14. Raynathaniel

5.5K 209 4
                                    

Happy reading

Pagi-pagi sekali Arabel sudah berdandan cukup rapi. Perempuan itu memiliki jadwal pemotretan di salah satu perusahaan pengolahan berlian yang cukup besar di negaranya.

Roddegs Grup, sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang pertambangan, dan pengolahan hasil tambang yang sedang berada pada masa kejayaan beberapa tahun ini. Kepiawaian perusahaan itu yang sudah tidak diragukan lagi membuat Roddegs Grup memiliki anak perusahaan yang tersebar di beberapa belahan kota bahkan negara.

Cukup mengesankan. Arabel bahkan tidak pernah berpikir jika ia akan di jadikan duta merek utama dalam perusahaan itu, mengingat betapa populernya model-model perhiasan yang dikeluarkan Roddegs Grup.

Tapi dilihat dari ketenaran Arabel beberapa tahun ini, serta kesuksesan sebuah perusahaan ketika menjadikan Arabel sebagai wajah produk mereka membuat Arabel cukup berbangga diri, karena perjuangannya selama ini tidak sia-sia.

"Pemotretan dimulai pukul delapan," kata Ele. "Tapi kau harus tiba di sana lebih pagi Arabel, karena ini merupakan projek terbesar bagi dirimu, kau juga harus membangun citra yang baik di depan mereka." lanjut Ela panjang lebar.

Wejangan seperti itu sudah Arabel dengar setiap kali ia akan melakukan pemotretan, Ela akan berulang kali mengingatkan dirinya tentang citra baik di depan publik itu penting. Ela pernah mengatakan jika sekali saja yang membuat kesalahan dalam hal ini, Arabel bisa saja menghancurkan seluruh kariernya yang sudah ia bangun susah payah.

Ela bahkan datang ke apartemennya pada pukul 05.00 pagi hanya untuk membangunkan Arabel dan menyuruhnya untuk segera bersiap-siap.

Arabel memutar bola matanya malas. "Kau sudah mengatakan ini sepuluh kali dalam pagi ini El. Aku bahkan bisa mengingat setiap nada dari kata-katamu." Protes Arabel.

Decakan sinis keluar dari mulut Ela. "Apa yang aku katakan benar Arabel, jika citra-"

Ucapan Ela terpotong ketika Arabel menyela ucapannya. "Sebelas kali." Arabel menyentuh bibir Ela dengan satu telunjuk, mengisyaratkan agar sepupunya itu diam.

Tangan Ela langsung menepis jari Arabel. Kemudian, perempuan itu mulai menyalakan mobil, menjalankan kendaraan itu keluar dari basement apartemen Arabel menuju lokasi pemotretan. Salah satu alasannya mengajak Arabel berangkat lebih pagi juga dikarenakan agar jalan yang dilalui mereka tidak terjebak macet, karena itu cukup membuat Ela kesal dan mereka akan semakin terlambat pastinya.

"Kau pergi ke mana setelah makan malam?" tanya Ela penasaran. Perempuan itu menengok ke arah Arabel sesaat dan kembali fokus menyetir ke depan.

Dengan malas Arabel menjawab. "Ke apartemen, ke mana lagi."

Ela mengangguk mengerti. "Kau benar-benar menyuruh Kriss menjemputmu?" Arabel menjawabnya dengan anggukan.

"Aku kira dia mengikutimu hingga ke rumah, karena saking terobsesinya Kriss dengan dirimu. Aku juga sempat berpikir jika kalian berkencan."

"Kita teman El, kau jangan berpikiran aneh-aneh." Arabel menampilkan raut wajah jengkel. Kenapa semua orang menuduh Arabel berkencan dengan Kriss, padahal kedekatan mereka terbilang biasa-biasa saja.

Mendengar itu Ela tertawa. "Perempuan dan laki-laki tidak bisa menjalin pertemanan Arabel, pasti ada salah satu dari mereka yang diam-diam memendam perasaan."

"Dari mana kau mendengar itu?" tanya Arabel tidak percaya. "Buktinya aku dan Kriss berteman dari dulu hingga sekarang tanpa melibatkan perasaan."

"Mana mungkin kau atau pun Kriss mengatakan yang sebenarnya, itu bisa saja membuat hubungan kalian malah menjadi renggang."

Sang SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang