Votmennya gaess
Happy Reading🎉
-*-*-*-*-*-
Sial.
Tepat seperti dugaan, aku benar-benar tersesat.
Tapi, memangnya pantas disebut tersesat jika diriku sendiri sebagai subjek bahkan tidak tahu ingin pergi kemana?
Karna aku tidak tahu jalan kembali ke kelas, jadi, kuanggap hal itu pantas.
Hmm...
Jadi, apa yang harus kulakukan?
Kalau sudah begini, ingin rasanya aku menjerit keras-keras dan mengeluarkan semua kata-kata bijak diujung lidahku yang terpaksa harus kutelan kembali.
Aku mendadak berhenti melangkah, mencak-mencak ditempat, lalu menjambak rambutku sendiri dan berjongkok, frustasi. Tidak tinggal diam, mulutku mengumpat lirih.
"Ta*, anj*ng, bab*, bangs*t".
Toxic? Memang.
Untung saja disini sepi, tidak ada orang satu pun. Jadi, aku bisa bertingkah semauku tanpa harus mendengarkan gonggongan anj*ng-anj*ng berkedok bangsawan itu.
Lain lagi ceritanya kalau statusku orang biasa. Mungkin, aku sudah mengumpat keras-keras dihadapan orang lain.
Hmm... Tapi, aku merasa agak aneh akan suasana koridor ini.
Tapi, siapa peduli?
Yang penting tempat ini sepi, tenang, dan tidak ada orang dalam radius seratus meter.
Ya. Tidak ada orang---
"Orang aneh"
Deg!
Telingaku seketika langsung berdiri tegak layaknya telinga kelinci, saat getaran suara itu merambat masuk kedalamnya.
Itu...Suara seseorang, kan?
Kurasa iya. Aku yakin telingaku masih sangat sehat kok.
Kedengarannya suara anak perempuan.
Jangan-jangan... Orang itu melihat kelakuanku dari tadi?Glek!
Aku meneguk salivaku gugup dan beranjak berdiri. Mataku menatap tajam ke sekeliling tempat ini.
"Siapa itu?", tanyaku dingin.
Hening... Tidak ada jawaban selain suara angin sepoi-sepoi yang menerpa wajahku.
Oke. Aku sudah sangat kesal.
"Ck. Siapapun kau, tolong jangan sebarkan kelakuanku tadi..."Ucapku. Tanganku bergerak, mengusap wajahku kasar.
Hening... Lagi-lagi tidak ada sahutan.
Kembali meraup wajah kasar, aku menghembuskan nafas berat. Berusaha untuk mendinginkan emosiku yang kian memanas.
"Hei. Kau tidak dengar ya?", Aku bertanya dingin. Manik emeraldku terfokus pada pohon besar yang berada tak jauh dari tempatku berdiri. Terus melayangkan tatapan tajam sekaligus dingin.
Entahlah. Instingku mengatakan bahwa orang itu sedang bersembunyi diatas pohon itu.
Benar saja, tak selang beberapa menit, seorang gadis bersurai merah turun dari atas pohon yang kutatap.
Tuh, kan. Instingku ini belum pernah salah.
Tapi, sepertinya aku kenal gadis itu, perawakannya terlihat familiar dimataku.
Si gadis unknown itu terlihat menundukkan kepalanya sesaat, kemudian, kepalanya terangkat. Menunjukkan raut menyebalkan yang membuatku harus mencubit punggung tangan kananku, menahan denyut ingin menempiling wajah tengilnya itu.
![](https://img.wattpad.com/cover/296684664-288-k694258.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Another World.
FantasiaMenjadi putri bangsawan? masuk kedalam dunia novel? Itu... Mimpi buruk Author's note : Ini ori karangan dari author. Jadi, No plagiat-plagiat club