9.

957 111 5
                                    

Saat sampai diruangannya Jimin hanya duduk terdiam, ia ingin menjerit namun tidak bisa. Rasa sesak menjalar di dadanya, ia hanya bisa menunduk dan memukul dadanya sesekali.

"Park, kita dipanggil Pak Lee" suara Seokjin yang baru saja masuk ruangan Jimin memecahkan keheningan

"Min Yoongi juga ada disana, menunggu kita" sambung Seokjin

Jimin menghela nafas berat, ia hanya diam menatap Seokjin lalu mengangguk dan bergegas mengikutinya. Entah hal buruk apalagi yang akan ia hadapi pagi ini, pikir Jimin.

Saat pintu terbuka Jimin bisa melihat Jungkook sudah ada didalam, berdiri menghadap Pak Lee dan ditatap lekat oleh Yoongi yang sedang duduk di sofa ruangan tersebut.

Jimin meremat tangannya lalu menghela nafas, ia masuk dengan angkuh tanpa melihat Yoongi yang sudah berganti menatapinya ketimbang Jungkook.

"Park, kau akan diberhentikan dari team ini, kau tidak perlu meninjau Tuan Min lagi. Tugas ini akan kuserahkan sepenuhnya kepada Jungkook dan dibantu oleh Seokjin sesuai request Tuan Min" ucap Pak Lee saat Jimin baru saja berhenti berjalan dan menghadapnya

Berbeda dengan Jimin yang hanya diam dengan tatapan sayu Seokjin membelalakkan matanya dan protes, "Apa? Kenapa?"

"Kim—"

"Apa ada yang tidak suka dengan keinginanku?" Selat Yoongi saat Pak Lee akan menjawab Seokjin

"Kau menjanjikan promosi untuk Jimin jika dia bisa mengurus Tuan Min, lalu bagaimana bisa kau membuang dia dari tugas ini?" Ucap Seokjin lantang tanpa memperdulikan Yoongi

"Kim, dia bahkan membuatku malu" Bentak Pak Lee

"Apa? apa yang Jimin lakukan sampai ia membuatmu malu?" Nada bicara Seokjin meninggi, Yoongi yang melihat keadaan didepannya memanas hanya menyeringai

"Dia mabuk, dia tidak sopan, dia membicarakanku dibelakang bahkan dia menangis ketakutan saat berdua bersamaku. Apa itu tidak cukup memalukan untuk seorang dokter?" Yoongi berbicara santai sambil membenahi kancing jasnya, ia menatap Seokjin nyalang

Jungkook yang berada diantara Seokjin dan Yoongi spontan membelalakkan matanya dan menoleh kearah Yoongi, bagaimana ia tidak terkejut akan hal yang dilakukan Jimin? itu jelas melanggar kode etik

"Ah mengapa aku harus disini menyaksikan masalah internal dari sebuah rumah sakit besar di Seoul ya? Lee, aku pamit, aku ingin pengobatanku tetap berjalan sesuai jadwal" Yoongi berjalan hendak pergi dari ruangan tersebut

Yoongi berjalan pelan didepan ketiga dokter tersebut, sekilas ia mendengar kata umpatan saat melewati depan Jimin. Yoongi yang tak ingin terlibat lebih hanya tersenyum lalu melenggang pergi.

Sementara itu pertengkaran antar Seokjin dan atasannya terus berlanjut sedangkan Jimin hanya diam menunduk.

“Kenapa kau hanya diam tadi? kemana Park Jimin yang selalu memperjuangkan karirnya?" Omel Seokjin kepada Jimin yang terduduk diam

Mereka baru saja kembali dari ruangan atasannya dengan segala tuntutan yang diberikan atasannya kepada Park Jimin.

"PARK JIMIN!" Bentak Seokjin membuat Jimin mendongah melihat kearahnya dengan mata berair

"Apa yang bisa aku perjuangkan, hyung? apa? aku memang melanggar kode etik kedokteran dan itu memang benar! Bukankah aku pantas mendapatkan sebuah scorsing dan harus pergi pelatihan kedokteran kembali?" Jimin pasrah terlampau dalam, ia menyadari kesalahannya dan tak ingin membantah atasannya.

