[6.] Cewek centil.

41 2 0
                                    

FOLLOW AKUN INI: brillianadelia
FOLLOW JUGA IG MIMIN: @brillianadeliiaaa_

—————

『 HAPPY READING 』
⇓⇓⇓

✎..
Sampai nya di depan gerbang rumah Silvia, Rafael dibuat bingung karena Silvia tak kunjung turun dari atas motornya. Tidak hanya dia, Bagas dan Alvin yang berada di belakang motor Rafael pun merasa heran.

"Kenapa lo gak turun?" Tanya Rafael. Dia masih bisa menahan emosinya didepan Silvia karena di perempuan. Senakal-nakalnya Rafael, dia tidak akan menyakiti perasaan perempuan.

Silvia malah mengeratkan pelukan nya kepada Rafael. Tadi saat di jalan yang sepi, Rafael tiba-tiba menambah kecepatan motornya, alhasil Silvia refleks memeluk punggung cowok itu. Meski awalnya kaget, tapi akhirnya dia senang dan tersenyum sambil menyandarkan kepala di punggung lebar milik Rafael.

"Turun gak?" Tanya Rafael. Nada bicara nya sudah naik satu oktaf. Dia mulai risih dengan perbuatan Silvia yang berlebihan terhadap nya.

"Gue masih pengen meluk lo. Nyaman rasanya." Jawab Silvia sambil memejamkan matanya merasakan hangatnya saat memeluk tubuh kekar Rafael.

"Tapi kita udah nyampe di rumah lo, sekarang lo turun. Gue masih ada urusan." Ucap Rafael ketus.

Silvia melepas pelukan nya sambil mengerucutkan bibirnya kesal. Dia lalu turun dari atas motor Rafael dengan hati-hati karena motor punya Rafael dan kedua sahabat nya itu tinggi semua. Mereka hadi tambah keren dengan helm full face nya.

"Tapi mulai besok lo harus anterin gue pulang! Gue gak mau ada penolakan, El!" Ucap Silvia cepat sebelum Rafael menjawab ucapannya.

"Bacot!"

Rafael meninggalkan area rumah besar Silvia setelah mengatakan kata kasar itu. Silvia menghentakkan kakinya kesal lalu masuk ke dalam rumah nya dengan perasaan yang campur aduk. Antara senang dan kesal.

....

Ketiga primadona SMA Antariksa baru saja sampai di arena balap liar yang sudah di beritahukan sebelumnya oleh penyelenggara balapan. Jalan raya ini jauh dari jalan raya besar utama yang banyak di awasi polisi. Kalau di sini tempat balapan nya, maka akan di pastikan mereka aman dari tangkapan polisi yang sejak dulu tidak pernah mengizinkan balap liar. Asalkan tidak ada yang melapor.

Alvin sudah siap dengan motor sport kesayangan nya dan helm fullface yang menghiasi kepalanya. Lihatlah, dia tampak tampan dan mempesona kalau seperti ini. Percayalah, aura Alvin jadi lebih terasa lebih wah dari biasanya.

Sedangkan Rafael dan Bagas sudah berdiri di pinggir jalan untuk menyemangati sahabat nya itu. Ralat, hanya Bagas saja yang paling bersemangat untuk mendukung Alvin. Dia sampai meneriaki nama Alvin seperti orang gila. Tapi dia tetap tampan, sifat tengil nya itu tertutupi dengan visualnya yang bikin semua cewek meleleh melihatnya. Kalau dipikir-pikir, pantas saja Bagas jadi playboy. Tampang nya saja yang seperti cowok yang setia, padahal sebaliknya.

"LO HARUS MENANG, VIN!" Teriak Bagas sambil lompat-lompat tidak jelas. Sungguh, dia semakin tampak seperti orang stress disini. Apalagi di samping nya ada Rafael yang berekspresi datar dan tatapan yang dingin. Siapapun tolong bawa Bagas pergi dari sini!

Rafael sendiri sebenarnya tidak terlalu tertarik dengan yang namanya 'balapan'. Entah itu balap motor atau mobil, Rafael tidak minat di bidang itu. Ada bidang lain yang dia suka dan dia sangat jago dalam hal itu. Mau tahu bidang apa yang di kuasai oleh Rafael? Hanya waktu yang bisa menjawabnya.

Alvin, dan dua lawan nya sudah menggeber-geber kan motor mereka sampai menimbulkan asap yang tebal. Wasit di depan nya sudah memberi aba-aba menggunakan bendera kecil di depan ketiga motor sport itu.

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang