Masa kecil kurang bahagia

1.6K 229 10
                                    

Aku menjentikan jari di meja sembari melihat keluar, gabut, bosan gue ngurusin kematian Elisha Mulu. Ngapain ya?

sebuah tetesan air turun membasahi bumi, membuat tercetak sebuah senyuman di bibirku. Aku segera berlari keluar kamar, menuruni tangga dan menuju ke halaman

Hujan semakin deras membuatku menari nari di bawah tetesan hujan bagai seorang anak kecil. Jika ada di rumah ibu pasti akan memarahi ku habis habisan

Sembari menari nari, aku membayangkan adegan sedih di drama saat hujan. Aku memeluk tubuh ku, "oh marimas, kau tega sekali bersanding dengan si madusa. Kau tidak tau betapa sakitnya hati ini" monolog ku membayangkan adegan drama yang ku tonton

Aku menjatuhkan tubuhku di rerumputan, "hati ini terluka marimas saat kau menghianati ku, apa kurang ku? Semua sudah ku berikan untuk mu marimas. Bahkan contekan MTK hal paling yang berharga sudah ku berikan pada mu" isak ku di tengah tetesan hujan. Tanpa sadar drama yang ku peran kan seorang diri sebagai protagonis yang tersakiti. Di saksikan oleh Jonathan

"Ngapain kau? Seperti orang gila berbicara sendiri di tengah hujan" ucap Jonathan menatap ku sambil menyeruput teh nya.

Aku mengelap wajah ku yang basah dengan telapak tangan, aku segera berdiri dan mendekat ke arah Jonathan "kau? sejak kapan kau disini?" Tanyaku syok

"Sejak kau berlari lari seperti monyet, dan berbicara sendiri seperti orang gila"

OMG,jadi dia disini dari awal? Dari aku berlari lari tadi? Dia melihat semuanya dong?

Aku tercengang, harga diriku lagi lagi hancur di hadapan pria sikopat ini

Karena hujan terus turun, dan membasahi wajahku, membuat ku tidak begitu melihat Jonathan. Apalagi pria itu berada di sudut.

Jonathan kembali menyeruput minumnya santai, "Jonathan kau ikut aku" ucapku menarik tangan Jonathan

"Heh! Kau mau apa?" Tanya Jonathan saat aku menarik nya ke tengah hujan

"Aku tidak mau malu sendiri, kau harus ikut bermain dengan ku"

"Tidak! Siapa kau berani memerintahkan ku" sinis Jonathan mencoba menepis tangan ku, terjadi adegan tarik tarikan diantara kami berdua

" Aku Anastasia, ayo Jonathan jangan banyak drama deh" ucapku frustasi dan terus menariknya, hingga ia basah akibat tetesan hujan, membuat ku tersenyum puas

"Ayo bermain, kau itu jangan terlalu kaku lah" ucap ku menggerakan tubuh Jonathan, namun dia tetap diam tanpa bergerak

Ni bocah patung kali ya?

Jonathan memutar bola mata malas, "kau seperti anak kecil, aku tidak mau" ucap nya ingin pergi kembali memasuki istana

Aku berdecak, " kau tidak asik sama sekali!" Ucapku

Kenapa dia diam saja ck, padahal aku ingin dia malu karena bernari nari di atas hujan

Saat aku terbengong tiba tiba Lily datang memayungi ku, "yang mulia anda kenapa bermain hujan begini, ayo masuk" ajak Lily menarik ku

Aku yang sudah puas dengan bermain hujan, hanya menurut dan ikut masuk.

Saat aku memasuki istana, aku menatap derwin yang sedang menanyai mengapa Jonathan basah kuyub

"Ini semua karena si gadis monyet itu" ucap Jonathan sembari melirik ku sinis

Aku menatap nya kesal, "kau saja yang tidak asik, padahal bermain hujan itu seru. Masa kecil mu kurang bahagia ya? Keseruan bermain hujan saja kau tidak menikmati nya" ucapku sinis

"Hanya orang gila yang bermain hujan sambil berjoget joget dan berbicara sendiri" sindirnya

Aku mengepalkan tangan ku kesal, rasanya ingin mencakar cakar mukanya sampai gk berbentuk

Aku melangkah kan kaki pergi dengan kesal, "PAKYU" teriakku sambil mengacungkan jari tengah ku penuh dendam

'~'~'~'

Seusai bermain hujan, aku Berendam air panas. Gk panas juga sih, lebih tepatnya hangat. Kalau panas Mateng gue.

Aku memejamkan mata secara perlahan, " Anastasia"

Aku membuka mata, terlihat sebuah Padang rumput yang hijau "mama?" Gumam ku saat melihat sosok mama ku sedang duduk di atas rerumputan hijau.

Ibu ku menatap ku, " DASAR KAMU! KAN SUDAH IBU BILANG JANGAN TIDUR" ucapnya memukuli ku secara beruntun. Membuatku berteriak "MAAF AKU KETIDURAN, ADUH ADUH" keluhku

Setelah puas memukuli ku, kami pun duduk di rerumputan.

"Kok tiba tiba aku bisa ada disini?" Tanyaku pada mama ku yang sedang menatap hamparan rerumputan

"Ntahlah ibu juga gk tau" ucapnya menggidikkan bahu

"Anastasia, berjuanglah. Ibu yakin kamu bisa, saat SD saja kamu bisa mengantri bansos. Kali ini kamu juga pasti bisa"

Aku mengerutkan kening, "apa hubungannya sama bansos?" Tanyaku bingung

"Ntahlah"

"Tuan Putri Anastasia bangun" tiba tiba wajah ibu berubah menjadi Lily, membuat mataku membulat sempurna

"ASTAGA" kagetku lalu tersentak, dan kembali ke kerajaan. Ternyata aku tertidur, dan ternyata semua tadi hanya mimpi

Mungkin karena kerinduan ku pada sang ibu, "astaga anda mengapa sampai tertidur, bibir anda sampai pucat begitu" ucap Lily khawatir.

Lily segera memberikan handuk kimono, dan aku segera memakainya.

Aku bergidik, "dingin sekali" ucapku

"Tentu saja anda di dalam selama 2 jam" ucap Lily, aku membulatkan mata, bagaimana bisa mimpi sesingkat itu bisa dua jam?

Setelah itu aku memakai gaun, dan Lily menyisir rambut ku.

Setelah selesai, aku membanting tubuh ku di kasur, "nyamannya" gumam ku sambil berguling guling

Hujan semakin deras, bahkan sesekali akan ada geluduk. "Astaga hujannya deras sekali" ucapku sambil melihat jendela

"Iya yang mulia" ucap Lily sembari menutup gorden kamarku.

'~'~'~'~

Seusai hujan reda, aku meregangkan otot ototku. Matahari sudah mulai naik ke atas langit, memancarkan cahayanya

Aku pun membuka pintu kamar, aku mengerutkan kening saat melihat keadaan istana yang seperti nya lebih sepi dari biasanya

"Kenapa para pengawal sepertinya berkurang?" Gumam ku

Lalu aku berjalan ke salah satu pengawal yang sedang menjaga taman, "para penjaga lain kemana?" Tanyaku

"Hormat yang mulia! Sebagian pengawal mengantarkan yang mulia raja untuk mengobati An-ga"

Aku mengerutkan kening, "An-ga? Kenapa dengan anjing gila itu?"

" Akibat badai kemarin, pohon yang berada di samping kandang An-ga roboh dan menimpa tubuh An-ga. Hingga An-ga cedera" ucap pengawal itu menjelaskan

Kasian juga anjing gila itu

Aku menggeleng miris,

"hallo kakak ipar" sapa Arthur yang tiba tiba berada di sebelahku, aku tersentak kaget "kau? Ngapain disini?"

"Tentu saja menggantikan kakak ku sementara" ucap Arthur enteng, aku menatapnya dengan tatapan mendelik geli "anak kecil seperti mu untuk sementara menjadi raja?"

"CK! Aku bukan anak kecil" ucap nya berdecak tidak suka membuatku terkekeh, "gimana sih, anak kecil tapi gk terima di katain anak kecil" ucapku

Aku mengelus puncuk kepala artur, "olok olok olok, pakai manyun segala"

"Kakak ipar!!" Ucapnya sambil memegang tanganku

"Kakak ipar?"

"Kenapa?"

"Sepertinya dulu saat kau masih kecil. Terdapat bekas luka bakar" ucapnya sambil menatap tangan ku yang sedang di pegang ya

"Ha? Masa sih?" Ucapku langsung menarik tangan ku

"Hmm! Oh iya sepertinya sudah hilang haha. Aku kan selalu perawatan" ucapku sambil tertawa

"Kau bukan Elisha ya?" Tanya Arthur sambil menatap ku

Bersambung

Fake Queen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang