Aku mendongak, menatap sang raja yang duduk di takhtanya. Memang perajurit gk tau diuntung, seenaknya memaksa ku berlutut seperti ini
" Benarkah kau yang ada saat kematian calon ratu?" Tanya nya dengan nada menekan.
Ntahlah ini hanya perasaan ku saja, atau memang benar dia menekan lawannya dengan tatapan dan nadanya. Bernafas saja sangat sulit untukku.
" katakan" tekannya, aku hanya mengangguk seolah lidahku kelu saat dia mengeluarkan suara
" Tapi aku sama sekali tidak tau soal kematiannya" ucap ku tiba tiba seolah percaya akan kejadian ini. Sial! Pria yang menjadi raja ini memang sangat mendalami peran. Liat saja muka songong nya menatap ku seolah singa yang menatap musuhnya.
Dia menatap ku seolah meminta ku melanjutkan ceritaku, " percaya atau tidak, awalnya aku mengerjakan ulangan matematika. Lalu tertidur, dan setelah itu aku berada disini" ucap ku sambil memejamkan mata. Pasti setelah ini mereka tertawa dan prank usai
Sreng'
Sebuah detingan pedang di buka terdengar, saat aku membuka mata sebuah pedang tepat berada di hadapan ku
'apa apaan ini? Apakah mereka belum puas mengerjaiku. Tidak bisa di maafkan' batin ku mulai kesal
Aku segera megenggam pedang itu dan melemparnya, " AKH" teriak ku segera melepaskan genggaman ku, percaya atau tidak pedang itu asli.
Aku melihat ke arah orang yang sebagai raja itu, dia tersenyum devils " aku tidak percaya dengan apa yang aku lihat. Bisa bisanya kau berani menyentuh pedang yang sudah mengancam di lehermu"
Aku berdiri tanpa perduli dengan tangan ku " SUDAH CUKUP PRANK INI SUDAH KETERLALUAN"
"Prank?" Bingung nya, aku menatapnya kembali tak kalah bingung, kenapa wajahnya terlihat bingung begitu? Seolah dia tidak tau arti kata prank
" INI PRANK KAN?" tanya ku, dia menatapku kembali bingung.
'akh kenapa wajahnya memasang wajah bodoh, oon, bego, kaya gitu sih?' batin ku dongkol
" Pengawal, bagaimana orang gila, dan pembunuh seperti dia bisa masuk ke istanah. Dan dengan leluasa membunuh calon ratu?" Tekan nya pada sang pengawal, pengawal pengawal itu menunduk takut
"SIAPA PENJAGA GERBANG?" tanya nya, dua pengawal di belakang ku menujuk tangannya
Raja itu mengambil pedang yang ku lempar tadi, dan menebas kepala kedua pengawal itu. Aku membulatkan mata, jelas ini bukan prank.
Dua pengawal itu seketika tergeletak tidak bernyawa.
Glek'
"Apa setelah ini aku?" Gumam ku berkeringat dingin, meremas rok ku ketakutan.
Bagaimana bisa aku terjebak di zaman ntah belatah ini.
Raja itu mendekat ke arah ku, membuatku spontan berteriak.
" BUKAN AKU PEMBUNUHNYA, CALON RATU MU TIBA TIBA TERGELETAK TIDAK BERNYAWA KARENA PENGARUH RACUN. KALIAN TAU KAN? DI MEJANYA TERDAPAT MAKANAN, MUNGKIN ITU PENYABAB NYA" teriakku dengan satu tarikan nafas
Namun teriakan ku tak menghentikan langkahnya, sesaat langkahnya terhenti saat seorang dokter atau istilah jadulnya tabib datang.
"Yang mulia" panggil sang tabib
"Calon ratu meninggal di akibatkan racun yang terdapat dalam makanannya. Racun yang terdapat dari tumbuhan menjalar yang bisa di dapat dari kebun terlarang kerajaan" ucap sang tabib
Raja itu kembali menatapku seolah menuduhku, membuatku spontan berteriak lagi
" SUDAH KU BILANG, AKU TIDAK MENGERTAHUI TENTANG PEMBUNUHAN ITU!!!" Teriakku sembari menatap manik mata raja dingin itu, astaga! Bahkan di wajahnya terkena percikan darah. Sangat menjijikan!
" Lalu darimana kau tau ratu ku terbunuh akibat meminum racun" ucapnya dingin, mengintimidasi ku
" YA AKU HANYA TEBAK TEBAK BERHADIAH, SIAPA SANGKA TEBAKAN KU BENAR" ucapku lagi
"Pengawal bawa dia, jadikan dia tersangka" perintahnya, pengawal itu segera menarikku dengan tanganku yang masih berlumuran darah
"Dan lagi jangan beri obat pada tangannya" lanjutnya
" BUKAN GUE ANJIR, ASTAGA LEPASIN BEGOO" ucapku kesal sembari memberontak
~~~'''~~~~
Aku di lemparkan di sebuah ruangan seperti penjara, lalu pengawal itu segera menguncinya
" CK BUKAN GUE PEMBUNUHNYA TOLOL, KALIAN PERCUMA NGURUNG GUE, KARENA JUJUR AJA GUE GK GUNA" celoteh ku, tapi percuma aku hanya di abaikan saja oleh mereka seolah aku tidak ada. Bahkan mereka sudah pergi meninggalkan ku sendiri
Aku mendengus kesal, daripada berteriak tidak guna lebih baik aku mengobati tangan ku yang berlumuran darah
"Dan lagi jangan berikan tangannya obat, blabla" ejek ku mengikuti bicara raja itu
"Siapa yang memerlukan obat dari nya, pembunuh! Aku bisa mengobati tangan ku sendiri" dengusku sembari mengobati tangan ku dengan kotak P3k yang tersedia di tasku
Setelah selesai aku mendengus "haah.. ini semua karena matematika sialan! Aku jadi tersesat disini. Memang benar kata orang, matematika adalah pelajaran yang mematikan"
" KENAPA SIH MATEMATIKA HARUS DI CIPTAKAN" dengusku
"Malah ni penjara berpasir lagi, katanya kerajaan. Tapi masa penjaranya gk di kasih lantai, dasar kerajaan miskin" gumamku
"Berhentilah menghina, itu tidak akan membuat mu bebas" ucap seseorang dari belakang ku, membuatku berbalik
"Astaga" kagetku, saat melihat seseorang yang berada di belakang ku yang hanya di batasi kayu kayu berjarak.
Lebih tepatnya dia juga di penjara, tepat di sebelah ruanganku. Aku mendekati nya "kau kenapa di penjara?" Tanya ku penasaran
"Habis mencuri ubi. Aku kelaparan" ucap pria itu terkekeh, aku menggeleng kan kepala "menyedihkan"
"HEH! TIDAK USAH MEMANDANG KU DENGAN WAJAH SEDIH TAK BERGUNA ITU" ucapnya seolah tidak suka di pandang menyedihkan
Aku hanya mengangguk "baik lah baiklah, apa kau sudah makan?" Tanya ku.
"Kau pikir ini sebuah penginapan, ini penjara! Tidak ada makanan. Tentu saja belum" ucapnya
Aku segera membuka tasku, lalu memberikan sebuah roti "nih makanlah" ucap ku, dia segera mengambilnya dengan terburu buru
"Kalau kau kenapa di penjara ini?" Tanya nya sembari menikmati roti
"Aku di tuduh membunuh ratu"
" APA?"
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Queen (End)
Acak[Follow sebelum baca dong brok ;v] Anastasia gadis berumur 18 tahun, yang masuk ke zaman kerajaan. Zaman yang sama sekali tidak iya ketahui, Dimana dirinya di tarik dan langsung berurusan dengan sang raja. Malang sungguh nasibnya, baru memasuki zama...