Aku menatap Lily yang terbaring lemas di kamar pelayan. Emang pisikopat tu raja, Lily membuka matanya menyesuaikan nya dengan cahaya
"Agh-- yang mulia? Astaga saya kan harus bekerja malah enak enakan tidur disini" ucap Lily mencoba bangun, ya aku tahanlah. Gila kali liat orang mau sekarat gini tetap aku suruh kerja
Aku kan bukan kembaran si iblis najong itu, Lily menatap ku lemas "saya masih tidak percaya jika anda sudah kembali yang mulia" ucap Lily meneteskan air matanya
Astaga jujur aku benci suasana haru, penuh penghayatan ini.
"Maafin aku Lily, aku tak menyangka raja sekejam ini. Sampai nekat menyiksa mu seperti ini" ucapku, jujur ada sedikit rasa bersalah di hatiku.
Lily tersenyum, "aku tidak apa yang mulia, sebenarnya ini semua salahku. Aku yang lalai, yang mulia raja itu sangat baik. Dia menghukum ku karena ini memang kesalahan ku" ucap Lily
Aku mendengus frustasi, ntahlah otak Lily sudah di cuci pakai boraks apa sama si raja sialan itu.
"Baiklah kau istirahat lah" ucapku pada Lily, aku pun melangkah kan kaki keluar kamar Lily. Dimana aku selalu di ikuti oleh puluhan pengawal di belakang ku
Seperti nya raja itu trauma, takut aku akan kabur lagi. Tapi kan tidak puluhan juga pengawalnya, gue berasa jadi tahanan.
Aku melihat Arthur yang sedang memandangi pohon, aku pun menghampiri nya. "Arthur ngapain kau disini?" Tanyaku
Dia melirik ku sejenak, "suka suka ku dong, ini kan istana milik kakakku" ucapnya
Membuatku berdecak, sombong banget ni bocah
Aku pun berjalan, "terserah kau lah" ucapku
Tapi tak lama Arthur menyusul ku, "kakak ipar, kenapa sikap mu beda sekali sama yang di rumorkan. Katanya ratu Elisha itu orangnya lembut, baik hati, pendiam, tapi kau--"
Aku berbalik menatap Arthur, "dih? Memang aku kurang lembut? Aku juga pendiam kok, baik hati juga" ucapku. Yaa-- walau aku ini bukan Elisha tapi kan sikap ku 11 12 dengannya yang di rumor kan
Arthur melihat ku dari atas hingga bawah, dan mendekati ku, menatapku dengan intens
"K-kau ini kenapa?" Tanyaku gugup, gimana tidak aku di lihat oleh seorang pangeran tampan, walau tengil
"Kau bukan Elisha kan?" Tanya Arthur membuat ku membulatkan mata
Jika aku bukan Elisha terbongkar, bisa bisa aku akan mati bersama si gila itu. Karena sudah membohongi anggota kerajaan
"Tentu saja, tentu saja aku ini Elisha. Kau berbicara apa sih bro" ucapku memukul pelan lengan Arthur hingga ia terjerabab di rumput
"Tuh kau kasar sekali, kau bukan Elisha. Elisha kan lemah dan lembut" ucap Arthur, aku mendengus. Menarik nafas dalam "AKU INI ELISHA, KAU INI KAKAK IPAR SENDIRI TIDAK MENGENALI NYA" ucapku kesal
Membuat Arthur diam, aku pun membalikan badan dan mengibas rambut kesal, menarik gaun ku, lalu berjalan ingin memasuki istana utama
"Dia itu kenapa sih" gumam Arthur
'~'~'~'~
Aku duduk di perpustakaan istana dengan pusing. Rasanya pengap terus diikutin oleh puluhan pengawal
"Hei! Kalian tak bisa kah keluar? Disini panas karena kita beramai ramai" ucapku sambil mengibas kan tubuhku dengan gaun panjang ku
Pengawal itu hanya diam dan tetap di tempatnya, "aish" desis ku kesal sambil menaruh kepala ku di meja
Tak lama pintu terbuka, dan aku merasa perlahan ruangan di perpus itu semakin luas dan tidak pengap lagi.
"Syukurlah merek--" ucapan ku terhenti saat melihat Nathan yang sedang menutup pintu. Membuatku mendengus "PENGAWAL MASUK AJA LAGI" teriakku
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Queen (End)
Random[Follow sebelum baca dong brok ;v] Anastasia gadis berumur 18 tahun, yang masuk ke zaman kerajaan. Zaman yang sama sekali tidak iya ketahui, Dimana dirinya di tarik dan langsung berurusan dengan sang raja. Malang sungguh nasibnya, baru memasuki zama...