12. Berjumpa

5.5K 257 10
                                    


Cahaya matahari yang melewati celah-celah gorden berwarna putih, mengusik Arabel dari tidurnya. Membuat perempuan itu menggeliat pelan dengan kesadaran yang perlahan mulai terkumpul. Matanya terbuka perlahan, menampilkan kedua bola mata berwarna coklat terang milik Arabel.

Sebuah usapan pelan di kepalanya membuat Arabel mendongak, menatap si pelaku yang ternyata juga sudah terjaga dari tidurnya. Tangan Arabel semakin memeluk erat seseorang itu, mencari kehangatan yang membuat dirinya semakin malas untuk bangun dari pembaringan.

"Kau tidak menyesal setelah ini?"

"Untuk apa, bukankah ini sebanding. Jika Elang bisa bersama Ariana, kenapa aku tidak bisa bersama pria lain," balas Arabel datar.

Tangan pria itu mengusap pelan pundak telanjang Arabel. Lalu berbalik mengurung wanitu itu dengan tubuhnya."Lalu kenapa semalam kau bersamanya?"

"Entahlah," balas Arabel dengan diakhiri desahan ketika pria itu menciumi lehernya, lalu mempertemukan bibir mereka dengan penuh hasrat.

Bibir pria itu turun mengulum dada Arabel setelah saling berpungutan cukup lama. Bermain-main dengan aset milik perempuan itu yang sangat menggairahkan. Seluruh tubuh Arabel pun tak luput dari jamahan pria itu, menghantarkan hawa panas yang membuat mereka semakin bersemangat melakukan hal intim di pagi hari.

Arabel terpekik kaget ketika pria itu tiba-tiba memasukinya. Menghentak sangat dalam membuat Arabel melenguh hebat. Perempuan itu mencengkram erat pungungg si pria ketika seseorang diatasnya bergerak semakin cepat.

"Kau hebat Arabel." Pria itu menggeram di sela gerakannya, merasakan bagaimana Arabel mencengkram miliknya dengan sangat ketat.

"Panggil namaku." Tekan pria itu ketika Arabel hanya mendesah.

Dengan cepat pria itu membalikkan Arabel menjadi telungkup, mengangkat pinggul wanita itu semakin tinggi agar ia mudah memasukinya. Tapi si pria hanya bermain-main, ia hanya menggesek-gesekan miliknya dengan milik Arabel, berniat membuat perempuan itu kesal.

"Panggil namaku sekali saja Arabel." Pria itu berusaha membuat Arabel takluk dengan tidak segera memasukinya, tapi melihat Arabel yang hanya diam dengan tangan yang mencengkram erat seprai membuat pria itu kesal.

Karena tidak tahan, pria itu kembali memasuki Arabel dengan cepat membuat perempuan itu memekik dengan desahan-desahan erotis yang semakin membangkitkan nafsunya.

***

Awalnya Elang akan pergi begitu saja saat selesai sarapan. Tapi Ariana malah mengekor di belakang Elang, mengikuti dirinya hingga ke mobil. Ibunya pun begitu, katanya Iris hanya memastikan jika Elang benar-benar pergi dengan Ariana. Jika sudah seperti itu, Elang bisa apa. Terpaksa ia menuruti kemuan Ariana yang ingin berkencan seperti pasangan yang lain.

Dan di sinilah mereka sekarang. Di dalam pusat perbelanjaan, yang terkenal dengan barang-barang mahal nya. Satu jam berlalu dan Ariana belum menemukan apa yang ingin perempuan itu beli. Ariana hanya sibuk berjalan kesana kemari dengan memeluk erat lengan Elang.

Yang paling membuat Elang semakin jengkel, Joy yang ikut serta dengan mereka ditugaskan oleh Iris untuk mengawasi Elang agar tidak meninggalkan Ariana. Apalagi Iris menyuruh Joy untuk menyambungkan panggilan video, hal itu membuat Elang semakin tidak bisa berkutik.

"Sebenarnya apa yang kau cari?" Elang berusaha menahan emosinya.

Ariana menampilkan senyum lebar saat menatap wajah Elang. "Entah."

Jawaban dari Ariana membuat Elang hampir saja mendorong perempuan itu menyingkir, jika saja Iris tidak mengawasinya seperti ini. "Sialan! lalu apa tujuanmu membawaku kesini."

Sang SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang