23_Lamaran

8.7K 646 62
                                    

"Jika ingin hidup lebih lama, jangan pernah mengusik milik saya"

~Dirga Xavellio Idyzraf Syahputra~

.
.
.

🌸

.
.
.

🦄 Selamat Membaca 🦄


Ara dan Dirga mendengar dengan saksama penuturan mereka, genggaman tangan itu semakin erat.

Dirga mengubah posisinya menghadap Ara, ia menangkup wajah mungil itu dan menatap kagum calon istrinya.

Tiba-tiba Dirga mencium kening Ara di hadapan semua keluarga dan orang-orang terdekat mereka.

"I love you from the past, today, tomorrow and forever. Love you so much more Ay, terimakasih sudah hadir di dunia ini. Saya sangat bersyukur ternyata kamu memang ditakdirkan untuk saya"

"Aya bahagia bisa ketemu kakak" ucap Ara dan mereka saling berpelukan begitu erat.

"Permisi, jangan anggep kita pajangan bisa kali ya" ujar Axel dan disambut tawa yang lain.

"Dek, Alarm berjalan mau kesini jemput kamu"

"Kak Aaqil kasih tau kita semua disini?"

"Nggak, dia yang cari tau sendiri. Lagian kenapa nggak kabarin dia?"

"Qilla lupa"

"Ya harus terima resiko dek"

"Baru mau kesini kan? Masih jauh kayaknya. Pesawatnya kan 3 4 jam an baru nyampe sini"

"Aarick make jet nya abang Dirga dek, dikit lagi pasti udah nyampe"

"Hah?"

"Ngapain kaget? Kan Aarick emang gitu, kayak nggak tau aja"

"Qilla masih pengen disini" ujarnya sedih.

"Udah nggak apa-apa, besok kita kesini lagi kan. Ini udah mau tengah malam nak"

"Tapi Ayah"

"Bentar lagi Ayah sama Bunda pulang, Qilla bareng Aarick aja dulu ya di hotelnya"

"Kak El nginep di hotel yang sama?"

"Iya sayang, tadi Aarick udah ijin Ayah Bunda kok"

Qilla menatap ponselnya yang berdering menandakan Aarick sudah tiba, ia menggeser tombol hijau itu untuk menerima panggilan.

"Pulang"

"Kak El udah nyampe ya?"

"Hm, cepat kebawah"

"Nggak mau mampir dulu? Kenalan sama keluarga kak Ara"

"Kok diem? Nggak mau ya? Yaudah deh, Qilla kebawah"

"Diem disitu"

Sambungan telepon itu diputuskan secara sepihak.

IT'S YOU ! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang