24. Ngidam

55 5 0
                                    

Author pov

"Assalamualaikum Rendy adikku yang ganteng!" sapa Lyla dengan tampang innocent_nya.

"Waalaikumsalam Kakakkku yang cantik pakek banget!" balas Rendy jutek namun tersenyum ramah saat menatap Alfa di samping Lyla. Rendy tak merasa sungkan dengan sahabatnya satu ini, ia sudah terbiasa dengan kecerewetan Lyla sejak mereka bersahabat empat tahun lalu bahkan sudah menganggap saudara sendiri dan sekarang terwujud menjadi keluarga. Dulu mama Rendy sempat menyukai Lyla karena sifat lemah lembut dan dewasanya saat beberapa kali berkunjung ke rumah Rendy, namun Rendy menjelaskan mereka hanya sebatas sahabat karena wanita yang dicintai Rendy justru adik Lyla, Kayla.

Mama Rendy, Rini sempat terkejut saat pertama kali bertemu dengan Kayla yang memiliki sifat berlawanan dengan Lyla, namun Rendy berusaha menyakinkan Rini bahwa Kayla wanita yang baik, lambat laun Rini pun menyanyangi Kayla seperti menyanyangi anak sendiri, menurut Rini sifat Kayla mirip dengan anak bungsunya, Mia.

"Ayo masuk!" Rendy menggiring Lyla dan Alfa ke ruang tengah. Sementara itu Kayla turun tergesa melihat kakaknya datang dengan senang. Lalu mereka saling melempar senyum dan perpelukkan, namun Kayla sadar saat perut buncit Lyla menabrak tubuhnya ia segera melepas pelukan mereka. Lyla sedang mengandung 5 bulan buah cinta dirinya dan Alfa.

"Maaf Ren malam-malam mengganggu kalian! selama hamil kemauan Lyla sering yang aneh-aneh, ini salah satunya tadi di rumah nangis gara-gara pengen ketemu Kayla aku telponin nggak mau, maunya ketemu langsung padahal kan baru 5 hari mereka nggak bertemu!" Alfa menjelaskan kedatangan mereka berdua karena merasa tak enak hati mengganggu waktu istirahat Rendy dan Kayla.

"Its ok Al," jawab Rendy santai namun menyembunyikan perasaan kesalnya karena harus merelakan kegagalan malam pertamanya lagi. Melihat Lyla dengan perut buncitnya ia tersenyum membayangkan jika Kayla yang hamil ia pun akan melakukan hal yang sama sesusah apapun akan ia lakukan demi buah hatinya.

"Ren... Aku sebenarnya pengen banget nasi goreng buatan kamu," ucap Lyla sambil memilin ujung jilbabnya dengan mata berembun. Seketika Alfa berpindah posisi di sebelah Lyla lalu menggenggam tangan Lyla, ia ingin marah namun melihat istrinya memelas ia tak tega. Hanya karena menginginkan nasi goreng dia harus mengganggu istirahat Adiknya.

"Ya Allah sayang kenapa nggak bilang di rumah kan aku bisa membelikanmu di luar atau aku buatkan sendiri!" tegur Alfa halus. Namun Kayla menggeleng.

"Hahaha... " tawa Kayla pecah mendengar Lyla mengutarakan keinginannya. Rendy langsung membekap tawa Kayla dengan tangannya, ia maklumi keinginan orang hamil memang begitu, dulu Rendy beberapa kali membantu Aldi mas iparnya mencarikan keinginan Mia yang sering tak lazim. Salah satunya mengidam durian pas lagi nggak musim, tiga hari pencarian ke kota tidak membuahkan hasil, akhirnya di Surabaya_lah Rendy memperolehnya, itupun hanya Mia makan 2 butir setelah itu ia tinggalkan begitu saja, sedang Rendy dan Aldi hanya saling menatap heran melihat Mia pergi.

"Oh hanya nasi goreng? Ok aku buatkan sebentar tadi kebetulan nasi di magicom masih banyak sekalian aja aku masak semua, seperti biasa kan?" jawab Rendy sambil berdiri menuju dapur, namun tiba-tiba Alfa berdiri mengikuti langkah Rendy, Alfa sebenarnya penasaran mengapa Rendy bisa tahu semua tentang Lyla, Lyla pernah bercerita mereka sudah bersahabat cukup lama. Rendy sekilas melirik Kayla, ia heran Rendy bisa-bisanya dekat dengan dua wanita cantik yang sama-sama ia cintai, bedanya cinta kepada Kayla sudah tak seperti dulu, hanya cinta terhadap adik.

Setelah mengeksekusi nasi goreng dengan lahap Lyla membaringkan diri di sofa ruang keluarga bersama Lyla, mereka tampak asyik bercerita, sedangkan Rendy dan Alfa mengobrol di depan TV sambil menyeruput kopi dan menghabiskan cemilan yang tersaji. Pukul 23.30 Alfa ingin berpamitan pulang namun saat menghampiri istrinya ia terkejut karena Lyla dan Kayla sudah terlelap.

"Udah nginap aja, udah malam juga kasihan Lyla besok juga hari Minggu kita libur kan, angkat Lyla ke kamar sebelah tuh!" ujar Rendy sambil menunjuk kamar tamu yang memang terletak di lantai dasar. Alfa mengangguk lalu menggendong Lyla ala bridal style menuju kamar tamu yang sudah dibukakan pintu oleh Rendy.

"Thanks Ren," ucap Gibran dengan perasaan sungkan bercampur ragu. Sungguh ia tidak berniat mengganggu malam pengantin baru, seandainya Lyla tidak merajuk dan bisa dirayu pastilah ia tidak akan nekat datang malam begini. Semua hanya demi si baby dalam rahim Lyla.

*****

Rendy memandangi wajah Kayla yang terlelap, ia terlihat tenang dalam tidurnya. Temaram cahaya dari lampu tak meredupkan kecantikan Kayla. Tangan Rendy terulur menyingkirkan rambut yang menghalangi penglihatannya. ia telusuri garis wajah Kayla seraya membatin, di mana letak yang membuat dirinya tergila-gila pada gadis cerewet nan manja di hadapannya. Ia dekatkan wajahnya lalu menciumi seluruh wajah Kayla penuh cinta, meskipun malam ia mengalami kegagalan lagi namun Rendy bersyukur, gadis itu telah resmi menjadi miliknya.

Ia rengkuh tubuh Kayla dalam pelukannya, berlahan ia pun terpejam dengan senyuman terlukis di bibirnya seraya bergumam,"I love you so much."

Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang