Keping 6 : Secret Love 1

67 4 0
                                    


Kutelurusi lorong kampus dengan gontai, beberapa kali kuumbar senyuman untuk menyapa mahasiswa yang kukenal. Dari kejauhan kulambaikan tangan seraya berteriak memanggil nama Faza, Tiara, dan Adel yang terlihat sedang bercanda di gazebo yang berada di samping perpustakaan. Tiba-tiba seseorang mengiringi langkah kakiku membuat aku terkejut.

"Kay, kamu sudah jadian ya sama tuh cowok?" tanya Aldo dengan santai melangkah bersamaku.

"Iya, emang kenapa?" kamu keberatan?" balasku sinis tanpa menoleh ke arah Aldo yang  berada di sisi kananku.

"Aldo lagi... Ngapain kamu! jangan ganggu Kayla lagi dia sudah punya pacar," sela Tiara menatap Aldo galak.

"Aku nggak ganggu kok, cuma nanya aja, selama janur kuning belum melengkung aku masih ada harapan kan?" sahut Aldo dengan pede.

"Sudah-sudah jangan bertengkar lagi, bosan aku mendengar Aldo dan Tiara tengkar mulu kayak Tom and Jerry aja, hati-hati nanti malah jatuh cinta loh kalian!" ledek Adel melerai Aldo dan Tiara yang sudah berkacak pinggang lalu dengan bersamaan keduanya saling membuang muka. 

"No..!" jawab mereka serempak.

Saat ini Tiara sedang dalam masa galau tingkat tinggi karena baru putus dengan pacarnya 3 minggu yang lalu, mahasiswa fakultas ekonomi bernama Firman. Dengan hadirnya Aldo kesempatan bagi Tiara untuk meluapkan segala amarahnya yang terpendam. Terkadang aku sedikit kasihan jika melihat Aldo yang menjadi bulan-bulanan para sahabatku. Namun bukannya jera Aldo justru seperti sengaja sering datang ke fakultasku.

"Bye Kayla manis, aku masuk kelas dulu ya, jangan lupa kabari aku kalau sudah putus!" pamit Aldo seraya mengerlingkan sebelah mata dan melambaikan tangan padaku.

"Dasar cowok sinting, sableng, amit-amit Kay klo kamu sampe jadian sama tuh cowok bocor!" umpat Tiara dengan bergidik ngeri sedangkan aku bersama Adel dan Faza justru tertawa ngakak.

Aku akui Aldo itu sebenarnya laki-laki yang baik, meskipun sudah berkali-kali aku tolak cintanya secara terangan-terangan ia tidak pernah menunjukkan rasa sakit hati. Bahkan saat aku dan teman-teman membully_nya seperti tadi ia tidak pernah tersinggung ataupun marah.

"Kay gimana acara lamaran kakak kamu? Ganteng nggak calon suaminya? Secara kakak kamu kan cantik banget! Cerita dong!" Rentetan pertanyaan panjang Faza seketika memudarkan senyuman di wajahku.

"Kepo!" jawabku singkat untuk mereda debaran di dada setiap kali menyebut nama Kak Gibran. Tapi bukan Faza namanya kalau tidak berhasil mengorek informasi dariku.

"Kay yakin nggak ada apa-apa jangan bohong?" sela Adel yang bisa menangkap air mukaku yang tiba-tiba berubah mendung.

Kuhela nafas panjang lalu menghembuskan perlahan sebelum aku menceritakan semua perasaanku yang ambigu.

"Tunangan kakakku adalah Kak Gibran," jujurku dengan suara lirih bagai bisikan.

"Apa!" Reaksi terkejut mereka serempak seperti paduan suara.

"Ah nggak lucu Kay bercandanya, Pasti Gibran yang lain kan? Lagian di dunia ini banyak nama itu," sahut Tiara sambil tertawa.

Sejurus kemudian kedua netraku mulai berkaca-kaca tanpa kupinta, entah mengapa setiap menyebut nama Kak Gibran hatiku seketika luruh. Kepalaku mengangguk sebagai jawaban yang seketika mendapat sambutan sebuah pelukan dari mereka. 

"Nyesek banget sih kisah cintamu Kay, lebih nyesek dari kisah novel Layla dan Majnun," sambung Tiara sembari mengurai pelukan mereka yang seketika mendapatkan tatapan tajam dari Faza. Dalam suasana sedih seperti ini bisa-bisanya Tiara melawak.

"Mati dong mereka!" sahut Adel dengan ekspresi polosnya. Tak ada bedanya dengan Tiara.

"Dylan aja deh kayaknya cocok!" imbuh Adel lagi.

"Dasar bego!" Umpat Faza dengan suara lantang karena kesal dengan sifat sahabatnya, namun bukannya semakin bersedih mereka justru tertawa bersama. Tapi hanya hitungan detik saja tawa kami lenyap dan tergantikan dengan perasaan serius.

