Satu Hari di Toko Bangunan

9 1 0
                                    

(H-5 sebelum keberangkatan ke Jakarta)

Kegagalan saat FGD di Banjarmasin tempo hari membuatku belajar satu hal : aku gak belajar apa-apa di kampus. Aku gak punya pengetahuan atau pun skill untuk gelar sarjana teknik pertambangan ini. Betapa 6 tahun yang sia-sia. Sejak hari itu aku berjanji gak akan melamar di perusahaan tambang lagi. Kasian panitianya entar. 

Saat aku udah mantap mau berangkat ke Jakarta, si Butet datang mengulur waktu. Dia masih belum menyerah membuatku menunggu di Kalimantan.

"Lokernya aku dapat dari kakak di punguan-ku. Katanya tokonya lagi butuh kasir."

"Toko?" Aku memastikan gak salah dengar. 

"Toko."

"Tapi aku sarjana loh, Tet. Kok jadi kasir di toko sih. Toko apa?"

"Toko bangunan."

Makin gak nyambung. 

"Toko bangunan, jadi kasir?" 

Butet mengangguk. 

"Kalau jadi kasir, berarti cuma urusan terima duit sama ngasih duit kembalian, kan?"

"Yap, kurang lebih. Gimana?"

Setelah memastikan sama si Butet kalau ini adalah lowongan kerja terakhir kali yang kucoba di kalimantan sebelum berantgkat ke Jakarta, aku pun berangkat sendiri ke alamat yang sudah dikirimnya dari WA. Sekitar jam 8 lewat sepuluh, aku udah tiba di depan toko yang belum buka, 'Toko Jaya Abadi'. Seorang laki-laki Tionghoa melihatku yang baru datang. 

"Mau cari apa?" Sambut si bapak Tionghoa yang terakhir kutau adalah pemilik toko.

"Eum, begini Pak. Ini Toko Jaya Abadi, kan ya?"

"Iya."

"Saya dapat info dari kawan. Katanya di toko ini sedang butuh kasir ya?"

Si bapak langsung terlihat sadar akan sesuatu. "Ah ya, kamu pasti temannya Sarma."

Sarma siapa? 

Meski gak tau Sarma itu siapa, kubalas, "Iya Pak, betul temannya Sarma."

"Ayo masuk dulu. Kami sedang siap-siap untuk buka toko."

Aku diajak masuk ke dalam toko dan langsung dihadapkan dengan istri si bos. Mungkin istri si bos ini merangkap HRD, pikirku. Tapi setelah melihat mukanya yang tak bersahabat, perutku yang belum sempat diisi langsung keroncongan. 

"Di sini kerja 6 hari dalam seminggu. Hari Minggu kita libur. Makan siang tidak ditanggung. Untuk gaji kamu saya hanya bisa kasih 2 juta. Gimana?"

2 jutaa??? Well, itu lebih baik tidak dapat pemasukan sama sekali. "Saya, bagiannya jadi kasir ya Bu?"

"Kata siapa?"

"Kata Sar..ma?"

Istri si bos teriak manggil seseorang bernama Sarma yang langsung muncul beberapa detik kemudian. 

"Sarma, nih teman kamu udah datang. Ajarin dia ya."Istri si bos langsung pergi. 

Cewek bernama Sarma itu bingung karena gak kenal sama aku. Buru-buru kubilang kalau aku temannya Butet. Untungnya dia langsung paham. Demi menghargai keberadaan dia yang udah lebih dulu di sini, aku manggil dia 'kak' meski gak tau perbedaan usia kami. 

Kak Sarma mengajakku berkeliling di dalam toko. Kami mampir dari rak ke rak. Ia menjelaskan berbagai macam bahan-bahan di toko bangunan mulai dari pipa, seng, sak semen, sekop, dan masih banyak barang lainnya yang (kayaknya) gak pernah bersinggungan langsung dengan hidupku.

THE NAKED JOBSEEKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang