FOLLOW AKUN INI: brillianadelia
FOLLOW JUGA IG MIMIN: @brillianadeliiaaa_Notes: banyak typo🙈👁
—————
『 HAPPY READING 』
⇓⇓⇓✎..
"RAFAEL!"Silvia membelalakkan matanya saat melihat Rafael yang tersungkur ke bawah. Lampu yang besar dan berat itu bukan mengenai Vanya, melainkan mengenai Rafael. Iya, Rafael yang menolong Vanya dari jebakan Silvia and the geng nya itu. Tepatnya kaki kirinya, semua orang di sini seketika panik dan langsung mendekati Rafael yang sudah meringis kesakitan.
Tubuh Vanya terasa kaku untuk bergerak dari tempat nya setelah di dorong dengan kuat oleh Rafael. Ia sangat terkejut karena tidak pernah menyangka kalau Rafael akan menolong nya.
Bagas dan Alvin adalah orang pertama yang menghampiri Rafael. Setelah itu Silvia dan Angel. Okta dan Dara? Mereka entah pergi kemana.
"Rafael lo baik-baik aja?" Tanya Alvin panik lalu menidurkan kepala Rafael di paha nya.
"Sshh.. Kaki gue, Vin. Sakit." Ringis nya sambil memejamkan mata agar menyamarkan rasa sakitnya.
"Ini semua gara-gara lo, Vanya!" Teriak Silvia seraya menunjuk Vanya yang berada tak jauh dari tubuh Rafael. Silvia itu memang orang yang tidak tahu malu! Vanya masih shock dengan apa yang terjadi.
"Lo yang udah buat Rafael jadi kaya gini! Kenapa gak lo aja yang kena hah?!"
"Silvia!" Sentak Alvin yang membuat Silvia terdiam dan menatap nya.
"Kenapa lo malah salahin Vanya!? Ini kecelakaan! Siapapun yang kena, mau Rafael atau Vanya, itu sama aja Sil! Bagas, sekarang kita bawa Rafael ke rumah sakit." Titah Alvin tegas yang di angguki oleh Bagas.
Kondisi Rafael terlihat parah dan memprihatinkan karena dia terus meringis kesakitan.
"Apa yang kalian liat?! Bubar!" Sentak Vino.
Semua orang pergi dari area panggung, termasuk Silvia dan Angel. Mereka ingin mencari Okta dan Dara karena telah lalai mengerjakan tugas yang di berikan oleh Silvia. Sekarang malah Rafael yang kena imbasnya.
Kini hanya Vino yang tersisa di sini, sebagian dewan guru juga sudah pergi menyusul Rafael yang dibawa Alvin dan Bagas ke rumah sakit terdekat. Vanya juga sudah pergi bersama beberapa guru ke rumah sakit untuk menyusul Rafael.
Vino menundukkan kepala sambil memijat pelipis nya yang terasa pusing. Ia merasa gagal menjadi ketua OSIS. Siapa yang melakukan ini pun tidak ia ketahui, ia tidak tahu ini adalah tindakan yang di sengaja atau murni kecelakaan. Padahal tadi dia sudah keliling sekolah dan berjaga di sekitar panggung untuk keamanan.
"Jangan nyalahin diri lo sendiri."
....
Rafael sekarang sedang di periksa dalam ruang ICU. Vanya berdiri paling dekat dengan pintu ICU. Dia sangat khawatir dan merasa bersalah dengan Rafael, karena ia harus kesakitan demi Vanya. Clarissa ikut kesini guna menenangkan sahabat nya itu. Semua orang sibuk merapalkan doa semoga luka Rafael tidak terlalu parah.
"Harusnya gue yang kena lampu itu, Sa. Kenapa Rafael malah bantu gue?" Vanya merutuki dirinya sendiri. Ia tak henti-hentinya menyalahkan dirinya.
"Udah lah, Van. Ini semua bukan salah lo. Tadi itu cuma kecelakaan aja, jadi gak usah nyalahin diri lo sendiri kaya gitu." Ucap Clarissa sambil mengelus punggung Vanya.
"Iya, Vanya." Ujar Bu Gea–guru seni budaya dan keterampilan kelas 11 dan 12.
"Ini semua adalah kecelakaan. Kita kan tidak ada yang tahu kapan kecelakaan akan terjadi. Sekarang kamu berdoa saja semoga Rafael bisa cepat sembuh, ya." Lanjut Bu Gea sambil tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
RAVA : Rafael - Vanya ( SELESAI )
Ficção Adolescente(SUDAH SELESAI, MASIH LENGKAP, DAN BELUM DI REVISI) 🌼🌼🌼 Menjadi anak piatu bukan 'lah suatu hal yang diinginkan setiap orang. Kehilangan orang yang paling berarti dan dicintai adalah sebuah luka yang terkadang sulit dipercaya oleh Rafael Arsya Ra...