"Kemarin pas aku jalan bareng Kak Rendy tiba-tiba Kak Gibran ngirim pesan WhatsApp ngajak ketemu. Tapi aku nggak balas pesannya, aku nggak ingin jika sampai Kak Lyla ataupun Kak Rendy mengetahui tentang semua ini." Kuhela napas dalam demi melonggarkan dadaku yang terasa begitu sesak. "Kenapa ya rasanya nyesek banget? Mana sekarang aku sering ketemu dia di rumah, belum lagi nanti kalau dia udah resmi jadi kakak iparku, parah kan?" Terangku yang seketika membuat mereka bertiga membisu.

Tiba-tiba Adel membuat ulah lagi dengan mengeluarkan buku catatan kecil lalu menuliskan sesuatu. "Nulis apaan kamu Del?" tanya Faza penuh curiga.

"Kakak Iparku Mantan Pacarku," jawab Adel polos sembari menunjukkan tulisannya pada kami.

"What!" ucap kami bertiga sambil menatap gemas pada sahabat terunik kami satu ini.

"Hehe, makasih sudah memberi ide menarik hari ini, ayo dilanjutkan lagi curhatnya," lanjutnya lalu memasukkan kembali buku catatan tersebut ke dalam tasnya sedangkan kami hanya bisa menggelengkan kepala, antara kesal dan geli.

Oya, aku lupa belum menjelaskan kelebihan lain dari Adel, dia seorang penulis novel andal. Memang bukunya belum pernah terbit dalam bentuk buku cetak tetapi karyanya sudah menjamur di beberapa platform menulis online dan 3 di antara tulisannya masuk dalam trending topik.

"Dasar lu ya, tukang halu, judul kek film ikan terbang aja mana laku?" ejek Faza dengan kesal, ajang curhat serius seketika berubah menjadi ajang hujat-menghujat.

"Eh menghina ya, kamu tuh ikut nikmatin hasil ngehaluku juga kan?" balas Adel tak mau kalah.

"Apaan sih, kalian ini ngerusak suasana aja," sahut Tiara dengan kesal sembari menengahi Faza dan Adel yang mulai bersitegang.

"Bu Salma hadir tuh," tunjukku pada dosen ter_killer yang tengah berjalan menuju kelas kami. Sontak kami berempat melompat dari atas gazebo lalu berlarian menuju kelas sebelum Bu Salma masuk. Sesampai di kelas kita duduk di kursi berdekatan seraya mengatur nafas yang masih ngos-ngosan.

Selang 80 menit kelas selesai,  karena pulang lebih awal kami berempat berencana menonton film terbaru Wedding Agreement di Theaterplaza. Setiap ada kesempatan seperti ini kita manfaatkan untuk menghabiskan waktu bersama, entah itu nonton film, shopping barang-barang recehan, ataupun sekadar nongkrong di alun-alun kota. Aku bersyukur memiliki sahabat seperti mereka meskipun memiliki karakter yang berbeda dan unik. Kami selalu kompak. Apalagi si somplak Faza yang selalu godain cowok yang dianggapnya bening alias tampan, alasannya mumpung pacarnya jauh, tapi dia setia dengan hubungan yang dijalaninya saat ini.

"Kayla!" Tiba-tiba dari kejauhan terdengar suara memanggil sambil berlari mendekat. Spontan saja mata kami menatap ke arah sumber suara secara bersamaan dan seketika itu juga tubuhku membeku sedangkan ketiga sahabatku terdiam di tempat.

"Kak Gibran!" gumamku masih menatapnya tak percaya.

"Kakak ngapain di sini?  urusan kita bukannya sudah selesai kan?" ucapku sinis sambil mencoba mereda debaran jantungku yang selalu berulah setiap kali bertemu dengannya.
 
"Kenapa pesan WhatsApp_ku nggak dibalas? Aku hanya ingin menjelaskan tentang hubunganku dan Lyla. Aku hanya khawatir kamu salah faham," terangnya dengan kedua netra mengunci netraku seolah menyelami seluruh rasaku yang tersisa. Aku tertegun saat kedua netra itu berubah sendu.

"Ok! Tapi aku mau kita bicara di sini saja." Aku segera memutus kontak netra kita berdua.
 
"Guys duluan aja ya, nanti Insyaallah aku nyusul," ucapku pada ketiga sahabatku yang masih membisu. Aku berpamitan kepada ketiga sahabatku sebelum mereka semua membuka kata.

"Kay jaga hati ya!" bisik Tiara di telingaku lalu menarik tangan Faza dan Adel meninggalkan aku dan Kak Gibran hanya berdua saja.

Kucoba menata hati yang bergemuruh tak menentu sambil mengikuti langkahnya menuju bangku kosong yang berada tak jauh dari kita. Punggung tegap itu ingin rasanya kupeluk dan kumiliki lagi seperti dulu. Tapi itu tidak akan mungkin terjadi, sekarang ada Kak Lyla dan Kak Rendy di antara kita. Tidak mungkin aku melukai hati Kak Lyla hanya untuk bersamanya.

"Kumohon Kak Gibran jangan menguji ketetapan hatiku, jangan membuatku luruh kembali karena aku yakin kita tidak akan mungkin bersatu."

Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang