10. Aku ini apa?

8.4K 302 40
                                    

Tetap update walaupun vote belum mencapai target🙂

Ingatkan mamiw kalau ada typo ( ̄. ̄)

Happy reading♡

***

Setelah pergulatan panas mereka yang penuh dengan gairah. Keduanya memilih diam, duduk dengan tubuh yang disandarkan pada headboard kasur. Mereka telah kembali mengenakan baju masing-masing, takut jika tiba-tiba ada seseorang yang masuk kedalam kamar Arabel.

Tidak ada pelukan hangat atau sekedar ucapan manis diantara mereka. Lagi pula Elang dan Arabel bukan sepasang kekasih. Keduanya terlihat seperti partner sex yang hanya akan saling memuja saat berhubungan intim. Tapi tidak dengan Arabel, ketika ia mengungkapkan perasaannya, kalimat itu tulus, walaupun ia hanya berani mengatakan ketika mereka sedang melakukan sex.

Pikiran Arabel menerawang, mengingat kembali kejadian yang baru saja ia alami. Lagi-lagi ia terlena, dan lagi-lagi ia menyesali perbuatannya barusan yang bertingkah seperti pelacur. Arabel menyadari sifatnya yang memang sangat labil, bertingkah membenci Elang tapi dalam satu kedipan mata ia berubah menjadi seperti wanita penggoda.

Lamunan perempuan itu buyar, ketika Elang mendekatkan tubuhnya pada Arabel dan memeluk adiknya dari samping.

"Kau sangat liar Arabel." desis Elang di telinga Arabel yang memerah.

Arabel tidak tersipu, ia malah merasa malu. Apalagi ucapan Elang yang seperti merendahkan dirinya membuat Arabel ingin segera keluar dari kamar, jika saja Elang tidak menahan tubuhnya.

"Menjauhlah dari tubuhku." Sentak Arabel.

Pria itu menatap heran, ia memperhatikan wajah Arabel yang tiba-tiba muram. "Kau kenapa Arabel? Setelah apa yang barusan kita lakukan kau kembali bersikap seperti ini," ujar Elang kesal.

"Kenapa kau tidak pernah memikirkan perasaanku Kak? Kau pikir aku baik-baik saja setelah melakukan ini disaat kau akan bertunangan! Aku ini sebenarnya apa?"

Dengan gerakan kasar Elang melepas pelukannya pada Arabel, pria itu meneggakkan punggungnya dan menatap tajam Arabel. Sungguh ia tidak mengerti dengan sikap perempuan itu yang sering berubah-ubah.

"Berhenti bersikap kekanak-kanakan Arabel! Bukankah kau juga menikmatinya?"

Arabel menggeleng. "Aku tidak-"

"Apa?! Kau mau mengatakan jika aku memaksa atau memperkosa dirimu? Bukankah kau yang kembali menggodaku di saat aku hendak menghentikan kegiatan tadi?"

Elang meremas kuat selimut yang membungkus separuh tubuhnya. Ia sangat kesal ketika Arabel kembali mengoceh dan marah-marah seperti ini, bersikap seolah menjadi korban padahal perempuan itu mendesah nikmat saat ia menghujam keras dirinya.

"Aku hanya kesal ketika mengingat dirimu akan bertunangan dengan Ariana," jawab Arabel lirih.

Oke, ia akui jika setiap kegiatan sex mereka Arabel tidak pernah terpaksa. Tapi ia sungguh tidak bisa mengontrol perasaannya ketika melihat sikap Elang yang hanya menganggapnya budak sex. Hal itu sangat berbanding terbalik dengan ucapan Elang dulu.

Tangan Arabel bergerak menggenggam telapak tangan Elang yang besar, meremas pelan, merasakan betapa kokohnya tangan pria itu.

"Bagaimana perasaanmu denganku kak?"

Kedua mata coklat itu menatap penuh harap pada kearah netra hitam milik Elang. Ia diam menunggu Elang mengatakan betapa dirinya sangat mencintai Arabel seperti yang pria itu ucapkan dulu.

"Istirahatlah aku akan kembali ke meja makan." Elang menghindar. Pria turun dari ranjang, kembali memakai sepatunya dan berniat berjalan keluar, sebelum tangannya kembali diraih oleh Arabel.

Sang SimpananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang