Awal Mula yg hangat

13.2K 909 49
                                    

Perkenalkan aku Anastasia, ya aku hanya seorang siswi biasa yang memimpikan bertemu Pangeran.

Bermimpi pangeran menemukan ku di sebuah gubuk ini, lalu membawaku pergi.

" ANAA, CEPET BANGUN! KAMU MAU BANGUN JAM BERAPA SIH HA?" Teriak menggelegar membuat kuping indah ku terasa sakit. Memang harus ya pagi di sambut dengan teriakan maut? Kenapa tidak dengan kicauan burung?

" ANAAAA! BANGUN! KAMU UDAH TELAT, KATANYA HARI INI ADA ULANGAN KAN? CEPET BANGUN"

Aku menghela nafas, oh pangeran.. kapan diri mu membebaskan ku dari teriakan mama kandung ku ini. Ah ntahlah aku rasa dia bukan mama kandung ku, mungkin saja mama tiri?

"AKU BERANGKAT" teriak ku seusai sarapan

"JANGAN KETIDURAN SAAT UJIAN" teriak sang ibuku yang tau kebiasaan ku

Aku segera berlari menuju halte yang terdapat tidak jauh dari rumah ku

Setelah bis datang,aku segera masuk ke dalam bis yang amat penuh dengan penumpang.

"Astaga, gue belum belajar lagi. Kenapa sih harus ada ulangan MTK" sungut ku, duduk di kursi halte lalu membuka buku matematika, buku yang paling jarang aku sentuh. Sepertinya semua buku jarang aku sentuh, tetapi matematika tingkat jarangnya lebih tinggi, you know lah men

Saat sedang asik, bukan asik lebih tepatnya tertekan. Seorang nenek menatap ku dengan intens, aku menatapnya balik "kenapa nek? Mau duduk kah?" Tanya ku

" Sepertinya, kau pantas berkelana ke dunia lain" ucap nya, aku mengerutkan kening bingung. Dunia lain? Maksudnya Dunia ghaib gitu? Gue semirip itu ya sama mbk kunkun

Sang nenek mengambil tangan ku paksa, dan memasang sebuah gelang berhiaskan jam. Bus pun berhenti, saat aku ingin bertanya sang nenek keburu turun. Melihat ramainya penumpang yang masuk, membuatku mengerungkan niat untuk menyusulnya

Tak lama bus berhenti di halte pemberhentian ku, aku segera membayar nya dan turun

" ASTAGA buku ku" ucap ku saat tau buku matematika ku, ku letakan di bangku sebelah ketika ingin mengambil uang

" OI BERHENTI" teriak ku, tapi nihil bus sudah pergi menjauh

Saat aku melihat jam, jam sudah menunjukkan pukul 7.56, membuatku melotot 4 menit lagi, ulangan akan di mulai

"Akh tidak sempat" sungut ku segera berlari ke arah sekolah. Namun tak di sangka rintikan hujan membasahi sang bumi, seolah ikut menangis meratapi kesialan ku hari ini.

Tak perduli dengan hujan, jangan kan hujan badai sekali pun tidak akan bisa memberhentikan lari ku

Aku segera berlari secepat kilat, mengkerahkan segala kekuatan ku berlari, aku tidak boleh mengecewakan narutokun yang mengajari ku cara berlari yang baik dan benar

Dan sampailah aku di sekolah dimana aku menempuh ilmu selama ntahlah, bukan saat nya menghitung. Aku sudah telat 5 menit, aku segera memanjat pagar, itulah jurus ninja yang di ajarkan ayah ku, sebelum akhirnya dia tertidur di dalam tanah bersama dengan mayat lainnya. Tapi tak apa, setidaknya jurusnya berguna, dia pasti bangga

"Bu maaf telat" ucap ku dengan ngos ngosan, baju ku sudah basah kuyup. Ntahlah itu keringat atau air hujan, yang pasti sama sama asin. Jorok!

Sang guru menurun kan kacamatanya sedikit, menatap sinis diriku yang malang. Iya menghela nafas "kali ini kamu selamat karena saya merasa miris melihat kamu. Ambil soal ini, dan segera kerjakan" ucap sang guru

Aku mengangguk, lalu segera mengambil soal sebelum sang guru berubah pikiran.

Aku pun duduk di bangku kebanggaan ku, bangku belakang paling ujung.

Tak lama alisya, membalikan badannya menatap ku "Lo kemana aja? Gue dah siapin kertas contekan. Tapi ketauan sama si dia" ucap temanku melirik sang guru matematika seolah mengode

Aku hanya mendengus, sial memang hari ini. "Ekhem, duduk dengan benar ALISYA" tekan sang guru mengucapkan kata ALISYA

Alisya segera membalikkan tubuhnya, saat sedang konsentrasi mengerjakan 5 soal pertama. Aku merasakan ngantuk menyerang, perlahan ku rebahkan kepalaku di meja beralaskan kertas ujian, lalu segera memejamkan mataku.

Tak berselang lama, aku teringat akan ujian dan langsung membuka mata perlahan "aku dimana" gumam ku

" AKHHHHH MAMA" teriakku saat tepat di depanku terlihat seorang wanita terkapar, dengan busa di mulutnya, sedikit info matanya masih terbuka dan dia menggunakan baju pengantin yang mewah, yaah.. mungkin kalau anak Sultan nikah bajunya akan seperti yang dia kenakan

Mendengar teriakan histeris ku, tiba tiba pintu terbuka.

" RATU" teriak seorang berpakaian pelayan.

Kedua tangan ku di pegang oleh dua pria seperti pengawal.

"LEPASIN, NGAPAIN PEGANG PEGANG. PELECEHAN INI NAMANYA" teriakku sembari memberontak

Sedangkan para manusia yang berpakaian pelayan itu, masih sibuk mengurusi wanita berkulit pucat, seperti orang sekarat.

" Sampaikan kabar ini ke yang mulia raja, calon yang mulia ratu. Telah berpulang" ucap seorang pelayan itu dengan wajah sedih

Mereka semua berlutut sembari menangis, begitu juga diriku di paksa berlutut. Untung tidak di paksa menangis dengan seonggok ketumbar

Tapi haruskah aku menangis? Kenapa rasanya jika tidak menangis aku seperti orang jahat begini. Tapi aku tidak kenal mereka, apa ini prank yang ada di acara unfaedah?

Akh, coba saja aku menangis. Siapa tau jika aku menangis mereka menghentikan prank ini

" HWAAAH JANGAN MATI, HIKS KITA BELUM KENALAN" tangis ku histeris, lebih tepatnya teriakan ku. Air mata sialan! Kenapa tidak jatuh. Aku harus mengingat dimana ibuku memarahi ku, ingat wajah ibu yang marah.

'oke berhasil' batin ku saat merasakan kelopak ku basah " HWAAAH JANGAN MATI, JANGAN MATI" teriakku

"Bawa dia ke hadapan yang mulia raja, ini perintah" ucap seseorang berpakaian perajurit yang baru datang

'ha? Apakah prank ini belum usai?'

Bersambung

Fake Queen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang