28. Positif

51 6 0
                                    

Author pov

Rendy terkejut saat mendapatkan telepon dari Aldo yang mengabarkan bahwa Kayla pingsan ditengah-tengah acara penutupan KKN, dengan tergesa-gesa Rendy menutup rapat bersama bagian keuangan hari itu. Dari Pabrik Rendy langsung menuju tempat KKN Kayla, sepanjang perjalanan ia berdoa semoga Kayla baik-baik saja. Setahunya Kayla belum pernah sekalipun pingsan, perasaan bersalah kembali mengingatkannya saat mereka bertengkar seminggu yang lalu, mungkin karena pertengkaran itulah yang membuat Kayla memforsir pikirannya ditambah lagi kegiatan KKN yang lumayan padat.

Sesampainya di posko KKN, Kayla tak sendiri ia ditemani Maya dosen pendampingnya, Rendy menyapanya ramah lalu seketika Maya menjauh saat Rendy mendekati Kayla, Maya bisa melihat cinta yang begitu besar dari mata Rendy untuk Kayla.

"Terimakasih May," ucap Rendy yang seketika membuat Maya membeku di tempat, hanya Rendy yang memanggilnya dengan nama May. Dengan gugup Maya mengangguk dan tersenyum lalu ke luar, hatinya kembali terusik oleh sosok Rendy yang sekarang.

Sebelum Rendy membawa Kayla pulang ia berpamitan kepada Maya dan beberapa warga yang berada di luar posko sedangkan semua anggota teman KKN Kayla masih mengikuti acara penutupan.

"Kita langsung ke rumah sakit ya Sayang?" Ucap Rendy sambil menggenggam jemari Kayla. Rendy semakin panik saat Kayla hanya mengangguk sebagai jawaban. Mata Kayla hanya terpejam seraya menyandarkan kepalanya ke punggung kursi.

"Ibu Kayla terakhir menstruasi kapan?" Tanya dokter Indira pada Kayla yang terbaring lemas di atas ranjang. Setelah memeriksa dan menanyakan keluhan pada Kayla dokter Indira tersenyum menatap Rendy.

"Sebulan yang lalu Dok," jawab Kayla singkat sambil mengingat-ingat kapan dirinya menstruasi. Seingatnya setelah menikah menstruasinya tidak pernah lancar, tanggalnya selalu berubah-ubah.

"Tolong Pak istrinya di temani ke ke kamar mandi," ujar Dokter Indira sambil menyerahkan sebuah testpack, mata Rendy terbelalak melihat testpack di tangannya. Sedangkan Kayla hanya pasrah dalam pelukan Rendy.

Sepuluh menit berlalu.

"Selamat Pak Rendy, Bu Kayla positif," terang dokter Indira sambil menunjukkan dua garis merah pada testpack tersebut.

"Alhamdulillah," ucap syukur Rendy tak henti-hentinya sambil tersenyum lalu mencium kening Kayla beberapa kali.

"Untuk memastikan usia janin dalam kandungan Ibu Kayla kita lakukan USG dulu ya," terang dokter Indira sambil menunggu asistennya menyiapkan alat-alatnya.

"Ini saya beri resep obat untuk mual dan vitamin untuk Ibu Kayla," terang Dokter Indira dengan menulis resep pada selembar kertas setelah menjelaskan usia kandungan Kayla yang memasuki usia 7 minggu.

"Iya Dok terimakasih," balas Rendy menatap dokter Indira dengan tersenyum.

*****

"Aku minta maaf Sayang karena sikap kasarku waktu itu," aku Rendy malam itu setelah membuatkan Kayla susu lalu membantu meminumnya. Kayla tak bergeming ia rebahkan tubuhnya lalu menarik selimut dan membelakangi Rendy.

"Yang jangan ngambek lagi dong," rayu Rendy sambil mengelus bahu Kayla.

"Yang? Aku kangen kamu," rayu Rendy karena Kayla masih tak bergeming, Rendy bingung harus dengan cara apalagi membujuk istrinya, Rendy bingung jika sudah didiamkan Kayla seperti ini. Rendy beranjak dari ranjang lalu menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, mungkin air shower bisa membuatnya lebih tenang.

Saat ke luar dari kamar mandi Rendy tersenyum menatap Kayla yang sudah tertidur pulas, Rendy menggelar sajadahnya untuk melaksanakan sholat isya. Rendy sangat bersyukur akhirnya Allah mengabulkan doa-doanya.

"Yang?" Panggil Rendy tanpa jawaban, Rendy mendekat lalu tangannya membelai rambut panjang Kayla, seminggu sudah ia tidur hanya bertemankan bantal dan guling, ia tarik tubuh Kayla mendekat lalu membawanya dalam pelukan.

"Mau kemana?" Tanya Rendy saat merasakan gerakan tubuh Kayla.

"Minum!" Jawab Kayla singkat sambil mengucek matanya, rasanya malam ini adalah tidur ternyamannya setelah seminggu tidur di posko KKN yang berdesakan dan cukup gerah.

"Kamu sini aja Mas yang ambil," ucap Rendy lalu segera beranjak turun menuju dapur, tadi ia lupa tidak membawa air minum ke dalam kamar. Setelah Rendy ke luar, Kayla menuju kamar mandi, tubuhnya terasa lengket karena sepulang dari rumah sakit tadi ia belum menyentuh air sama sekali.

"Yang kamu ngapain di kamar mandi?" Tanya Rendy sambil mengetuk pintu kamar mandi saat mendengar shower menyala. Lagi, tak ada jawaban, Rendy resah masak jam 3 dini hari Kayla mandi.

"Kamu kok mandi malam-malam gini?" Tanya Rendy khawatir saat Kayla ke luar kamar mandi dengan rambut basah.

"Badanku lengket Mas dari tadi sore belum mandi terus aku belum salat isya juga!" Jawab Kayla sambil melewati Rendy yang berdiri di depan pintu. Rendy bernafas lega saat Kayla mau menjawab pertanyaannya. Rendy merebahkan tubuhnya di atas ranjang sambil menunggu Kayla menyelesaikan salatnya.

"Sini Mas kangen!" Rendy merentangkan kedua tangannya  lebar dengan tersenyum. Kayla berjalan ke arah samping lalu mengambil bantal dan selimut lalu ke luar kamar meninggalkan Rendy yang masih tampak linglung. Rendy mengikuti Kayla hingga berhenti di ruang keluarga. Tak tahan dengan sikap diam Kayla Rendy langsung memposisikan diri di samping Kayla lalu merangkum wajah Kayla dengan kedua tangannya.

"Kayla, Mas minta maaf, Mas Sayang kamu," Rendy menatap mata Kayla dalam.

"Dan anak kita!" Lanjut Rendy lalu mengelus perut datar Kayla. Kayla pasrah saat Rendy memeluknya dan melumat lembut bibirnya, tak hanya Rendy, Kayla pun merindukan suaminya, ia hanya kesal karena Rendy tidak mau mendengarkan penjelasannya soal pil kontrasepsi itu dulu sebelum marah dan bersikap kasar padanya.

Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang