pantas waktu berdetik,
lengan arloji berdetak.walau terpampan di hadapan.
hulunya melulu,
menebas
yang alpa akan libasnya.aku hilang hitungan hari,
namun masih kutahu
hutang abadi.hutang kasih,
hutangkan budi.jutaan aksara terapungan,
mencantum dalam minda
membentuk sejuta kata.dan tika wajah kudongak,
ia terurai,
merantai
berjuta terma lagi.
habis waktu pun
tak kumampu
tuk kutinta
segala rasa.cukuplah,
kuungkap ucap di empat rangkap;"terima kasih."
"terima kasih,
terima kasih dan,
terima kasih."—ael
YOU ARE READING
seinfiniti angkasa.
Poetryantologi puisi: seinfiniti angkasa. ayo ke sini, aku sudah siap bancuh secangkir kopi fikir dan beberapa keping biskut emosi. silakan, duduk di sampingku. di sana adalah semesta di sini adanya kita. ayo berbual perihal kamu dan harimu atau kita berb...