Keping 9 : Mega Di Tambakrejo

32 5 0
                                    


"Kak aku nggak ikut ya? Aku banyak tugas kuliah nih!" rengekku pada Kak Lyla. Aku tak mau merusak moment bahagia mereka berdua, apalagi bertepatan hari ulang tahun Kakak.

"Pokoknya kamu sama Rendy harus ikut, aku juga sudah ngomong sama Alfa kita berangkat bareng naik mobilnya," desak Kakak masih keukeuh dengan keinginannya.

Selang 20 menit mobil Innova hitam terparkir di halaman rumah dan aku hafal betul siapa pemiliknya.

"Loh Dek kok belum siap-siap sih! itu Alfa sudah datang," tegur Kakak dengan kesal sekaligus rasa kecewa melihatku yang masih bersantai dengan baju rumahanku di depan televisi. Kakak yang sudah rapi memilih ke luar untuk menemui Kak Gibran yang sudah berdiri di ambang pintu.

Ku lanjutkan kegiatanku menonton film kesayanganku Larva, sesekali aku terkikik melihat tingkah konyol dua tokoh utama dalam film tersebut tanpa memedulikan suasana rumah. Terdengar dari arah dapur Ibu memanggil menyuruhku mengambil kopi dan mengantarkannya pada tamu Kakak. Dan tentu saja aku berpura-pura tidak mendengarnya.

"Buruan ganti baju!" Ucap Kakak sembari meraih remote tv dari tanganku dan menekan tombol off.

"Udahlah Kak berangkat aja nanti aku ganggu acara Kakak!" Balasku dengan santai seraya meraup kripik dari toples yang berada dalam pangkuanku.

"Pokoknya kamu ikut, Rendy udah di jalan sekarang," ucap Kakak tegas tanpa mau dibantah.

"Alfa sebentar ya! Ni anak bandel banget suruh ganti baju nggak mau," ucap Kak Lyla pada Kak Gibran yang tengah menatap kami dari ruang tamu.

"Kayla nggak mau ikut Fa, coba kamu bujuk dia!" Panggil Kakak pada Kak Gibran yang seketika membuat jantungku berulah berharap Kak Gibran tidak menuruti kemauan Kakak.

"Biar Rendy saja Sayang, bentar lagi pawangnya kan datang, pasti Kayla nurut," balas Kak Gibran sembari berjalan mendekati kami dengan senyuman lembut.

Saat Kak Gibran hendak duduk di sebelahku, aku segera beranjak dan berlari memasuki kamar dan menguncinya dari dalam. Di kamar aku berpikir keras mencari jalan ke luar agar bisa kabur dari situasi ini. Kuraih jaket, jilbab, dan kunci motor secepat kilat lalu segera ke luar dari kamar menuju garasi tanpa mengacuhkan panggilan semua orang.

Kesialan sepertinya sedang berpihak padaku saat mobil Kak Rendy memasuki halaman rumah dan berhenti tepat di depan motorku yang sudah menyala. Kugelengkan kepala memberi isyarat pada Kak Rendy untuk menolak ajakan Kak Lyla, tapi usahaku percuma karena Kak Rendy justru turun dari mobil lalu mematikan mesin motor dan mengambil kuncinya.

"Kita berangkat, ganti baju sekarang!" Ujarnya yang seketika membuat emosiku memuncak. Tanpa berkata ku hempas kasar tangan Kak Rendy yang memegang lenganku lalu memasuki kamar.

"Tahan Kay!" Bujuk hatiku pada logikaku yang mulai memberontak ingin mengungkapkan semua rahasia besar antara diriku dan Kak Gibran saat ini juga.

"Jangan ngambek dong Sayang, please! Klau aku nolak ajakan mereka kan nggak enak, kemarin aku udah terlanjur mengiyakan," rayu Kak Rendy sembari mengekori langkahku menuju kamar. Brak.. Suara pintu tertutup keras tepat di hadapan Kak Rendy.

Hanya butuh 10 menit aku sudah bersiap lalu berjalan ke luar menuju mobil Kak Gibran terparkir sedangkan mereka segera beranjak dari kursi di teras rumah mengikuti langkahku.

Dalam perjalanan aku lebih banyak diam sembari menghabiskan camilan yang sudah disiapkan oleh Kak Lyla di dalam mobil.

"Sayang kok diem aja sih?" tanya Kak Rendy sambil menengok ke ke arahku yang duduk bersebelahan dengan Kak Lyla di kursi penumpang. Kutatap Kak Rendy sejenak setelah kulirik Kak Lyla yang sedari tadi tampak berbinar bahagia dengan sesekali mencuri pandang pada Kak Gibran yang duduk di kursi kemudi.

Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang