11.

975 119 3
                                    

Tak terasa sudah satu bulan sejak kejadian Jimin mendapat scorsing dari atasannya, ia telah berhasil menempuh satu hukumannya yaitu tidak diperbolehkan menambah pasien baru disertai pengurangan gaji.

Bagi Jimin satu bulannya terasa sangat bermanfaat karena ia banyak belajar bersama dokter dokter lain, ia mempelajari banyak hal baru dari dokter spesialis lain meski terjadang ia merasakan lelah berlebih karena harus melakukan banyak hal.

Hal lain yang membuat Jimin tidak merasa berat menjalani hukumannya adalah dukungan dari Dokter Jung karena selama satu bulan ini Jimin menjadi asisten Dokter Jung.

Ia sering merasa kesepian karena Seokjin hyung nya tidak pernah datang ke rumah sakit karena melakukan perawatan intensif Min Yoongi, namun hari ini hyung nya datang ke rumah sakit untuk menyerahkan penjadwalannya kepada pihak rumah sakit.

"Kau akan off dari rumah sakit lagi hyung?" tanya Jimin pada Seokjin yang saat ini duduk diruangannya

"Tidak, aku akan mengambil jadwal di rumah sakit selama 3 hari dalam satu minggunya, kau tau Min Yoongi mu itu memang menyebalkan" Seokjin mendengus kesal

"Kenapa lagi dia itu?" sahut Jimin

"Dia selalu saja punya alasan untuk menghindari peninjauan, selama satu bulan ini aku dan Jungkook hanya melakukan 2 kali mediasi bersamanya sedangkan mediasi yang ditargetkan rumah sakit adalah 5-6 kali" Jawab Seokjin, Jimin yang mendengarnya hanya tersenyum sedangkan Seokjin terus saja mengomel karena tingkah laku pasiennya Min Yoongi

Seokjin makin kesal melihat Jimin terus tersenyum melihatnya bagaikan orang mabuk yang meracau, "Kau hanya ingin tersenyum melihatku mengomel hah? ah stress sekali aku, bingung memikirkan harus menggunakan metode yang mana untuk mengatasi Min Yoongi itu"

"Aku tak tau harus merespon apa, hehe. Aku hanya bisa bersyukur ternyata reguler saja lebih enak" Jawab Jimin dengan kekehan kecil

"Ya, kau benar kau memang harus bersyukur ditambah kau menjadi asisten Dokter Jung yang sangat manis itu, pasti moodmu tidak pernah turun saat bersamanya" Jimin tersenyum lagi mendengar jawaban Seokjin karena Dokter Jung memanglah sangat baik

Ditengah pembicaraan mereka tiba-tiba pintu ruangan Jimin terbuka, "Kalian membicarakan aku ya?"

Seokjin dan Jimin yang kaget pun melihat ke arah pintu dimana Dokter Jung berdiri sambil membawa paperbag makanan ditangannya

"Jangan terlalu shock, ayo makan sudah waktunya jam makan siang, ini aku belikan salad buah" Dokter Jung tersenyum lebar lalu menutup pintu, Seokjin dan Jimin berdiri berusaha membantu Dokter Jung yang kesusahan menutup pintu karena paperbag besar yang ia bawa


"Pantas saja Jimin bersyukur, Dokter Jung baik begini padahal baru satu bulan bersama" Seokjin memulai percakapan saat ketiganya sudah duduk bersama di meja kerja Jimin sambil membawa mangkok plastik salad buah

"Ah tidak kok" Sahut Dokter Jung

"Iya, Dokter Jung memang sangat baik aku sampai tak enak" Selat Jimin karena melihat elakan Dokter Jung

"Dokter Kim Seokjin, Dokter Park Jimin kalian terlalu berlebihan. Oh iya aku dengar Dokter Kim berkerja sama dengan dokter senior untuk melakukan peninjauan pasien bernama Min Yoongi ya?" Karena tak ingin pembicaraan mengarah kepadanya, Dokter Jung membalikan pertanyaan kepada Seokjin

"Iya benar, karena Jungkook harus kembali menghandle urusan kepsikologan rumah sakit saat Jimin mendapatkan scors jadi aku bekerja dengan dokter psikolog senior. Ya saat scorsing Jimin berahir sepertinya para senior akan berhenti membantu, dan team kami kembali mengatasinya bersama"

"Tunggu, team? team siapa?" Jimin kembali menyelat pembicaraan

Ya tuhan aku keceplosan” batin Seokjin

"Tak tau aku hanya asal ngomong" Sambung Seokjin gugup

"Kau yakin, hyung?" Selidik Jimin

"Y-ya tentu saja, sudah cepat makan saladmu nanti Dokter Jung menangis kalau kau tidak memakannya"

Sementara Dokter Jung yang sedari tadi hanya menyimak mereka mulai terkekeh karena namanya diseret, "Aku? baiklah aku akan menangis kalau tidak dimakan, ayo segera habiskan dan berangkat ke pelatihan kedokteran"

Karena tak enak kepada Dokter Jung, Jimin yang menatap Seokjin curiga mulai fokus kepada makanannya kembali.

Setelah salad buah yang mereka makan habis, Jimin mulai bersiap untuk pergi menempuh hukuman keduanya yaitu mengikuti pelatihan kedokteran kembali. Sementara Seokjin dan Dokter Jung bersiap akan kembali ke ruangan masing masing.

Dan saat berjalan keluar dari ruangan Jimin, Dokter Jung dan Seokjin sedikit berbincang sampai ahirnya berlalu ke ruangan masing masing.


Jimin berjalan menyusuri lobby rumah sakit, ia melihat sosok yang tak asing sedang berjalan keluar yaitu Min Yoongi.

sial kenapa harus bertemu Min Yoongi, dan juga mengapa ia kemari” Batin Jimin

Jimin tak ingin ambil pusing, ia memegang cangklongan ranselnya lalu berjalan cepat dengan tatapan menunduk berharap tidak terlihat

"Dokter Park" bersamaan dengan suara itu, ia merasa ada tangan yang menepuk punggungnya

Langkah Jimin terhenti, mau tak mau ia harus berbalik badan dan berbasa-basi menyapa seseorang yang menghentikan langkahnya yaitu Min Yoongi, "Iya? Ah Yoongi-ssi rupanya"

"Kukira kau sudah melihatku sejak awal?" Yoongi tersenyum sambil memiringkan kepalanya

"Ah maaf aku tidak melihatmu, aku sedang buru-buru ke pelatihan" Jawab Jimin berusaha tidak gugup untuk menutupi kebohongannya

Yoongi tersenyum kecil, "Ingin kuantar?"

"Tidak, terimakasih. Aku akan terlambat jika terus berada disini, mari aku duluan Min Yoongi-ssi" Jawab Jimin tegas lalu melenggang pergi tanpa menunggu jawaban Yoongi

"Lucu" gumam Yoongi pelan melihat Jimin dari belakang yang sedang berlari kecil menininggalkannya yang masih berdiri ditempat

— ☁ —

ga sabar up chap yang isinya interaksi Yoongi sama Jimin sksksk, jangan lupa vote comment semua chap juseyooo!😠🌟

Sleep Disorder [YoonMin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang