Beban hidup

1.3K 204 5
                                    

Aku tersenyum saat Lily mengatakan jika ia tidak bisa ikut dengan Arthur

"Apa ku bilang, lihat Lily tidak mau pergi dengan mu. Itu artinya pangeran kodok lebih tampan dari mu" ucapku dengan puas

Arthur berdecak, " bukan begitu yang mulia, pangeran Arthur memang tampan, tetapi saya harus mengurus anda" ucap Lily membuat senyum ku luntur, sedangkan senyum tengil pria itu mulai mengembang

"Benarkan? Aku itu memang tampan" ucapnya bangga, ingin sekali aku lemparkan batu panas ke wajah nya yang tengil itu

"Iya, tapi Lily kan tidak bilang kau lebih tampan dari kodok. Jadi kau memang tampan, tapi pangeran kodok lebih tampan dari mu" ucapku

Arthur menghembuskan nafasnya, melingkar kan tangannya di pundak ku "ck lepasin" ucapku menepis tangannya

"Kakak ipar, tipe mu itu sebatas kodok ya?" Tanya nya, "kau berulang kali memuji pangeran kodok lebih tampan dari ku" lanjut Arthur dengan senyumnya

Aku mendorong Arthur kesal, "bukan begitu, ini kan ibarat perbandingan ketampanan, antara kau dan kodok. Tentu saja lebih tampan pangeran kodok" ucapku

Arthur mengangguk ngangguk, "bagaimana dengan kakak ku?"

"Kakak mu siapa?"

"Ya kak Jonathan siapa lagi?"

"Ya kodok lah, muka setan gitu"

Arthur menepuk ke dua tangannya, "lihat? Ternyata tipe mu memang sebatas kodok" ucap Arthur sambil tertawa puas

Plak'

Aku memukul kepala Arthur, seketika tawa pria itu berhenti, ia memegang kepalanya "kau ini apa apaan? Suka sekali menganiaya pangeran" decak nya

"Cih, berdebat dengan mu, membuat ku semakin gila, ayo Lily aku lapar" ucapku menarik Lily lalu berjalan ke dapur

"Dih? Kakak ipar memang apa salah ku? Aku kan hanya berbi--"

"JANGAN KAN BICARA, BERNAFAS SAJA KAU SALAH, PUCEK" teriakku sambil mengacungkan jari tengah ku.

Setelah sampai di dapur para pelayan memberikan makanan untuk ku. Aku pun segera memakan makanan itu

Berdebat dengan siluman teri itu membuat perut ku semakin lapar.

"Kakak ipar, kakak ipar" suara menggelegar memenuhi dapur, membuatku bernafas pasrah

Aku tau pemilik suara itu adalah Viola, "kakak ipar, kau aku cariin kemana mana ternyata disini" ucapnya dengan wajah kesalnya

Aku tak menggubris nya dan melanjutkan makan, "kakak ipar, kenapa kau tidak ikut kakak ku?"

Kan lu yang sayang bad Ama kakak setan lu, kenapa gk lu aja yang ikut

Aku menggeleng, menaikan bahu "tidak tau, aku tidak di ajak"

Suara tawa menggelegar dari Viola membuatku terperanjat kaget, "pasti karena kakak sangat merepotkan, menyusahkan, dan tidak berguna. Makanya tidak di ajak" ucap Viola yakin

Ini satu keluarga emang dari pabriknya tercipta minta di hujat gini ya?

"Lalu kenapa kau tidak di ajak? Berarti kau juga menyusahkan dong" balasku

Viola menatap ku tidak terima, "mana mungkin begitu! Kakak tidak mengajak ku, karena aku ini masih kecil, masih lucu, seorang princess manis seperti ku. Hanya perlu bersenang senang dan berbelanja ria" ucapnya bangga

Aku menaikan sudut bibir ku dan memutar bola mata ku malas.

"Sudahlah, sana kau pergi" ucap ku, Viola bukannya pergi ia justru duduk di depan ku

"Kakak ipar"

Aku tak menggubris nya dan memilih makan, "ish kakak ipar"

"Apa sih?" Kesalku

Dia mengerucut kan bibirnya, "jahat sekali kau ini, membentak ku" ucapnya mengelap air matanya dramatis

Ya Tuhan, dosa apa aku harus berhadapan sama manusia manusia jadi jadian kaya keluarga ini

Aku menghela nafas, mengelus dadaku berulang kali sabar sabar

Aku pun meminum air mineral, lalu menatap gadis itu " ada apa?" Tanyaku

Ia pun menarik ingusnya agar masuk kembali ke hidungnya, "tidak tau, aku sudah lupa"

Bgst, tampol nih. Gue tampol juga lu. Tahan gue anying, pen gue tampol ni bocah

Aku pun kembali meneguk minum ku hingga tandas, untuk mendinginkan kepala ku yang mulai memanas. Gara gara gadis kecil di depan ku

Seusai makan aku pun mulai berdiri, "Kakak ipar mau kemana?" Tanya nya

"Ke kamar" jawab ku

Dia ber oh ria, "ngapain?'

"Jualan cendol, ya istirahatlah"

Dia kembali mengangguk, "oh yaudah, byebye" ucapnya melambaikan tangan

Akhirnya,, snow white bisa bebas dari Mak lampir kecil itu

Aku pun menarik nafas lega, namun kebebasan ku seakan pudar saat melihat Jack berada di depan ku

Yaampun dia lagi, jangan bilang habis Mak lampir. Gue harus berurusan sama ni manusia satu

Aku tersenyum kuda, "salam yang mulia ratu" ucap Jack menundukkan badan nya

Aku pun mengangguk, melambaikan tangan "hai"

Mampus lu, mampus, ketemu kan lu sama dia Anastasia!!

Jack menyungging kan senyuman, membuat bulu kuduk ku berdiri. Tidak! Aku sama sekali tidak takut di grepe grepe. Tapi aku takut pria ini menayai nanyai ku, ini sama seperti saat ada sesi tanya jawab bahasa Inggris

Aku takut guruku bertanya apa arti elephen. Aku hanya diam membeku, lagi berfikir cara kabur, masa ia berak lagi. Gk kreatif amat gue nyari alasan.

Aku menggigit bibir bawah ku, mencoba memikirkan alasan yang epic dan masuk akal tentunya

"Yang mulia saya deluan dulu ya" ucapnya, membuatku bernafas lega. Aku tidak perlu capek capek mencari alasan, karena dia akan pergi dengan senang hati

"Ya, byebye" ucapku melambaikan tangan, dia pun pergi semakin menjauh, untung tu bocah gk nanya apa apa, tapi kok akhir akhir ini dia sering berkeliaran ya di istana ini?

Aku pun menaikan bahu tidak perduli, dan berjalan mamasuki kamar ku. Aku membuka laci kamarku, dan mengambil tas ku.

Lalu setelah itu aku mengambil barang berharga ku, apalagi jika bukan hp.

"Ahh sial, andai saja disini sudah tercipta sinyal, mungkin aku bisa menghubungi ibu. Ibu yang malang, pasti sekarang dia sedang menangisi anak semata wayangnya yang paling cantik, membahenol ini" gumam ku menghembuskan nafas sedih

"dan alisya, kasian sekali dia kehilangan bestie sehidup tapi tak semati ini. Pasti dia sekarang lagi menangisi ku" aku pun menepuk dada ku miris

Bentar bentar apa alisya sudah mendapatkan bestie baru? Dan ibu apa dia sekarang justru lagi joget dangdut karena beban nya hilang?

Seketika aku overtingking, bagaimana jika tidak ada satu pun yang merasa kehilangan ku? Atau saat aku balik justru mereka lupa siapa aku? Kalau mereka sampai lupa, aku harus tinggal di mana? Masa ia di lubang tikus

Aku menggusar rambutku, " NENEK TUAAA, JANGAN BIARKAN MEREKA LUPA SAMA KU!! NANTI AKU HARUS TINGGAL DIMANA? MASA IA NUMPANG DI RUMAH MU" teriakku sembari menatap langit langit kamar

Tapi memang nenek tua itu punya rumah?

Aku menggeleng kan kepala ku, bukan saat nya memikirkan rumah orang. Tapi bagaimana jika setelah bebas dari zaman ini, aku harus terjebak jadi gembel karena di lupain emak sendiri?

Bersambung


Fake Queen (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang