Tok tok
"Anastasia, main yuk" sebuah ketukan membuat mataku terbuka perlahan.
Aku membuka pintu kamarku, terlihat Zenith yang sedang senyam senyum "kamu masih tidur aja, kan katanya mau belajar panah gimana sih" ucap Zenith
Aku menatap Zenith bingung, "ha? Panah?" Tanyaku, zenith mengangguk polos
Astaga gue kan mo belajar panah, Ampe ngemis ngemis mintanya. Bisa bisanya gue lupa
Aku menggaruk tengkuk ku, "baiklah aku akan mandi dulu" ucapku diangguki oleh Zenith, "oh ya, kita belajarnya di dekat air terjun kemaren ya" ucap Zenith. Aku mengangguk "oke" ucapku
Lalu mandi dan berganti pakaian dengan baju baru ku. Dan baju Zenith aku cuci dan aku jemur di jemuran penginapan. Setelah itu aku membawa tas ku, lalu berjalan keluar
Aku meminjam kuda milik zerlga, lalu menyusul Zenith ke air terjun kemarin.
Setelah sampai aku turun dari kudaku, tak lupa mengikat kuda itu. Aku pun belajar memanah dengan Zenith.
Pertama aku masih salah sasaran, percobaan kedua juga begitu. Hingga percobaan kesekian kalinya aku berhasil tepat sasaran. Namun tali panahnya mengenai wajahku.
Zenith tertawa "astaga, memanah memang sulit. Cobalah lagi" ucapnya
Aku sebagai pendekar cakar langit, anjay. Tidak menyerah begitu saja, aku mencoba memanah lagi
Petak
Dan kali ini, dengan mulus tanpa halangan apapun panah ku mengenai sasaran. Zenith tersenyum kagum, ia menepuk kedua tangannya "wow keren, kau langsung bisa" ucapnya.
Aku tersenyum bangga "iya dong" ucapku. Setelah beberapa kali mencoba akhirnya aku lumayan bisa walau kadang masih salah sasaran. Hari sudah semakin terik, perutku juga mulai terasa lapar.
"Hmm, aku lapar" ucap Zenith, aku mengangguk setuju "iya"
"Yaudah tangkap ikan aja yuk" ajak Zenith aku pun mengangguk. Kami pun berjalan ke dekat air terjun, dimana air terjun yang di bawah telah mengalir bagai sungai.
Zenith pun menangkap ikan itu dengan anak panahnya, setelah mendapat kan dua ikan yang besar. Aku mulai menghidupkan api dan kami membakar ikan itu
Aku memakan ikan itu dan menatap zenith kagum, "keren Zenith, kau bisa semuanya" ucapku kagum
Zenith terkekeh "tentu saja, aku tidak sepayah kakak ku" ucapnya bangga
Aku hanya mengangguk "kakak mu payah ya"
"Iya dia payah"
~'~'~'~'
Aku menatap rumah kumis lele itu dari luar sendirian. Pagar terbuka, aku berjalan perlahan ke halaman belakang. Aku mengulas senyum saat melihat penjaga kumis lele
"Bagiamana?" Tanyaku padanya,
"Tuan memiliki satu anak laki laki, yang ternyata adalah anak kesayangan nya. Mungkin dia bisa membantu mu nona. Karena setiap permintaan anaknya itu tidak pernah ia tolak" ucap nya
Aku mengangguk paham, "siapa anaknya?" Tanyaku
"Tuan muda Joan" aku mengangguk paham, "baiklah aku ingin bertemu dengannya" ucapku
Penjaga itu tampak berfikir "mungkin anda bisa menemui nya saat dia sedang berlatih kuda nanti sore" ucapnya
Aku mengangguk, dan memberikan 5 koin mas kepada penjaga itu, lalu mengenakan mantel ku kembali dan berjalan keluar gerbang itu.
Aku berjalan menuju tempat berlatih kuda yang terkenal di desa itu. Lalu berpura pura sedang berlatih kuda, sampai sebuah langkah kaki kuda terdengar
Terlihat seorang pria yang bersiap menaiki kudanya. Aku mengulas senyum manis ke dia, semoga saja senyumku semanis gulali

KAMU SEDANG MEMBACA
Fake Queen (End)
De Todo[Follow sebelum baca dong brok ;v] Anastasia gadis berumur 18 tahun, yang masuk ke zaman kerajaan. Zaman yang sama sekali tidak iya ketahui, Dimana dirinya di tarik dan langsung berurusan dengan sang raja. Malang sungguh nasibnya, baru memasuki zama...