Ramein kolom komen dan vote nya di setiap part!
Follow akun: brillianadelia
Follow IG: @brillianadeliiaaa_-HAPPY READING-
——————
"Gue tu mau nya sama lo, El! Kenapa sih lo tuh gak bisa balas cinta gue, sekali aja?!" Silvia meninggalkan Rafael setelah mengatakan sedikit kekesalannya. Pasalnya ia selalu saja di bentak saat sedang mendekati Rafael. Dan pada akhirnya ia pergi sendiri dengan perasaan kesal dan marah, tapi nanti pasti akan kembali lagi dengan Silvia' yang semula.
"Main truth or dare yok!" Ajak Bagas tiba-tiba. Ia ingin mencairkan suasana. Mood Rafael pasti sedang buruk karena kedatangan Silvia yang menyebalkan itu.
"Gue truth aja ya?" Tanya Alvin. Ia paling malas jika mendapatkan dare, pasti Bagas kana memberikannya tantangan yang aneh-aneh.
"Ya gak bisa! Lo harus terima apapun yang lo dapet! Awas aja kalo lo menghindar!" Semprot Bagas menatap Alvin tak suka.
"Kalo gitu gue gak ikut!"
"Dih, kok ngambekan. PMS lo ya?!"
Plak!
Satu tamparan berhasil mendarat di pipi mulus Bagas. Sang empu langsung menatap Alvin tajam. "Apa-apaan lo, kok malah nampar gue!" Marah nya.
"Ogeb!" Balas Alvin. "Lo kira gue cowok apaan yang bisa pms? Mana ada bego!" Sungut Alvin.
"Ya santai bro. Lo makin keliatan kaya cewek pms!" Cibir Bagas lagi.
"Serah lo!"
"Lo berdua udah kaya tom and jerry! Berisik, anjing!" Cibir Rafael yang akhirnya membuka suara untuk melerai keduanya.
"Awas lo ya! Dasar buaya jantan!" Timpal Alvin lagi.
"Jomblo abadi!"
Rafael hanya memijat pelipis nya yang tidak terasa pusing. Melihat Bagas dan Alvin bertengkar tak jelas seperti itu membuat nya ingin menendang mereka ke kutub selatan.
....
Vanya, Clarissa dan Kirana berada di satu kelas yang sama. Vanya duduk dengan Clarissa, sedangkan Kirana duduk dengan cewek yang bernama Tasya. Kirana tidak masalah jika dia tidak duduk bersama kedua sahabat nya, toh dia berada tepat di depan bangku mereka. Jika ingin mengobrol, ya tinggal menghadap ke belakang aja. Beres kan?
Clarissa paling menyukai pelajaran fisika dan segala sesuatu yang berhubungan dengan matematika. Tak heran jika ia sering mendapatkan ranking satu dan menjadi murid kesayangan nya guru. Itung-itungan itu sama aja kaya olahraga buat otak kita, begitu katanya.
Vanya sering bilang kalo Clarissa itu tipe ideal semua cowo. Soalnya selain pintar merias wajah, Clarissa juga pintar dalam segi akademi. Tapi ya itu tadi, Clarissa selalu jadi anak yang di catat dalam kasus razia make up. Cewek itu gak ada kapok-kapoknya!
"Yes! Hari ini ada fisika dua jam!" Seru Clarissa sambil bersorak gembira. Sudah seperti mendapat hadiah mobil saja, senangnya minta ampun.
"Lo berisik banget sih, Sa! Kenapa gak lo pacarin aja tuh si pelajaran fisika? Bucin nya udah kaya sama pacar padahal jomblo!" Cibir Kirana. Tak lupa dengan permen milkita yang memenuhi mulutnya. Itu sudah menjadi ciri khas dari seorang Kirana'.
"Sirik aja lo! Suka-suka gue lah!"
"Dih!"
"Kalian ini memang gak ada abisnya ya. Berantem terus, kaya anak kecil." Kekeh Vanya seraya menatap kedua sahabat nya bergantian.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )
Teen Fiction(SUDAH SELESAI, MASIH LENGKAP, DAN BELUM DI REVISI) 🌼🌼🌼 Menjadi anak piatu bukan 'lah suatu hal yang diinginkan setiap orang. Kehilangan orang yang paling berarti dan dicintai adalah sebuah luka yang terkadang sulit dipercaya oleh Rafael Arsya Ra...