29_Tatto

8.3K 585 53
                                    

.
.
.

🌸

.
.
.

🦄 Selamat Membaca 🦄


Duduk diam dan hanya terdengar sedikit suara suara orang yang sedang berbisik membuat siapa saja mungkin bosan, 15 menit lagi para maid selesai menyiapkan hidangan pagi itu.

"Aaargh, mansion udah kayak nggak berpenghuni aja. Semuanya pada diam, ngomong apa kek gitu" gerutu Aaqil bosan.

Mereka hanya menatap Aaqil, anak kedua Arbiandra itu memang sangat cerewet.

Lebih baik mereka diam, tidak ada guna nya menegur atau melarang Aaqil. Hanya sakit hati yang akan mereka dapatkan.

"Tiktokan yuk" ajak Aaqil dan tidak ada satupun yang menjawab.

"Ngajak siapa?" tanya Dirga dingin dengan tatapan tidak suka.

WUUUSH
A

ngin berhembus begitu dingin, semua yang berada disitu merinding mendengar dua kata itu.

"N-nggak ngajak kakak ipar kok bang" jawabnya gemetar, ia tidak mau lagi berurusan dengan abangnya.

Penderitaannya pasti akan bertambah, pasalnya jajan dan semua fasilitas yang ia dan Qilla miliki itu berasal dari abangnya.

"Yee takut, kakak lemah ih" ledek Qilla.

Jika ia jadi Qilla mungkin tidak akan menjadi masalah, karena Qilla sumber keuangannya bukan hanya berasal dari abangnya saja. Tapi ada pada Ayah, Bunda dan juga Aarick.

"Semua tanggungan diberikan kepada kakak tertua jika adik-adik nya sudah berumur 17 tahun, khusus adik perempuan masih menjadi tanggung jawab orang tua" itulah perintah Antravis.

Itu sudah turun temurun dilakukan, bahkan aturan itu di jadikan pajangan dinding dengan ukuran besar di seluruh Mansion keluarga Syahputra.

"Bang Dimas, ayoook" ajak Aaqil mengalihkan ketakutannya.

Dimas kakak dari Dwi itu hanya meletakkan jari telunjuknya di depan bibir, berharap sepupuhnya yang bar bar ini akan diam. Ia juga takut dengan Dirga.

"Semuanya nggak asik ih"

Sulit memang berkeluarga dengan yang didikannya keras, untung saja dari semua laki laki di keluarga Syahputra ini hanya Aaqil dan Dimas yang tidak mengikuti jejak kakeknya. Tidak bisa ia bayangkan akan jadi apa mansion mewah ini.

Antravis merupakan seorang Jendral TNI, Arbiandra Letnan Jendral, Alviandra Brigadir Jendral dan Adriandra adalah seorang Letnan kolonel, di tambah abangnya yang seorang Kapten TNI.

Bayangkan saja isi mansion kakeknya ini seperti apa jika semuanya berkumpul seperti saat ini.

"Semuanya sudah siap Tuan"

Mereka menuju ruang makan itu bersama sama.

"Ara pamit ya semuanya, terimakasih sudah menerima Ara dengan baik"

IT'S YOU ! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang