[13.] Yang kedua dan curhat.

43 3 0
                                    

Follow akun ini: pinklala_
Follow ig: @brillianadeliiaaa_

Notes: banyak typo🙈😊

"Kita ditakdirkan dijalan hidup yang hampir sama."

-Rava-

-ᝰ⸙-

"Gue ga tau kenapa gue pengen lindungi lo dan mau aja nurut sama apa aja yang lo mau. Gue cuma mau lo baik-baik aja. Van." Rafael bergumam dalam hati setelah melihat Vanya tertidur sambil memeluk punggungnya di atas motor.

....

"Eunghh.." Vanya merenggangkan otot tubuh nya lalu mengubah posisi nya menjadi duduk.

Tunggu.

Vanya sangat mengenal tempat ini. Kenapa dia bisa di kamar? Seingatnya terakhir tadi dia sedang di bonceng Rafael naik motor lalu ... ketiduran. Begitu bangun dia sudah berada di kamarnya. Lalu kemana Rafael? Apa dia sudah pulang? Vanya jadi bingung.

Ceklek...

"Udah bangun nak?" Tanya Anggara yang kini duduk di tepi ranjang Vanya setelah menutup pintu kembali.

"Papa? Siapa yang bawa Vanya ke sini?" Tanya Vanya pura-pura tidak tahu. Padahal ya sudah pasti Rafael yang membawanya. Hanya saja ia ingin memastikan.

"Ada cowok, namanya Rafael kalo ga salah. Dia siapa kamu, hm?" Anggara mengelus rambut panjang Vanya sambil menggodanya soal Rafael. Pasalnya ini kali pertama Vanya dekat dengan pria. Anggara jadi curiga kalau Rafael adalah pacar dari putrinya.

Vanya jadi malu sendiri karena Anggara juga menaikkan-turunkan alisnya.

"Dia bukan siapa-siapa Vanya. Pa," Ucap Vanya membela diri.

"Masa iya?"

"Papa..." Anggara tertawa renyah setelah berhasil membuat putri kesayangannya bulshing.

"Ya udah, kamu ganti baju terus turun gih. Rafael udah nungguin di bawah," Suruh Anggara lalu hendak keluar kamar.

"Tapi pa,"

"Apa?" Jawab Anggara lalu menoleh ke arah Vanya.

"Nanti ... jadi ke makan mama kan?" Tanya Vanya pelan.

Anggara tersenyum. "Iya sayang. Nanti kita ke makam mama ya."

Vanya membalas senyuman Anggara penuh kehangatan. "Makasih ya pa,"

"Sama-sama sayang. Cepet keluar ya, ada pacar lagi nungguin," Ucap Anggara menggoda Vanya dengan berbisik di akhir kalimatnya.

Vanya membelalakkan matanya kaget. Papa nya ini sudah bisa menggodanya tentang pacar sekarang. Ini semua gara-gara Rafael! Papanya jadi salah paham kan.

"Ih papa!"

Terdengar kelakar tawa dari luar. Anggara tertawa terbahak-bahak karena senang menggoda putri nya. Ternyata menyenangkan juga. Anggara jadi teringat dengan mendiang Zefania yang dulu sering ia goda ketika mengingat jaman mereka waktu masih pacaran. Rasanya ia ingin memutar waktu ke belakang agar bisa mengumpulkan lebih banyak kenangan bersama sang istri.

Vanya turun ke bawah setelah ganti baju. Hoodie oversize warna putih dengan celana jeans panjang membuat Vanya terlihat cantik dan tetap ada kesan elegannya. Rambut panjangnya yang diikat dapat memesona setiap pria yang melihat nya.

Di sofa ruang tamu Vanya melihat papa nya dan Rafael sedang bercengkrama. Mereka terlihat dekat sekali, sudah seperti ayah dan anak. Padahal baru saja bertemu. Ternyata Rafael tidak se-dingin itu ya. Dia juga punya sifat yang mudah dekat dengan seseorang.

RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang