnie yang sedari tadi masih menatap dalam mataku, kini mulai menyadari bahwa aku tengah menahan tangisku.

"Hei, apa sangat sakit sampai menangis? Bukankah salepnya memberi efek dingin?"

Dia justru mengira aku kesakitan karena luka tanganku. Demi tuhan malaikat seperti apa dia ini.

"Kenapa unnie masih mau mengobatiku dan juga merawatku dengan baik setelah aku menyakiti unnie?"

"Chipmunkku, Rasaku padamu tak bisa hilang dengan secepat itu chaeng, tidak mungkin hanya dengan semalam saja aku bisa berubah menjadi asing denganmu. Jika rasa cintaku padamu suatu hari hilang maka tidak dengan rasa sayang juga peduliku terhadapmu. Aku akan tetap menjadi pengobat segala kesakitanmu. Meski di dunia ini banyak sekali macam obat, kau masih bisa menjadikan aku salah satu dari pilihan pastimu. Karena aku yang akan selalu dengan tulus menyembuhkanmu. Bahkan jika kau yang membunuhku aku masih akan tetap tersenyum sampai akhir"

"Tapi unnie, aku benar minta maaf atas kebodohanku"

"Aku bisa memaklumi kekhilafanmu, karena aku sendiri mengakui lisa memang menarik. Hanya saja aku tak bisa memaklumimu yang lebih memilih meninggalkanku agar bisa bersama lisa, yah itu saja"

"Harus dengan bagaimana aku meminta maaf unnie, aku benar merasa bodoh karena ucapanku, aku melukaimu"

"Semua luka bisa terobati chaeng, jika tak ada obat yang bisa menyembuhkan maka waktu yang akan sembuhkan. Aku mencintaimu sejak awal. Mengamati setiap perilakumu padaku sejak kita pertama bertemu, memastikan apakah kita mempunyai perasaan yang sama, mengumpulkan keberanian untuk menyatakan perasaanku dengan segala kemungkinan terburuk, menunggu dirimu meyakinkan diri selama beberapa bulan untuk menerimaku, selalu mengalah setiap ada pertikaian, bahkan saat ini ketika otakku menuntut diriku agar bisa marah padamu justru hatiku yang memaksaku untuk memaklumi keadaan kita yang sekarang. Lalu setelah prosesku yang begitu berat untuk bisa berada disisimu, apakah masuk akal jika aku bisa melupakanmu begitu cepat? Tidak bukan? Kau yang mengijinkanku untuk mencintaimu dalam waktu yang lama, maka saat ini ijinkan aku juga untuk melupakanmu dengan perlahan"

Aku ingin memeluk jisoo unnie, tapi jisoo unnie segera beranjak menuju kulkas.

"Aku akan memasak nasi goreng saja untukmu ne?"

Aku rasa jisoo unnie masih belum mau membahas lebih lagi permasalahan ini. Aku memilih mengiyakan saja perkataannya. Tak berapa lama masakan miliknya telah matang dia telah menyiapkannya di atas meja juga tak lupa dengan jus jeruk rutinku tiap pagi.

"Makanlah dulu aku akan menyiapkan air hangat dan pakaianmu untuk pergi pemotretan hari ini"

Aku hanya bisa mengangguk ketika dia sendiri bahkan masih peduli dengan pemotretanku. Aku melanjutkan aktivitas makanku dengan suasana yang begitu mencekam.

Setelah aku menyelesaikan makanku aku segera beranjak ke kamarku karena aku belum melihat jisoo unnie keluar dari kamarku. Dari luar kamar aku bisa melihat jisoo unnie sedang duduk di atas ranjangku dia sedang mengelus bantal yang biasa aku pakai untuk tidur dia mulai memeluk bantal itu. Dia pernah mengatakan saat aku bekerja dia dan dia merindukanku dia sering memeluk bantalku karena masih selalu tersisa aroma tubuhmu disana. Apa dia sedang merindukanku? Aku masuk kedalam kamarku sedikit mengejutkan dirinya. Aku melihat dia segera berdiri dan segera mengusap air matanya. Rupanya dia menyembunyikan kesedihannya. Aku benar-benar menyesal unnie mianhe.

"Ahh kau sudah selesai makan rupanya, aku telah membereskan kasurmu dan menyiapkan air mandimu. Dan untuk baju lisa yang berada dikamar mandi aku telah memasukkannya ke dalam mesin cuci milikmu. Segera rapikan saja, aku tak ingin jennie mengetahui masalah hubunganmu dan lisa. Biar aku saja yang mengetahui ini. Aku pergi dulu, selamat beraktivitas ne"

To be continued....

FROM THE PAST_JENLISA_ (COMPELETED)✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang