Jam menunjukkan pukul 00.05 saat Jimin menuruni tangga menuju kamar Yoongi yang berada di lantai bawah, ia berjalan dengan cepat karena sedikit takut melihat rumah sebesar ini sepi meski semua lampunya menyala.
Saat sampai di depan pintu kamar Yoongi yang tertutup, Jimin menyemangati dirinya lalu membuka pintu kamar perlahan, berbeda dengan keadaan diluar kamar yang sangat terang kamar Yoongi sangatlah gelap, hanya ada sinar bulan yang masuk melalui cendela besar di sisi kamar. Jimin menyipitkan matanya saat melihat siluet seseorang berdiri diatas sofa menghadap ke cendela. Jantungnya berdegup kencang karena terkejut, namun saat sadar bahwa yang berdiri itu pasiennya, Jimin dengan sigap membuang buku-buku yang ia bawa dan berlari cepat kearah sofa.
Jimin menyambar Yoongi yang sedang berdiri diatas sofa, membuat mereka berdua terjatuh ke lantai bersamaan dengan posisi Jimin diatas Yoongi, ia segera bangkit untuk melihat keadaan Yoongi yang ternyata sedang tertidur.
Jimin meletakkan kepala Yoongi di pahanya dan mulai menepuk pipi Yoongi pelan, berharap pasiennya segera bangun karena sebagian orang yang mengigau atau berjalan dalam tidur biasanya sedang mimpi buruk.
"Yoongi-ssi" Ucap Jimin sambil menepuk pipi Yoongi namun tak mendapat reaksi apapun
Air mata merembes keluar dari mata Yoongi yang masih tertutup rapat, Jimin yang dapat merasakan air mata Yoongi semakin panik karena Yoongi tak kunjung membuka mata. Tamparan kecil Jimin layangkan agar pasiennya membuka mata,
"Yoongi-ssi, bangun!"
"Yoongi-ssi, kau sedang tertidur, ayo bangun! Sesuatu yang kau rasakan sekarang itu mimpi, ayo lawan dan bangun!" Jimin terus berteriak, berusaha membuat Yoongi membuka mata
GREP!
Yoongi yang terbaring dengan kepala dipaha Jimin tiba-tiba membalikkan tubuhnya menghadap ke perut Jimin, ia memeluk Jimin erat dan meredam wajahnya di perut Jimin. Tangisan Yoongi pecah saat membuka mata, Jimin yang tak sadar jika Yoongi sudah bangun semakin panik.
"Min Yoongi-ssi! Dengarkan aku, kau harus bangun!!!" Teriak Jimin
"P-park, a-aku su—" Ucap Yoongi terjeda dengan suara berat
Jimin menghela nafas lega mendengar sahutan Yoongi, pasiennya ternyata sudah sadar. Perlahan Jimin mengulurkan tangannya, membelai surai halus milik Yoongi untuk menenangkan.
"Yoongi-ssi mari ke atas kasur. Lantainya dingin, jika kau terus menangis disini maka kau akan sakit nanti" Ucap Jimin lembut sambil terus membelai rambut Yoongi
Jimin berhenti mengelus saat kepala Yoongi mundur dari posisinya, dengan sigap Jimin segera membantu Yoongi untuk bangun dan berjalan keatas kasur.
"Yoongi-ssi, kau baik-baik saja?" Tanya Jimin khawatir melihat kondisi Yoongi yang acak-acakan, tatapannya kosong dan tubuhnya yang tersandar lemas di kepala kasur.
Ketimbang menjawab, Yoongi lebih memilih menarik tubuh Jimin yang sedari tadi berdiri disebelah kasurnya untuk ia peluk. Ia kembali menanamkan wajahnya di perut Jimin, membuat dokter pribadinya terkejut.
"Bisakah aku tidur sambil memelukmu seperti ini?" Ucap Yoongi
Jimin terdiam, kata katanya seperti tercekat di kerongkongan.
Yoongi menarik salah satu tangan Jimin dan ia letakkan diatas kepalanya, "Aku masih ingin di elus, kumohon malam ini saja"
Jimin semakin terkejut dibuatnya, ia yakin yang didepannya saat ini adalah Min Yoongi kecil, bukan Min Yoongi mengesalkan yang biasa ia hadapi sehari-hari.
"Tentu saja, aku ada disini bersamamu. Kau bisa tidur sekarang, Yoongi-ssi" Jimin mulai menggerakkan jemarinya membuat Yoongi merasa nyaman dan semakin memeluknya erat
KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep Disorder [YoonMin]
FanfictionSleep Violence adalah gangguan tidur terkait dengan perilaku agresif, saat tidur mereka bisa berjalan dan mewujudkan mimpi yang tak dapat mereka capai. Gangguan ini juga berpengaruh terhadap kesehatan, karena kualitas tidur yang buruk. Bagian terbu...