Votmennya bro!
-*-*-*-*-*-
Aku sedang asik-asiknya rebahan diatas kasurku ketika Lucas, dengan segala kehebohannya datang kekamarku.
Tok tok tok!
"Kak Ella. Apa kau didalam?" Tanyanya. Akupun menyahut dari dalam.
"Ya. Masuk saja."
Setelahnya aku memberi izin untuk masuk, pintu kamarku berderit terbuka. Menampilkan figur lelaki kecil bersurai perak yang sangat kukenali.
"Kakak!" Lucas berlari kecil menuju tempatku berbaring sesudahnya dia menutup pintu. Lalu merangkak naik.
"Kak. Kakak tahu?"
"Kenapa?"
Lucas terdiam. Kepalanya celingak-celinguk. Waspada kalau-kalau ada orang lain yang diam-diam menguping pembicaraan kami.
Padahal, disini hanya ada kami berdua.
"Kakak tahu?" Lucas mengawali topik penbicaraan dengan berbisik. Mengulangi pertanyaannya yang sebelumnya.
Karna aku orang yang penyabar, jadi aku berusaha menahan diriku agar tidak mencakar wajah imut dihadapanku.
"Kenapa memangnya?" Aku pura-pura antusias. Menanggapi pertanyaannya.
"Papa dan mama sedang membicarakan kakak..."
"Kau menguping?" Aku memotong ucapannya yang dibalasnya dengan cengiran tak berdosa.
"Hehe... Maaf"
Huft. Dasar bocah. Aku menggeleng maklum.
"Tidak apa. Lanjutkan" Titahku. Mulai penasaran.
Lucas mengangguk. "Katanya, alasan kakak sakit digunung kemarin, itu karna kebangkitan elemen kakak"
"Hah?!" Aku terkejut.
Elemen?
Memang sih. Orang-orang didunia ini mempunyai kekuatan yang disebut elemen.
Elemen itu ada bermacam-macam jenisnya. Bisa tergantung keturunan ataupun bakat alami seseorang.
Disamping elemen, biasanya ada kekuatan-kekuatan tambahan yang berfungsi sebagai pelengkap. Contohnya adalah teleportasi. Seperti yang dilakukan panglima Steeven kemarin.
Elemen itu wajar disini. Kebangkitan elemen seseorang itu normal.
Tapi, elemen seseorang bangkit ketika usia mereka menginjak 10 tahun.
Masalahnya adalah, aku saat ini masih berumur tujuh tahun! Ini yang tidak normal!
Seharusnya, elemenku bangkit tiga tahun lagi. Tapi, kenapa jadi seperti ini?
Ada yang salah.
"Papa dan mama berdiskusi dan memutuskan untuk menyembunyikan kebangkitan elemen kakak dimata publik. Agar tidak menimbulkan keributan katanya, juga agar nyawa kakak tidak terancam"
"Kakak tahu? Mama benar-benar mencemaskan keselamatan kakak" Lanjutnya.
Mencemaskan keselamatanku ya?
"Lalu?" Tanyaku.
Lucas menggeleng, mengendikkan bahunya acuh, "Entahlah. Hanya itu yang kudengar tadi"
Aku terdiam. Berpikir keras mencerna perkataan-perkataan Lucas barusan.
Kebangkitan elemen saat berumur tujuh tahun?
Memang sih. Banyak bagian-bagian novel yang kulupakan. Hampir keseluruhan isi novel tidak kuingat.
Aku penasaran.
Apakah dinovel tokoh Irish ini memang seotang yang jenius?
-*-*-*-*-*-
"Kau seorang jenius Ella! Papa senang sekali!" Pria paruh baya yang aneh. atau sekarang harus kubilang papaku memekik riang. Membuatku harus repot-repot untuk menutup telingaku dengan tangan yang tenti saja berakhir percuma karna itu tidak cukup untuk meredam suara ultrasonik papa.
Papa bergerak. Mengangkat tubuhku dan membawaku berputar-putar diudara. Mengungkapkan perasaan senangnya yang tiada dapat dibendung lagi.
Senang dipapa tapi tidak senang di aku! Aku mual berputar-putar seperti ini! Kepalaku pusing!
Mama, yang berdiri tidak jauh dari tempat kami berputar-putar lantas menghampiri, kemudian melayangkan satu cubitan gemas dilengan papa. Refleks, papa langsung menurunkanku dan memegangi lengannya, bekas cubitan mama tadi.
"Aduh! Sakit sayang!" Papa mengaduh.
Sedangkan aku sendiri sedikit oleng saat kakiku menapak lantai dan hampir saja terjatuh jika saja mama tidak menahan tubuhku dari belakang.
"Kau ini. Ella akan pusing jika kau membawanya berputar-putar seperti itu!" Tegas mama sembari mendekapku. Tangan halusnya bergerak mengusap-usap kepalaku lembut.
Mama memang yang terbaik.
Kutebak, papa sekarang sedang merengut kesal. Mem-poutkan bibirnya layaknya anak kecil.
Cih.
Dasar orang tua tidak ingat umur.
Jika aku tidak ingat dia papaku, aku tidak akan berpikir dua kali untuk menarik congornya itu.
"Kau tidak apa-apa sayang?" Tanya mama padaku. Aku mengangguk kecil dipelukannya.
Melepaskan pelukannya, manik emerald mama menatap dalam netraku yang berwarna senada.
"Ella. Dengarkan mama. Kau harus merahasiakan kebangkitan elemenmu dari orang-orang hingga waktunya kau masuk Olicent oke?" Tuturnya lembut. Bisa kulihat raut khawatir tersirat diwajah cantiknya.
Aahh... Aku mengerti.
Seperti yang dikatakan Lucas. Nampaknya wanita ini benar-benar mengkhawatirkan tentang keselamatanku.
Mama yang perhatian. I like her.
Untuk menenangkan perasaannya, aku pun mengangguk. Perlahan, raut wajah mama mengendur. Sebuah senyuman cantik terukir dibibirnya.
Olicent ya?
Olicent adalah academy terbesar diseluruh penjuru lima benua didunia ini. Banyak orang berlomba-lomba agar bisa bersekolah disini. Sekali pendaftaran dibuka, akan ada beribu-ribu... Tidak. Berpuluh-puluh juta orang dari kelima benua mendaftar dan ikut seleksi. Standar usia mulai dari 10-15 tahun. Lebih dari itu, tidak peduli dia bangsawan atau bukan. dia tidak akan diterima. Aku bisa menjamin itu.
Huft..
Aku malas sekali bersekolah sebenarnya. Tapi, demi nama baik keluarga, ya sudahlah. Pasrah saja. Lagipula, aku tidak ingin melihat tampang sedih mama jika aku menolak untuk pergi ke Olicent.
Oke Sera. Semangat!
-*-*-*-*-*-
mangat ya puasanya🙃
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World.
FantasyMenjadi putri bangsawan? masuk kedalam dunia novel? Itu... Mimpi buruk Author's note : Ini ori karangan dari author. Jadi, No plagiat-plagiat club