"Astaga Park Jimin, kau bahkan tidak bisa mabuk dan kau tidak pernah memiliki niatan pergi untuk mabuk jika tidak dipaksa. Katakan padaku, kau dipaksa mabuk oleh pasien kaya raya itu kan?" Seokjin memegang kedua bahu Jimin, menatap mata Jimin lekat berusaha mencari jawaban dari tatapan Jimin.

"Kau tidak bisa berhenti begini saja, ayolah. Pelatihan kedokteran memang bukan masalah, tapi pemberhentian dari tugas yang telah dijanjikan akan menaikkan jabatanmu itu berlebihan!" Sambung Seokjin

"Hyung, kumohon berhentilah kau membuatku semakin sedih. Aku hanya ingin hidup damai, tak memiliki jabatan itu tak masalah, bukankah memang seharusnya seorang dokter seperti itu?" Jimin menepis tangan Seokjin

"Pembohong, kau bicara kepadaku tentang tidak memikirkan jabatan dengan pengetahuan luasmu itu kepadaku? kau berhak Park Jimin, setidaknya menjadi pimpinan psikolog di rumah sakit ini. Kau sudah melakukan banyak hal untuk rumah sakit ini, tapi apa yang rumah sakit ini berikan padamu?"

"Kau pergi menjadi sukarelawan dimanapun atas nama rumah sakit ini, kau pergi menjadi perwakilan rumah sakit ini di kompetisi ikatan rumah sakit nasional dan menenangkannya. Nama baik rumah sakit ini juga hasil kerja kerasmu Park,"

"Tak seharusnya dia yang baru saja lulus dari universitas dan masuk menggunakan relasi di rumah sakit ini yang menjadi pimpinan psikolog bahkan akan diangkat menjadi maskot dokter psikolog terbaik dirumah sakit, sedangkan kau hanya ditempel dispanduk depan rumah sakit karena telah memenangkan gelar gelar untuk rumah sakit ini? yang dapat nama baiknya itu rumah sakit Park Jimin, bukan kau"

"Bahkan wajahmu ditempel dispanduk saja tidak berpengatuh lebih pada karirmu, pasien hanya akan melihat pendapatan yang didapat rumah sakit dan saat akan periksa mereka tentu saja memilih dokter yang memiliki pasien terbanyak karena dianggap favorite. Padahal yang dianggap dokter favorite itu mendapat pasien sesuai dengan relasi ayahnya, ah membuatku stress saja" Suara omelan Seokjin memenuhi ruangan Jimin, Jimin tersenyum kecut melihatnya. Ntah ia harus menanggapi kelucuan Seokjin mengomel atau realita yang dikeluarkan mulut pedas Seokjin

Memang benar Jungkook adalah dokter psikolog termuda dirumah sakit ini, ia bisa dengan mudah masuk karena keluarga Jeon adalah pemilik tanah yang disewa oleh rumah sakit Tuan Lee saat ini, networking memang memiliki kekuatan penuh dalam dunia pekerjaan. Selain itu keluarga Jeon Jungkook memegang kendali dalam perekonomian Seoul, mereka memiliki beberapa mall dan tanah yang disewa oleh bangunan bangunan penting di Seoul.

Sedangkan Jimin hanyalah seorang anak yang berasal dari keluarga menengah, ibunya meninggal saat Jimin akan memasuki sekolah menengah pertama. Ayahnya menikah lagi dengan wanita yang lebih muda dari ibunya dan memiliki anak, sejak saat itu ayah Jimin lebih memperhatikan keluarga kecilnya. Namun Jimin masih beruntung karena ayahnya tidak lari dari tanggung jawab, ia masih dibiayai hingga lulus dari pendidikan kedokteran dan bekerja dirumah sakit milik Tuan Lee saat ini.

haloo, lagi bosen nih belajar utbk jadi aku lanjutin aja nulisnya. ntar kalau ada waktu aku bakal tulis chapter lanjutannya lagii, stay tuneee~

Sleep Disorder [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang