23. Malam Yang Tertunda 2

66 4 0
                                    

Rendy Pov

Hampir gila rasanya harus menunggu tiga hari lagi, malam ini tidak boleh gagal lagi seandainya bisa seharian Kayla akan aku kurung di rumah, malam yang selalu membuatku penasaran setengah mati apalagi kebanyakan teman-temanku yang sudah menikah sering bercerita bagaimana indahnya malam pertama, belum lagi mereka yang dengan seenak kurang ajarnya mengirimkan pesan singkat menanyakan bagaimana pengalaman malam pertamaku, seminggu menikah tapi naas nya aku harus menerima pahitnya malam pertama yang selalu gagal.

"Kak Rendy ngelamunin apa hayo? Masak dari tadi bengong mulu!" Tegur Kayla padaku yang masih melayang dalam lamunan. Aku tersadar saat memandang Kayla hanya mengenakan tangtop dan celana pendek yang mengekspos tubuh mulusnya, tanpa menjawab aku mendekat padanya dan mendorongnya ke sudut tembok lalu melahap bibirnya, rasa mint segar saat beberapa kali kucecap manis bibirnya. Kubelai rambut basahnya rasanya ingin kuterkam sekarang juga namun karena hari ini aku harus ke pabrik dan Kayla sendiri harus ke kampus terpaksa aku bersabar menunggu nanti malam. Tapi aku ingin bermain-main sebentar apalagi melihat wajah Kayla yang memerah. Kulancarkan seranganku kembali lenguh kecil lolos dari bibirnya tapi suara bel berbunyi menghentikan aktivitas kami yang baru memanas.

Ting tong...
"Ada tamu Kak!" Bisiknya lalu aku menyuruhnya tetap di tempat, aku tak rela jika tubuh molek istriku dilihat orang selain aku, memang aku yang menyuruhnya dandan seksi bila di rumah bersamaku tapi tidak untuk ke luar rumah. Dengan kesal aku membuka pintu, namun aku tersenyum lebar saat melihat rantang bersusun yang  dibawa supir mama jelas itu masakan spesial kesukaanku, jujur aku kangen masakan mama selama seminggu ini aku dan Kayla hanya masak sekadarnya atau membelinya di luar.

"Assalamualaikum Mas Rendy, maaf mengganggu saya disuruh ibu mengantar masakan ini buat Mas Rendy dan Mbk Kayla!" Terangnya lalu menyodorkan rantang itu padaku.

"Waalaikumsalam, terima kasih Bang, salam buat mama dan terimakasih juga!" balasku sambil menerimanya dengan sukacita.

****

Ketika kita menikmati sarapan aku mencoba membuka pembicaraan dengan Kayla tentang keinginanku segera memiliki momongan, sebenarnya aku tahu Kayla pasti akan menolak, apalagi ia bertekad akan menyelesaikan kuliah yang hanya tiga semester lagi tanpa hambatan.

"Ok, kita menikah dua bulan lagi tapi syaratnya aku tidak mau punya momongan dulu, aku mau fokus kuliah sampai lulus, bukannya Kak Rendy sudah menerima permintaanku?"

"Ok, sayang apapun kemauan kamu aku setuju!" jawabku dengan berat hati.

Masih terngiang jelas saat aku menyetujui permintaan Kayla dulu meskipun ragu sekarang baru kurasakan penyesalan, selama tiga tahun aku menjadi pengagum rahasia dan 2,5 tahun meluluhkan hati Kayla yang mencintai laki-laki lain mengapa sekarang tidak? Meskipun batinku bergejolak namun ada keyakinan yang kuat di dalamnya, toh aku juga belum goal melakukannya. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu sebaiknya kunikmati waktu-waktu indah bersamanya sebagai pasangan halal terlebih dahulu.

"Sayang aku antar kuliah ya? Sekalian aku berangkat ke pabrik." ucapku membuka percakapan lalu menyendokkan potongan rendang ke mulutnya.

"Aku naik motor aja Kak, pengen beredar bersama gankku, bolehkan? Udah lama nggak hangout bareng," bujuknya manja, kalau sudah begini aku pasti luluh tapi untuk kali ini tidak akan.

"Aku antar aja nanti klo mau pulang hubungi aku!" balasku tegas lalu menggenggam jemarinya dan menciumnya.

"Ok!" jawabnya singkat dengan memanyunkan bibirnya.

"Mulai sekarang biasakan panggil aku Mas ya!" kuelus pipinya lembut, mulai sekarang Kayla harus mengerti bahwa dia tidak single lagi ia harus belajar menjadi seorang istri yang sesungguhnya, dengan sikap manja dan keras kepalanya aku harus lebih tegas tidak boleh selalu menuruti semua keinginannya seperti dulu.

Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang