Tiga Tahun Kemudian
Rendy pov
Aku tak pernah menyangka hidupku akan sesempurna ini. Aku sudah tidak membutuhkan yang lain karena mereka berdua lah duniaku, Kayla dan Amanda putri cantik kami.
Seperti biasa di jam makan siang aku akan pulang dari pabrik untuk makan bersama di rumah, menikmati masakan istri tercintaku yang akhirnya pandai memasak. Sesibuk apapun pekerjaan di kantor aku tetap mengusahakan untuk pulang karena aku tahu bagaimana perjuangannya untuk benar-benar menjadi ibu rumah tangga yang baik. Meskipun sudah ada ART yang mengerjakan semua pekerjaan rumah tangga tetapi ia lebih memilih memasak sendiri, hasil dari kedua tangannya.
Dengan senyum terpatri aku ke luar dari mobil seraya menatap rumah minimalis kami. Membayangkan senyum manis kedua perempuan yang sangat berarti bagiku. Rumah ini adalah pelipur segala letih dari banyaknya pekerjaan di pabrik. Sudah hampir dua tahun pabrik kue kering milikku mengalami peningkatan penjualan yang cukup signifikan yang tentu saja membuat waktu, tenaga, dan pikiranku terkuras habis. Namun, aku lebih memilih menambah asisten untuk membantu setiap pekerjaanku. Bagiku kebahagiaan bukanlah sebatas kekayaan dan ketenaran tetapi bagaimana aku bisa memaksimalkan waktu hanya bersama keluarga kecilku dan tentu saja memperbaiki ibadahku yang terkadang masih menunda waktu karena pekerjaan yang tidak pernah ada habisnya. Kayla_lah yang selalu mengingatkanku bahwa rizki yang kita miliki saat ini sesungguhnya hanyalah titipan dari Allah yang kapanpun bisa diambil kembali oleh-Nya.
Gadis berambut ikal dengan pipi chubby itu menyambut kehadiranku di ambang pintu dengan senyum merekah. Pita berwarna pink menghiasi dua kunciran rambutnya. Dialah salah satu alasanku untuk selalu pulang karena di sinilah rumahku yang sesungguhnya.
"Papa," panggilnya seraya merentangkan kedua tangannya ke arahku.
"Hai Cantik," balasku seraya mengangkat tubuh gembulnya membawa ke dalam gendongannyaku lalu menghujani kecupan di wajahnya sedangkan dia terkikik menahan geli karena bulu-bulu halus di rahangku.
"Mama bikinin Manda jelly Pa, enak! Papa mau?" Balasnya dengan ceria lalu membalas menciumi wajahku dengan ciuman basah karena sisa jelly di sudut bibirnya.
"Mau dong!" Balasku singkat lalu mengucap salam seraya memasuki rumah.
Setelah ucapan salamku mendapatkan balasan dari arah dapur aku segera masuk di tempat favorit istriku tersebut. Melihatnya tengah serius berkutat dengan peralatan dapur membuat hatiku berdesir karena haru. Aku masih tak menyangka gadis manja dan keras kepala itu kini bisa menjelma menjadi seorang istri dan ibu yang sempurna bagiku dan Amanda. Dulu jangankan bisa memasak makanan sederhana, merebus mie instan saja dia tidak bisa bahkan pernah tangannya tersiram air panas. Saat itu aku begitu panik bahkan aku melarangnya masuk ke dapur.
Segera ku dudukkan Amanda di kursi lalu mendekatinya. "Hai Sayang," bisikku seraya melepaskan ikatan rambutnya lalu menyatukan sebagian rambutnya yang menjuntai kemudian menyatukan kembali dan mengikatnya dengan rapi.
"Mas Rendy udah pulang? Tumben cepat?" Ucapnya tanpa mengalihkan perhatiannya pada panci di hadapannya, tangannya sibuk mengaduk sup iga yang hampir matang.
"Aku kangen kamu, Amanda, dan calon adiknya Amanda," bisikku lagi seraya mengelus perutnya yang mulai membuncit. Di usia Amanda yang baru genap 2 tahun ini ia akan segera memiliki adik. Kayla sedang hamil 4 bulan buah cinta kami.
"Makan dulu yuk!" Ajak Kayla setelah mematikan kompor.
"Kamu duduk aja," ucapku seraya menuntunnya untuk duduk di sebelah Amanda. Aku segera menggulung kemejaku hingga ke siku lalu menyiapkan makanan yang telah dimasak Kayla ke dalam mangkuk dan lauknya ke dalam piring.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rahasia Antara Aku dan Kakak Ipar (End)
RomanceRate 18+ Blurb Kayla, gadis berusia 19 tahun yang harus mengalah demi kakaknya dan terpaksa menjalin hubungan baru dengan laki-laki lain tanpa ada rasa cinta demi menutupi perasaannya. Rendy tahu tidak mudah menaklukkan hati Kayla yang telah dimili...