Mess

7 1 0
                                    

Seperti kata Winda, mess ini adalah rumah singgah buat aktivis-aktivis lain dari luar daerah. Mereka kadang ada keperluan di Jakarta, lalu menginap semalam di mess sebelum kembali ke tempat asal. Pernah ada yang dari pulau pari, mereka datang lengkap dengan ikan-ikan segar yang dipanggang di mess. Mereka adalah asosiasi nelayan yang kerap menentang kebijakan pemerintah yang kadang berat sebelah.

Ada juga cewek Jepang dari NGO internasional yang nginap hanya semalam. Untung dia sudah lancar berbahasa Indonesia, jadi kami bisa ngobrol. Dia hanya cerita kenapa memilih gak menikah di usianya yang memasuki 40 dan hanya fokus pada gerakan aktivisnya. Padahal aku pengen tanya kenapa Doraemon memilih wujud kucing. 

Pernah juga ada aktivis lingkungan dari Sulawesi yang singgah. Bang Soleh, umurnya mungkin sekitaran 3 tahun lebih tua di atasku. Dia orang yang sangat anti dengan industri pertambangan. Begitu tau aku lulusan teknik pertambangan, dia bertanya tentang opiniku.

"Itu semua karena bentrok kepentingan, Bang," kubilang. "Ada orang yang pintar dan tau cara mengeruk sumber daya alam, ada yang kurang pintar tapi tidak ingin lingkungannya rusak."

"Tapi sebenarnya pertambangan bisa kok dibuat jadi 'ramah lingkungan', dengan menerapkan metode good mining practice. Hanya saja, banyak perusahaan yang gak bertanggung jawab dan langsung kabur begitu batubara yang digali habis."

Saat itu kami berempat, termasuk Bang David dan Bang Rofik duduk di teras depan. Bang Rofik duduk di dekat Bang David sambil mengelus-elus telapak tangan Bang David. Aku pura-pura gak liat. Jam sudah menunjukkan pukul sembilan malam. Seharusnya aku tidur, karena besok ada job fair yang harus kudatangi. Tapi Bang David malah masuk ke mess lalu kembali lagi dengan beberapa botol minuman di tangannya. Alkohol.

"Ayo, ayo. Nih biar makin seru diskusinya." Bang David mulai membuka tutup botol dan menuang isinya ke gelas.

Bang Soleh memantik rokok barunya. Dia gak setuju. Sampai kapanpun menurutnya yang namanya pertambangan itu pasti akan selalu merusak lingkungan.

"Minum dulu, minum dulu," Bang David menyodorkan untukku juga. Seumur hidup, meski gabung dengan anak mapala yang dikenal nakal di kampus dulu, aku gak pernah ikut minum atau merokok.

"Makasih Bang, tapi aku gak minum," kutolak halus sementara mereka bertiga sudah meneguk gelas masing-masing.

"Loh, mana ada anak mapala gak minum. Ayolah setengah gelas aja," disodorkannya lagi gelas itu. Demi tidak merusak suasana dan berharap toleransi alkoholku tinggi, kuterimalah gelas yang diulurkan Bang David. Bang Rofik buru-buru menarik tangan Bang David, kayak gak ikhlas tanganku dan tangan Bang David bersentuhan. 

Apaan sih biawak satu itu. Aku gak bakalan rebut kekasihmu kok

Akhirnya dalam satu tegukan gelasnya kukosongkan.

Loh, kok enak ya?

Saat aku pengen minta tambah, muncul pikiran lain berusaha menyadarkan. Magda, ingat. Lu satu-satunya betina dalam tongkrongan ini. Jangan sampai teler!

"Gimana?" Bang David langsung mengisi gelasku meskipun gak kuminta. Kali ini diisi penuh.

Aku menggeleng. "Udah, Bang. Kebanyakan."

Entah kenapa kepalaku mulai gak stabil. Tapi aku masih gak terima pendapat Bang Soleh. "Jadi gini Bang Soleh. Setiap hal baik pasti disertai dengan hal buruk. Ibarat pisau bermata dua. Abang tau kan? Sebenarnya pertambangan itu membawa hal baik bagi masyarakat di sekitarnya. Karena pertambangan, listrik masuk ke desa itu. dibangun jalan umum, jembatan. Sekolah didirikan –"

Begitu Bang Soleh mau memotong pembicaraanku, langsung kustop. "Saya belum selesai bicara, Bang. Seharusnya anda tau memotong pembicaraan itu enggak sopan," kepalaku makin berat.

"Udah lah, Len. Ngapain harus diperdebatkan dengan serius. Nih mending minum aja," Bang David mengulurkan gelas. Karena emosi, aku menerima gelas dan meminum semua isinya.

Berusaha menjaga diri supaya tetap sadar, aku menggoyang-goyangkan kepala ke kanan dan kiri, lalu kembali mengoceh, "Seperti tadi saya bilang, hal baik datang disertai hal buruk makanya – "

Bruk.

Semuanya gelap. 

THE NAKED JOBSEEKERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang