41_Ashaaqil

8.8K 577 18
                                    


.
.
.

🌸

.
.
.

🦄 Selamat Membaca 🦄

"Mas"

"Iya sayang"

"Katanya Aaqil mau kesini"

"Iya"

"Terus mana? Ini udah seminggu loh Aaqil nggak nyampe nyampe"

"Iya"

"Aaqil emang dari mana sih sampai harus nunggu seminggu dulu, kata mas dia mau ketemu Aya"

"Iya"

"Jangan jangan Aaqil kenapa napa lagi, jadi makin cemas deh. Kayak ada sesuatu gitu, coba mas telepon gih, tanyain kalau kapan mau kesininya"

"Iya"

"Iih, di ajak ngomong malah iya iya aja dari tadi. Ini juga, kenapa ngedusel dusel kayak anak kucing sih"

Dirga tersenyum dan kembali menggesek gesekan hidungnya di ceruk leher Ara.

"Mas"

"Iya sayangku"

"Tanyain Aaqil mas"

"Sebentar sayang, mas masih pengen manja manja sama kamu"

"Ini jam berapa?"

"Satu siang"

"Mas gini udah dari semalem tau nggak"

"Tau sayang, tapi kan beda tempat, beda lantai, beda pakaian dan beda suasana. Semalem kan di kamar, di lantai dua, pakai piyama terus malem lagi. Sekarang kan di ruang tamu, lantai satu, pakaian santai dan suasana siang hari"

"Sama aja mas"

"Beda sayaaang"

"Nggak bosen?"

"Nggak, nagih malah"

"Sebentar" Ara yang ingin beranjak di tahan oleh Dirga.

"Mau kemana Ay?"

"Ambil minum sama cemilan mas"

"Ikut"

"Disini aja ya, Aya nggak lama kok"

"Yaudah deh, cepetan Ay"

"Iya"

Ara melangkah mendekati dapur, ia membuka kulkas dan memilih cemilan yang akan mengisi waktu mereka sembari menonton tv.

Terdengar suara mobil masuk ke garasi mansion.

Knop pintu terbuka.

Seorang laki laki dengan tubuh yang begitu rapuh mendekati Ara dan memeluknya begitu erat, melihat hal itu sang suami beranjak dari tempat duduknya dan melangkah mendekati mereka.

Ara mengangkat telapak tangannya, ia memberi kode kepada suaminya itu untuk tidak mendekatinya dulu.

"Qilla ijin ya abang, maaf. Biarin kakak peluk kakak ipar dulu, mungkin itu yang kakak butuhin sekarang"

"Maksud kamu apa?"

"Sebentar lagi abang pasti tau, tapi janji jangan sakitin kakak ya"

Dirga mengalihkan lagi tatapannya kepada Aaqil yang masih memeluk erat istrinya.

"Kakak, Aaqil harus gimana. Aaqil nggak tau harus ngapain lagi sekarang"

Ara mengelus punggung adik iparnya dengan tenang.

IT'S YOU ! [TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang