5. Di mobil

19.6K 361 0
                                    

Sudah lebih dari lima menit mereka duduk di dalam mobil, dan Elang belum juga menyuruh Joe untuk menjalankan mobilnya. Pria itu seperti tengah menunggu sesuatu, tapi entah apa Arabel tidak tau.

"Kau hanya akan diam disini sampai tengah malam?" tanya Arabel kesal, "kalau begitu aku berangkat sendiri saja," lanjutnya.

Sesaat Arabel akan membuka pintu mobil, tangannya sudah ditahan oleh Elang dengan cengkraman yang benar-benar kuat.

"Sampai kapan kau akan bersikap kasar seperti ini?" Arabel menyentak genggaman Elang pada dirinya.

"Sampai kau patuh dengan semua aturanku Ra," jawab Elang tegas.

Arabel tersenyum miring. "Aturan? untuk apa aku menuruti semua kemauan mu kak. Ini hidupku, dan hanya aku yang berhak menentukan."

"Jangan membantah!" Elang mencengkram rahang Arabel, menekan kuat menggunakan tangannya tanpa belas kasihan.

"Dalam hubungan ini hanya aku yang berhak menentukan, bukan kau Arabel, bukan. Camkan itu!" Elang melepas cengkramannya lantas kembali menatap kedepan.

Mendengar ucapan Elang, membuat Arabel tak kuasa menahan tawanya. "Hubungan kau bilang?"

"Hubungan apa yang kau maksud? kita bahkan tidak pernah sedekat ini untuk mencampuri urusan satu sama lain."

"Hubungan kita hanya sebatas urusan di ranjang, tidak lebih dari itu!" tegas Arabel.

Arabel terkekeh sinis. "Bahkan seharusnya kita tidak pernah melakukan hal menjijkan ini," lirih perempuan itu yang masih dapat Elang dengar.

"Apa maksudmu Ra?"

Arabel menyandarkan punggungnya, dia mengembuskan nafasnya lelah. ia pikir ini saatnya untuk mengakhiri semua ini. Karena Arabel benar-benar sudah tidak tahan.

"Kau pikir aku mau terus-terusan seperti ini? menjadi boneka mu dan kau bertindak sesuka hati terhadap diriku. Aku lelah dengan hubungan konyol yang kau maksud." Wanita itu benar-benar mengeluarkan isi hatinya.

"Aku lelah kak, kau paham kan?" Arabel menoleh kesamping, menatap kearah Elang yang juga memperhatikan dirinya.

"Lelah? alasan apa itu Ra. Kau menjalin hubungan dengan bajiangan itu, itu alasan yang tepat," sarkas Elang tajam. Ia sama sekali tidak percaya dengan semua perkataan yang keluar dari mulut Arabel.

"Jangan terlalu banyak beralasan untuk menutupi kebusukan mu." Elang berkata sinis.

Arabel mengepalkan kedua tangannya. "Kebusukan apa?" ia sama sekali tidak mengerti.

Ini yang Arabel benci dari Elang. Pria itu tidak mengendalikan ucapannya jika sedang kesal atau marah, mengucapkan kata-kata yang terkadang menyakiti perasaannya.

"Punya hubungan apa kau dengan pria itu Arabel?" tanya Elang mengintimidasi.

Ucapan Elang barusan sangat mudah Arabel pahami, tapi untuk saat ini ia malas jika harus berdebat lagi dengan Elang. Toh apapun yang ia katakan tidak akan Elang percaya nantinya. Jadi percuma.

"Joe, jalankan mobilnya." Perintah Arabel tegas. Wanita itu tidak mengidahkan pertanyaan Elang dan memilih sibuk bermain dengan ponselnya.

"Jawab pertanyaanku Arabel!" desis Elang tajam.

"Aku tidak mengerti dengan maksudmu Kak," kilah Arabel tanpa mau menatap kearah Elang.

Elang terlihat menahan amarah. Pria itu mencengkram erat ponsel yang berada ditangan, hingga buku-buku jarinya memutih. "Punya hubungan apa kau dengan dia Arabel?" Pertanyaan itu kembali terlontar ketika belum menemukan jawabannya.

Sang SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang