Senja sore ini menawan keindahan dalam ketenangan, meskipun harus melalui pagi siang dan malam, senja akan tetap kembali di waktu dan massa yang sama. Sejauh mungkin ia pergi namun tak pernah bisa menolak untuk kembali.
"I love u istriku!" Bisiknya saat tiba-tiba sebuah tangan kokoh melingkar di perutku. Kugenggam kedua tangan itu dengan jantung berdebar. Sebuah kecupan ringan mendarat di pipi sebelah kiriku lalu kecupan itu beralih ke ceruk leherku. Sungguh aku masih tidak percaya jika sejak semalam aku telah resmi menyandang status Nyonya Rendy Pratama.
"I love u more Kak!" balasku singkat seraya memejamkan mata menikmati moment terindah kami sebagai suami-istri. Aku tidak mampu mendeskripsikan kebahagiaan yang aku rasakan saat ini. Di depan akan lebih banyak ujian menanti. Menguji kekuatan cinta kami.
*****
Rendy pov
Semalaman aku terjaga, tak bisa sedetik pun kualihkan pandanganku pada gadis cantik yang terlelap dalam pelukanku, gadis tomboy yang berhasil menculik hatiku sejak pandangan pertama empat tahun lalu, entah magnet apa yang membuatku mengaguminya sampai detik ini. Dia unik, sangat berbeda dengan perempuan-perempuan yang mengerubungi ku selama ini. Gadis dingin yang justru membuatku penasaran ingin memilikinya. Kilasan masa lalu tiba-tiba berputar, saat keinsenganku yang selalu berbuah kemarahannya.
"Kay... mana Kakakmu aku ada perlu sebentar!" Tanyaku sambil memasang senyum termanis ku tapi seperti biasa wajah jutek dan ucapan sinisnya selalu mendominasi wajah manisnya.
"Ngga usah alasan nyari Kak Lyla, Kak Rendy kan temen sekelas Kakak, ngapain cari Kakak ke sini cari sana di kampus!" Balasnya sinis namun membuatku semakin gemas, dengan cepat kucubit ujung dagunya lalu bergegas pergi sebelum ia mengamauk. Dengan tergelak seraya menilik kaca spion motorku, tampak wajahnya memerah karena marah dan sejak saat itu menjailinya menjadi hobby terbaruku.
Pernah juga aku tidak sengaja bertemu dengannya saat menyaksikan konser Band Armada di alon-alon kota, dia bersama seorang cowok yang kutaksir seumuran dengannya. Dari kejauhan aku amati dirinya, seingatku Lyla pernah bercerita bahwa kedua orang tuanya melarang anak-anak gadisnya ke luar rumah di malam hari apalagi bersama seorang laki-laki. "Dasar cewek badung!" gerutuku saat melihat cowok itu menggenggam erat jemari Kayla yang seketika membuat emosiku mendidih. Tanpa memperdulikan di sekelilingku, aku langsung menghampiri mereka lalu kutarik tangan Kayla dengan paksa dari genggaman tangan laki-laki itu.
"Enak aja loe pegang-pegang tangan calon istri gue!" ancamku pada laki-laki itu yang tampak syok, jangan ditanya ekspresi Kayla seperti apa, dia langsung marah-marah dan ingin menamparku, kugenggam tangannya yang siap melayang di wajahku.
"Dasar brengsek, ngapain kamu ngganggu kesenanganku, pakai acara ngaku-ngaku calon suamiku pula, kamu bukan siapa-siapa!" Geram Kayla padaku, tanpa menghiraukan makiannya kutarik tangannya menjauh dari keramaian. Nafasnya memburu karena harus berusaha mengejar langkah lebarku, sesampainya di depan mobilku, kudorong tubuhnya masuk ke dalam mobil.
"Terserah kamu mau ngomong apa saja yang jelas kamu hanya milikku!" Ucapku tegas menghujam tepat ke manik matanya. Tak kusangka ia membalas tatapanku lebih tajam dengan sorot permusuhan.
"I hate u!" Ucapnya penuh penekanan. Aku menyeringai dengan senyuman khasku yang seketika membuatnya membuang pandangan ke luar kaca, bukannya takut aku justru semakin menyukainya.
"Kak kok sarapannya belum habis, masakkanku nggak enak ya?" Ucapnya yang seketika menyadarkanku dari lamunan.
"Enak banget Sayang, ini masakan terenak setelah masakan mamaku!" Pujiku yang justru membuatnya memajukan bibirnya. Aku hanya senyam-senyum memerhatikan sikap unik istriku. Lalu ku sodorkan dua tiket pesawat bulan madu hadiah dari Mbak Mia dan suaminya.
"Apa ini Kak?" Tanyanya penasaran lalu saat dia sadar jika itu tiket bulan madu wajahnya langsung memerah. Aku hanya tersenyum, rasanya aku sudah tak sabar menikmati malam pertamaku bersamanya. Semalam kami hanya tidur berpelukan aku tak tega meminta hakku karena kulihat dia tampak letih setelah resepsi pernikahan kami.
"Gimana kamu setuju kan? Nggak usah jauh-jauh yang penting kita bisa berduaan" ucapku sambil mengerlingkan sebelah mata menggodanya, dia tersenyum malu sembari menundukkan kepala. Sejak semalam ia lebih sering bersikap malu-malu dan diam.
"Ih Kak Rendy mesum deh nggak mau ah, bulan madunya setelah aku wisuda aja ya Kak?" Rayunya padaku tapi aku tak mau mengalah untuk satu ini, aku sudah cukup lama menantinya kalau harus menunggu setelah dia wisuda berarti masih tiga semester lagi.
"Terserah kamu Kayla Sayang," jawabku santai toh ngapain juga aku memaksanya sekarang aja kita di rumah hanya berdua, rumah ini sudah kusiapkan 2 bulan lalu sebelum kita resmi menikah, sengaja setelah acara pernikahan aku langsung memboyongnya ke rumah ini. Kulihat matanya berbinar mendengar jawabanku, aku tau ia belum siap tapi aku sudah cukup lama menantikan moment ini.
******
"Ih enak bener istriku ini dari tadi mainan ponsel mulu pakai senyum-senyum segala," godaku sambil mencubit ujung hidungnya. Setelah sarapan tadi aku disibukkan urusan pabrik yang sudah seminggu kuabaikan karena mengurusi acara pernikahan yang serba mendadak, hanya dua minggu untuk membuat pesta pernikahan setelah pertunangan membuatku sedikit mengabaikan urusan pekerjaan. Kurebahkan kepalaku di bantalan sofa tepat di sampingnya lalu bersandar di bahunya.
"Loh kok cepat ke luarnya, aku nonton drakor aja belum dapat separuh cerita," ucapnya sarat kecewa seraya memasang wajah cemberut, tapi justru membuatku semakin gemas.
"Film apaan sih kok sampai suaminya dilupakan?" godaku seraya memasang wajah memelas. Aku raih ponselnya dan mengajaknya nonton bersama.
Ia terlihat sangat antusias dengan ajakanku, aku pun penasaran dengan film kesukaan istriku itu. Kugeser tubuhku memotong jarak sedang dia masih fokus pada filmnya. Semakin penasaran aku dibuatnya namun aku tercengang saat kulihat adegan ciuman panas di film itu.
"Astaghfirullah Kayla film kayak gini kok dilihat.." kesalku. Kalau hanya berciuman tidak perlu menonton film langsung praktik saja.
"Kak Rendy ih resek berisik tau, pergi sana!" ketusnya namun masih asyik dengan film di layar ponselnya. Tanpa seizinnya langsung kudekatkan wajahku lalu kulumat lembut bibir ranumnya yang sudah kutahan sejak semalam. Entah berapa lama kami berciuman sampai akhirnya kulepas karena hampir kehabisan napas.
"Kalau cuma ciuman bilang aja Sayang nggak usah nonton film lansung pratek aja, lebih dari itu juga OK!" Godaku masih menatap lekat netranya, wajahnya masih memerah namun tak ada jawaban, langsung diraihnya ponsel di sampingnya dan menyetop film yang masih berputar.
"Dasar resek!" balasnya lalu beranjak memasuki kamar. Dengan senyum mengemmbang kuikuti langkahnya menuju kamar kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End)
RomanceRate 18+ Blurb Kayla, gadis berusia 19 tahun yang harus mengalah demi kakaknya dan terpaksa menjalin hubungan baru dengan laki-laki lain tanpa ada rasa cinta demi menutupi perasaannya. Rendy tahu tidak mudah menaklukkan hati Kayla yang telah dimili...