aku ketemu kamu di lorong itu.

136 15 10
                                    

wajah kamu itu,
mata terbuntang sirna sinar,
bibir terkunci pucat lesi,
dan suara, yang berbunyi sunyi.

alasan kamu,
"bukan begini impianku,"
"bukan di sini bahagiaku."

aneh,

sedang sepanjang kelana hidupku
dari negeri berlumurkan lumpur
hingga negara bertarikan mentari;

cuma wajah itu yang menjelma,

mata yang sama,
bibir yang sama,
daya tak bermaya
jiwa tak bernyawa.

mungkin salah itu
bukan kerna kaitan posisi,
tapi cuma mainan emosi.

dan saat aku
terlihat cerminan kaca,

oh.

aku lihat kamu.

—ael

seinfiniti angkasa.Where stories live. Discover now